Suluk.ID
Thursday, August 21, 2025
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
Suluk.ID
Home Ngilmu

Aidil Adha atau Idul Adha

by Nurul Fahmi
July 31, 2020
in Ngilmu
Aidil Adha atau Idul Adha
Share on Facebook

Kami sering membaca ungkapan selamat hari raya dalam bahasa Arab yang tertulis dengan kata “aidul / aidil” dan “idul”, baik ketika hari raya adha atau fitri. Manakah dari keduanya itu yang tepat? Mari sejenak kita bahas. Boleh juga sambil menikmati lezatnya sate kambing.

Sebelum terlanjur banyak yang memakai istilah yang kurang tepat, ada baiknya kita sedikit buka- buka kamus. Dalam kamus Al Munawwir, kami tidak menemukan kata “aid / ﻋﻴﺪ”, yang ada yaitu kata “id / ﻋﻴﺪ” yang berarti “hari raya”. Kata “id / ﻋﻴﺪ” sendiri – dalam kamus Al Munawwir- masuk dalam anak kata dari “ﻋﻮﺩ ﻳﻌﻮﺩ، ﻋﺎﺩ،” yang artinya kembali, menjadi, mengunjungi dan lain-lain.

Mari kita tengok dalam kamus yang lain. Dalam kamus Al Munjid tidak jauh beda. Kami tidak menemukan kata “aid / ﻋﻴﺪ” dengan ‘ain yang berharakat fathah, adanya yaitu “id / ﻋﻴﺪ” dengan ‘ain berharakat kasrah. Sama dengan kamus Al Munawwir, “id / ﻋﻴﺪ” masuk dalam anak kata dari “ﻋﻮﺩﺍ – ﻋﺎﺩ” dengan. Dijelaskan -dalam Al Munjid- bahwa “Id / ﻋﻴﺪ” berasal dari “iud / ﻋﻮﺩ” yang kemudian -dengan dii’lal- wawunya diganti dengan ya’.

Dikatakan -masih dalam al Munjid- bahwa dinamakan “id / ﻋﻴﺪ” karena ﻋﻴﺪ atau hari raya itu kembali tiap tahun dengan membawa kegembiraan baru. Jadi, asal kata “id / ﻋﻴﺪ” berarti kembali. Idul Fitri, kembali fitri. Idul adha, kembali adha. Membahas soal arti “fitri” dan “adha”, kiranya bisa di kesempatan yang lain.

Selain dalam dua kamus yang telah kami sebut di atas, kami juga membuka kamus Kontemporer Al Ashri dan kamus Al Ma’ani. Hasilnya sama saja. Alias tidak kami temukan kata “aid / ﻋﻴﺪ” yang digunakan sebagai gandengan “al fitri / ﺍﻟﻔﻄﺮ” maupun “al adha / ﺍﻷﺿﺤﻰ” . Bahkan kami juga tidak menemukan kata “aid / ﻋﻴﺪ” yang bermakna lain. Yang terakhir ini barangkali karena kami kurang lama membuka-buka kamus.

Keburu satenya matang.

Barangkali cukup di sini dulu, intinya tidak ada istilah “aidul atau aidil” untuk digandengkan dengan “fitri” atau “adha”. Adanya yaitu “idul fitri / idil fitri” atau “idul adha / idil adha”. Bagaimana jika Eid Fitri atau Eid Adha? Eid itu cuma salah satu logat Arab saja, sebenarnya kalau ditulis juga sama “ﻋﻴﺪ” (baca: id). Itu seperti Ahmad yang sering ditulis Ahmed. Tapi soal “aidul” dan “aidil” tentu bisa semakin jauh dari asal dan menimbulkan ketidakjelasan penulisan. Soal “dul-dil” itu bukan urusan kamus. Itu urusan i’rab yang dibahas dalam materi Nahwu dasar.
Sekian..

#SELAMAT IDUL ADHA

Nurul Fahmi

Penulis: Terompah Kiai, Pendidik dan Anggota LTN PC. NU Kab. Tuban

Tags: Idul adhaidul Adha dalam bahasa
Previous Post

KKN Virtual IAIN Tulungagung: Desa dan Moderasi Bergama

Next Post

KH. Masduqi Mahfudz dan Pesannya tentang Pekerjaan PNS

Related Posts

Memahami Tren Wacana Untuk Penyampaian Pesan Dakwah Islam

Memahami Tren Wacana Untuk Penyampaian Pesan Dakwah Islam

by Abdur Rohman Assidiis
August 19, 2025
0

Suluk.id, Akhir-akhir ini, dunia jagat maya sedang digencarkan oleh wacana perbincangan filsafat. Hal ini dipicu oleh salah satu sosok yang...

Memaknai Tiga Ekspresi Kemerdekaan

Memaknai Tiga Ekspresi Kemerdekaan

by Nur Aziz Muslim
August 9, 2025
0

Kemerdekaan bukan sekadar hanya bebas dari penjajahan secara fisik, akan tetapi harus dimaknai sebagai suatu keadaan yang disitu bebas dari...

Merangsang Guru PAI Gairah Berliterasi

Merangsang Guru PAI Gairah Berliterasi

by Mukani
July 29, 2025
0

Tradisi literasi di Indonesia masih perlu ditingkatkan karena masih jauh dibanding negara-negara lainnya. United Nations Education, Scientific and Cultural Organization...

AKULTURASI BUDAYA SEBAGAI PILAR MODERASI DI LINGKUNGAN SOSIAL

AKULTURASI BUDAYA SEBAGAI PILAR MODERASI DI LINGKUNGAN SOSIAL

by elhimmah
July 18, 2025
0

Kehidupan masyarakat yang majemuk, perjumpaan budaya dan agama menjadi realitas yang tidak bisa dihindari. Sebut saja di Indonesia. Sebuah negeri...

Next Post
KH. Masduqi Mahfudz dan Pesannya tentang Pekerjaan PNS

KH. Masduqi Mahfudz dan Pesannya tentang Pekerjaan PNS

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sosial Media

Terkait

Di Balik Tisu Murah, Ada Harga Sebuah Kehidupan

Di Balik Tisu Murah, Ada Harga Sebuah Kehidupan

August 20, 2025
Tampilkan Dua Tumpeng Raksasa, Pawai Budaya Etnik Indonesia SMA Negeri 1 Jombang

Tampilkan Dua Tumpeng Raksasa, Pawai Budaya Etnik Indonesia SMA Negeri 1 Jombang

August 20, 2025
Sugeng Tindak KH Muhammad Thoifur Mawardi, Senyumnya Menyejukkan Ucapannya Menenangkan

Sugeng Tindak KH Muhammad Thoifur Mawardi, Senyumnya Menyejukkan Ucapannya Menenangkan

August 19, 2025
Suluk.id - Merawat Islam yang Ramah

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan.

Suluk.ID © 2025

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kerjasama
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan

Suluk.ID © 2025