suluk.id – “Wis tho pokoke dilakoni disik. Sinau meneh. Mesti iso. ” Kalimat ini pesan dari Dian setelah saya meminjam laptopnya untuk mengerjakan soal TOEFL. Dia memotivasi saya agar tidak loyo karena nilai tes bahasa Inggris kondisinya terpuruk. Baginya, sesuatu yang bisa dipelajari pasti bisa ditaklukkan.
Esoknya, saya bertemu dengannya dan membahasnya lagi tentang bahasa Inggris. Saya meminjam laptop untuk melakukan tes remidi bahasa Inggris. Dia berpesan agar saya mencari tempat yang sepi untuk menghadapi tes online itu. Saya menuruti sarannya. Hasil tes cukup memuaskan. Setidaknya hasilnya bisa digunakan untuk syarat mendaftar kebutuhan apapun yang membutuhkan sertifikat itu.
Usai pertemuan itu, kami saling berkabar. Kami saling bertanya tentang persiapan studi lanjut yang akan kami lakukan. Saya dengan seabrek aktivitas akhirnya melupakan rencana studi lebih lanjut. Dian diam-diam tetap berjibaku dengan skor TOEFL yang semakin meroket dan akan bersiap untuk studi lanjut.
Akhir tahun 2022 menjadi tahun keberuntungannya. Dian mendapat kesempatan untuk belajar IELTS selama beberapa bulan dengan bantuan LPDP di kampus luar Jawa. Baginya ini kesempatan emas. Dia tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Dia menjalani dengan bahagia. Hasilnya memuaskan skor IELTS cukup baik.
Sepulang dari kursus yang lama itu, perjumpaan saya dan Dian akan dipenuhi dengan saling memberi motivasi agar saya tetap meluangkan waktu belajar bahasa sehingga bisa bersiap untuk belajar studi lanjut. Pertengahan 2023 kami pun bersepakat untuk mendaftar salah satu beasiswa. Kebetulan, kampus yang kita tuju sudah muncul di aplikasi tersebut. Seperti biasa, saya meminjam laptopnya untuk mengikuti tes skolastik. Tapi kebetulan pas berbarengan dia menggunakannya. Jadi saya meminjam laptop teman yang lain.
Usai ujian beasiswa, kami saling bertanya tentang pengalaman mengerjakan soal-soal skolastik. Saya mengeluh dengan soal yang tidak bisa saya kerjakan dengan sempurna. Dian dengan style-nya yang woles tetap akan melepaskan tawa dan memberikan nasehat. “Pokoke dilakoni disik. Hasil urusan keri.”
Pengumuman tiba. Dia lolos dalam ujian tapi saya tidak. Dia pun bersiap untuk tes wawancara dan beberapa tes lainnya. Sejak itu, saya semakin repot dan jarang berkunjung ke ruangannya. Hingga saya tidak tahu seperti apa perkembangan hasil beasiswanya.
Persis akhir November 2023 saya mendengar kabar Dian tengah menjalani operasi. Setelah itu saya tidak ada kabar lagi. Akhirnya, saya mendapatkan kabar kondisi Dian pasca operasi membuatnya tidak bisa lagi bekerja. Dia harus istirahat total.
Awal Desember 2023, saya mencoba menghubunginya melalui whatsapp. Dia membalas dengan mengabari sejak awal Oktober dirinya memang sudah opname di rumah sakit. Dia meminta doa agar segera sembuh.
Mendengar kabar tersebut, hati saya makdek. Dian yang begitu kuat harus terbaring lunglai di atas dipan rumah sakit. Pikiran saya langsung teringat pada anaknya yang masih 4 tahun. Ya, kami sama-sama memiliki anak kecil. Dian pernah bercerita harus hidup berjauhan dengan suaminya karena urusan pekerjaan. Sekali waktu dia harus membawa anaknya ke kampus atau bahkan ke kelas sambil dirinya mengajar.
Dian adalah perempuan tangguh yang pernah saya kenal. Bekerja dengannya selalu penuh dengan sat set wat wet. Semua akan beres. Seorang pimpinan di kampus pernah berkata jika urusan kegiatan di kampus dan di sana ada Dian Risdi, maka kegiatan tersebut akan beres dan sukses.
Pagi ini, 7 Januari saya terlambat menyalakan gawai. Sebuah grup yang beberapa pekan lalu sering mengundang doa bersama untuk kesembuhan Dian secara online tetiba mengabarkan Dian Risdi telah meninggalkan kita semua. Kabar itu diketik pada pukul 23.34 Sabtu 6 Januari. Semua orang terkejut. Kami semua kehilangan. Kami tidak akan melihat lagi senyumnya di setiap acara yang diselenggarakan pihak rektorat. Kami tidak akan menjumpai sosok yang ramai dan selalu ceria. Tidak ada lagi yang ngobraki saya jika duduk di belakang saat acara.
Dian telah pergi. Tapi semangat dan Ikhlasnya dalam bekerja akan terus membersamai kita semua. Sugeng tidak Mak. Kami semua mendoakanmu. Awakmu Wong Apik lan Ikhlas.
Redaktur suluk.id