Suluk.id – Kali ini aku akan bercerita mengenai perjumpaan dengan teman lamaku. Tepatnya sekitar dua bulan yang lalu aku mendengar dari banyak orang di sekitar mulai membicarakan temanku yang satu ini. Memang ia cukup populer diantara teman-temanku lainnya. Karena menurut beberapa orang, ia membawa kebaikan, membawa perdamaian, hingga kegembiraan.
Temanku ini juga sangat dekat sekali dengan para pemuka agama, para Kyai, Ustadz, atau guru-guru madrasah. Mereka dari beberapa bulan lalu mulai sering menceritakannya di berbagai waktu dan kesempatan. Aku pun senang mendengarkan cerita dari mereka. Karena sudah lama sekali sekitar satu tahun lebih kita tidak bertemu. Ada hal-hal yang membuat hati ini semakin rindu ketika menghabiskan waktu dengannya. Rindu serindu rindunya, begitu mungkin ungkapan yang bisa aku sampaikan. Walaupun tidak bisa mewakili semua perasaan rindu yang aku rasakan.
Awal bulan lalu, semakin dekat pula perjumpaan dengan temanku yang satu ini. Memang luar biasa, ia disambut banyak orang. Orang-orang banyak menghitung hari hingga meneropong perjalanannya untuk disambut dengan hangat ketika sudah sampai. Hingga kabarnya ia datang tepat di antara tanggal 11 dan 12 Maret 2024. Senang sekali mendengar keputusan itu. Tak lupa aku dan orang-orang memasang lebar-lebar banner ucapan “Marhaban – Selamat Datang” untuk menyambutnya. Sebagai salah satu bentuk antusias atas kedatangannya.
Akhirnya Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala Tuhan Semesta Alam, masih mempertemukanku dengannya setelah sekian lama, satu tahun berlalu berpisah. Akan tetapi aku juga mendengar banyak orang-orang tidak bisa berjumpa dengannya mendekati kedatangannya. Apalah daya, takdir tidak bisa dihindari. Ketika datang pun aku langsung memeluknya erat, dan berniat dalam hati akan menjamunya dengan baik bersama orang-orang yang juga akan ia kunjungi selama satu bulan penuh.
Allah SWT dan Rasul-Nya memerintahkanku dan orang-orang yang menemui temanku ini untuk menjamu dengan baik, memaksimalkan kehadirannya untuk mendulang kebaikan selama kurang lebih satu bulan ke depan. Yang aku sukai, kehadiran temanku ini membawa perintah langsung dari Allah SWT untuk mengajarkan banyak hal. Mulai dari belajar menahan hawa nafsu, melatih kesabaran, memperbaiki ibadah wajib, menambah ibadah-ibadah sunah, berbagi dengan sesama, hingga menjalin kerukunan umat.
Berbeda dengan rutinitas sebelumnya, ketika temanku datang, masjid-masjid lebih sering terlihat ramai, siang hari masjid penuh kipas hingga AC dibuka untuk orang-orang yang sekedar ‘ngaso’ mendinginkan badan di kala terik matahari menyengat, tentu dibarengi niat berdzikir mendekatkan diri. Lebih ramai lagi ketika menjelang magrib hingga malam hari yang berturut-turut toa masjid mengumandangkan pengajian dan tadarus Al-Qur’an. Ternyata temanku ini sungguh membawa perubahan sosial keagamaan yang signifikan dan menyenangkan.
Namun, aku harus juga meminta maaf, ternyata aku belum bisa menjamunya dengan maksimal menjalankan perintah dan sunah ketika temanku datang. Hiruk pikuk dunia selalu menjadi alasan utama. Entah itu karena kesibukan dengan pekerjaan, atau memang tabiat malasku untuk melakukan nya. Aku juga tidak bisa playing victim menyalahkan faktor apa saja yang membuatku seperti itu. Hal itu murni dari diriku sendiri yang kurang mempersiapkan diri. Tentu tinggal penyesalan yang menyertai.
Terasa atau tidak, seperti baru kemarin, ternyata satu bulan telah berlalu. Temanku telah selesai menjalankan tugas membersamaiku dan orang-orang. Tentu ia akan pamit untuk pergi lagi. Entah akan kembali atau tidak pada tahun depan. Demikian sebaliknya, aku dan orang-orang masih diberikan kesempatan kesekian kalinya untuk bertemu dan memaksimalkan jamuan atau kali ini terakhir kalinya.
Kebahagiaan terakhir atas kedatanganmu sebagai hadiah akan kami sambut dengan bahagia penuh suka cita pula. Takbir berkumandang, petasan meletup bersahut-sahutan, ucapan selamat dan maaf saling berbalas, hingga anjang sana anjang sini untuk saling berbagi.
Pada tahun ini memang aku belajar banyak darimu teman, bahwa dinamika perubahan kehidupan selalu ada. Niat dan membiasakan diri (istiomah) menjadi bekal mempermudah menjalankan perintah yang wajib dan sunah. Akan tetapi harus aku syukuri, setidaknya sedikit ibadah dan kebaikan lain yang aku lakukan bersama orang-orang, termasuk catatan ini ketika kamu datang, dapat menjadi bukti bahwa aku pernah menyambutmu dengan baik. Sehingga menjadikan Tuhanmu, Allah SWT dan Rasul-Nya ridho kepadaku dan orang-orang yang menjalankan perintahmu serta menjauhi laranganNya (orang-orang bertaqwa).
Ketika berpisah, sedih haru sudah pasti. Tinggal ucapan terima kasih banyak telah menemani, mohon maaf, dan selamat jalan. Semoga kita bisa bertemu kembali dalam keadaan ku yang jauh lebih baik serta dapat menyambutmu dengan lebih maksimal. Wallahu A’lam. Catatan untuk temanku : bulan suci Ramadhan.(mrc)
Islamic digital activist. Mugi Barokah Manfaat