Kulon Progo, Sabtu 19 Juli 2025, terasa berbeda dari biasanya. Tawa ceria dan semangat anak-anak memenuhi halaman Posko KKN Nusantara. Pukul 09.00 hingga 11.00, sekelompok mahasiswa KKN yang dipandu oleh Sekar, Ratna, dan Lisna menggelar kegiatan bertajuk Lapak Baca sebuah inisiatif sederhana namun bermakna dalam menanamkan semangat literasi sejak dini.
Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 20 anak dari berbagai usia di dusun tersebut. Tidak hanya anak-anak, beberapa ibu juga tampak turut serta menunjukkan antusiasme warga yang tinggi terhadap kegiatan edukatif ini. Dengan pendekatan yang menyenangkan dan ramah anak kegiatan dimulai dengan sesi perkenalan dan senam pagi bersama. Suasana menjadi lebih hidup saat permainan dimulai. Ada tepuk tangan ritmis, permainan ular naga, hingga lawan kata semuanya dirancang untuk melatih konsentrasi, kerja sama, dan kemampuan berbahasa anak-anak.
Salah satu momen paling berkesan adalah saat Niken, anggota tim KKN lainnya memperkenalkan bahasa isyarat kepada anak-anak. Dengan penuh semangat, ia mengajarkan berbagai gestur dasar. Anak-anak terlihat menikmati sesi ini dengan serius namun tetap penuh tawa. Bahkan beberapa anak mencoba menirukan kembali isyarat yang mereka pelajari dengan semangat yang luar biasa.
Konsep Lapak Baca ini memang dirancang menyesuaikan dengan usia dan kebutuhan anak-anak. Tidak hanya fokus pada membaca buku, kegiatan ini juga membuka ruang untuk menggambar, bercerita, hingga pengenalan keterampilan sosial melalui permainan edukatif. Pendekatan ini menunjukkan bahwa literasi tidak hanya terbatas pada kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga mencakup komunikasi, pemahaman, dan ekspresi.
Ke depan, kegiatan Lapak Baca tidak akan berhenti di satu pertemuan ini saja. Tim KKN Nusantara merencanakan untuk melanjutkan program ini di minggu-minggu berikutnya, dengan rencana besar membentuk taman baca di ruang-ruang publik seperti pos ronda, masjid, dan mushola. Harapannya taman baca ini dapat menjadi ruang edukatif yang berkelanjutan bagi anak-anak dan masyarakat luas.
Inisiatif ini menjadi bukti bahwa dengan niat baik dan pendekatan yang tepat, membangun budaya literasi bisa dimulai dari langkah-langkah kecil di tingkat Dusun. Selain memberi manfaat edukatif kegiatan ini juga mempererat hubungan sosial antara mahasiswa KKN dan masyarakat setempat. Interaksi yang dibangun tidak semata-mata bersifat formal, melainkan tumbuh dalam suasana kekeluargaan yang hangat dan kolaboratif.
Lapak Baca adalah contoh nyata bagaimana pengabdian masyarakat oleh mahasiswa tidak hanya berhenti pada konsep teoritis, tetapi juga menjelma menjadi aksi nyata yang berdampak. Menumbuhkan kecintaan terhadap literasi sejak dini adalah investasi sosial jangka panjang yang barangkali tidak langsung tampak hasilnya, tetapi pasti akan berpengaruh besar di masa depan.