Kulon Progo_ Pagi akrab di Posko KKN Kanoman Dua, Kulon Progo pada Selasa, 15 Juli 2025. Tepat pukul 10.00 hingga waktu salat Zuhur seluruh mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata bersama Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) melangsungkan kegiatan monitoring dan evaluasi. Namun, berbeda dari forum formal biasanya, kegiatan ini dikemas secara sederhana namun penuh makna lesehan bersama sambil ditemani kopi hangat dan buah pepaya khas desa, simbol keakraban dan kearifan lokal.
Monitoring ini bukan sekadar agenda administratif. Sebagai fasilitator utama lapangan DPL Dosen yang kerap disapa Pak Ali Usman ini merasa memiliki tanggung jawab strategis dalam mengawal keberlangsungan dan keberhasilan program kerja mahasiswa. Maka dialog santai ini menjadi ruang penting untuk mendengarkan laporan kemajuan, menggali kendala teknis, serta memperjelas sistem kerja dari masing-masing kelompok kerja mahasiswa.
Dalam forum tersebut DPL menekankan pentingnya transparansi teknis setiap program mulai dari perencanaan hingga metode implementasi. Mahasiswa pun diberikan kesempatan untuk memaparkan apa yang telah mereka lakukan selama satu minggu terakhir. Ternyata capaian awal mereka cukup menggembirakan. DPL menyampaikan apresiasi atas inisiatif mahasiswa yang telah melakukan observasi serta sensus lapangan secara intensif. Kegiatan ini menjadi pondasi utama dalam menggali potensi dusun, mengenali permasalahan, serta merancang program yang tepat sasaran.
Tak hanya berhenti pada evaluasi teknis, DPL juga menyampaikan arahan substantif terkait orientasi kegiatan KKN. Menurutnya keberhasilan program tidak hanya diukur dari jumlah kegiatan yang dijalankan, tetapi juga dari sejauh mana warga dusun dilibatkan secara aktif. Oleh karena itu DPL mengajak mahasiswa untuk terus membangun kedekatan dengan masyarakat, menjadikan warga bukan sekadar objek, tetapi sebagai subjek pembangunan.
Lebih lanjut DPL menekankan pentingnya empat pilar pembangunan sebagai acuan dalam menyusun dan melaksanakan program kerja. Empat pilar tersebut adalah pembangunan sosial (seperti pendidikan, kesehatan, dan kebudayaan), pembangunan ekonomi (pemberdayaan UMKM dan pertanian), pembangunan lingkungan (pengelolaan sampah dan pelestarian alam), serta pembangunan layanan keagamaan (penguatan nilai spiritual dan praktik keagamaan masyarakat). Keempatnya dianggap sebagai fondasi utama dalam mewujudkan keberlanjutan dan kemandirian masyarakat desa.
Kegiatan monitoring ini berakhir menjelang waktu Zuhur dengan suasana yang lebih akrab dan penuh semangat. Tak sekadar evaluasi, momen ini menjadi ruang kontemplatif antara mahasiswa dan dosen untuk menyelaraskan niat, meneguhkan komitmen, serta memperkuat sinergi dalam proses pengabdian masyarakat. Di balik kesederhanaannya, acara lesehan dengan kopi dan pepaya ini justru menjadi cerminan dari semangat gotong-royong dan pendekatan humanis yang menjadi roh utama KKN. Dengan arahan yang jelas dari DPL dan partisipasi aktif dari mahasiswa, diharapkan KKN di Kanoman Dua tak hanya meninggalkan jejak program, tetapi juga warisan nilai dan perubahan yang berkelanjutan.