Suluk.ID
Sunday, June 15, 2025
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
Suluk.ID
Home Kekabar

Pelatihan Penulisan Buku Ajar: Dorong Dosen Menulis Berdasarkan Keilmuan dan Pengalaman Empiris

by Muchamad Rudi C
June 11, 2025
in Kekabar
Pelatihan Penulisan Buku Ajar: Dorong Dosen Menulis Berdasarkan Keilmuan dan Pengalaman Empiris
Share on Facebook

Suluk.id, Kediri – Penulisan buku ajar tak sekadar menyusun materi kuliah, namun juga menjadi bentuk otoritas keilmuan dosen yang harus disusun secara sistematis dan berbasis referensi kuat. Hal itu menjadi penekanan utama dalam kegiatan Pelatihan Penulisan Buku Ajar yang digelar Fakultas Psikologi bersama Fakultas Dakwah dan Ushuluddin Universitas Islam Tribakti (UIT) Lirboyo Kediri pada Selasa, 10 Juni 2025, di Ruang Kelas A Pascasarjana.

Kegiatan pelatihan menghadirkan dua narasumber praktisi penerbitan yakni Abdur Rahim, S.S., M.Pd., selaku Manajer Kerjasama dan Penerbitan CITILA Grup, dan Andung F.W, Editor Intelegensia Media. Secara langsung memberikan pembekalan sekaligus contoh praktik tentang bagaimana menulis dan menyusun buku ajar yang sesuai dengan kebutuhan akademik, karakter mahasiswa, serta standar penerbitan nasional.

Abdur Rohim menekankan pembuatan buku ajar mudah untuk dilakukan oleh seorang pengajar. Karena referensi pembelajaran sudah sering disampaikan kepada mahasiswa. Sehingga dapat menjadi modal yang cukup untuk dikembangkan menjadi sebuah buku ajar. 

“Referensi akumulasi pengetahuan dalam ingatan itu ada. Bisa minimal sepuluh referensi. Maka itu sudah modal yang cukup untuk bisa menjadi, dikembangkan menjadi sebuah buku ajar” jelasnya.

Dalam paparannya, Abdur Rahim menekankan bahwa buku ajar harus ditulis oleh dosen sesuai dengan bidang keilmuannya. Ia menegaskan pentingnya konsistensi dalam madzhab keilmuan agar tidak terjadi konflik krama atau kekaburan etika dan otoritas. “Saya beberapa kali menolak naskah meskipun ditulis oleh Profesor atau Doktor, karena bidang tulisannya tidak sesuai dengan latar belakang akademiknya. Ini problem akademik,” tegasnya.

Abdur Rahim juga menyoroti bahwa buku ajar idealnya mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), agar bisa dinilai tinggi oleh asesor. “Nah, buku ajar yang seringkali dinilai tinggi oleh asesor kalau harus menyampaikan buku ajar yang jenengan pakai” ungkapnya.

Masih menurutnya, buku ajar yang baik harus memperhatikan struktur isi, ritme pembaca, serta keberpihakan terhadap kebutuhan pembelajaran. “komposisi halaman pada masing-masing bab. Misalnya satu bab untuk satu tatap muka, tiga puluh halaman. Maka di tatap muka berikutnya, kalau memang menjadi satu bab, jangan jauh-jauh dari tiga puluh halaman” tambahnya.

Selain itu, penting dicatat, menurut Abdur Rohim  bagaimana menghadirkan buku sesuai klasifikasinya. Penentuan klasifikasi buku dapat didasarkan pada hasil riset yang memuat objek formal dan materialnya. 

“untuk buku ajar atau buku yang berbasis riset, apakah itu buku ajar, buku monograf, atau buku referensi, chapter itu karakternya seperti referensi. Semua karya tulis ilmiah itu pada dasarnya ada objek formalnya atau subjek materialnya atau konteksnya. Konteks itu bisa tempat, bisa subjek, bisa objek, macam macam lah”. paparnya.

Sementara itu, Andung F.W lebih menekankan pada aspek teknis penulisan dan keterhubungan antara penulis dan mahasiswa. Menurutnya, buku ajar yang ditulis sendiri oleh dosen akan lebih relevan dan kontekstual dengan budaya serta kebutuhan mahasiswa di kampus masing-masing. “Jangan-jangan materi yang dibaca ketika diambil di luar itu tidak nyambung disini, nah itu pentingnya buku ajar ditulis oleh dosennya masing-masing. Itu poin pentingnya sebenarnya. ” ujarnya.

Ia juga memberikan arahan mengenai gaya bahasa dan struktur kalimat agar tidak membingungkan pembaca. Terlebih pembaca dari generasi Z dan Alpha “untuk memudahkan sasaran pembacanya, bahasanya yang dimuliakan dan juga penyajiannya seperti apa. Kami punya pedoman agar satu kalimat maksimal delapan kata, atau maksimal empat belas kata. Karena semakin panjang kalimat, semakin capek dan membingungkan pembaca, apalagi Gen Z dan Gen Alpha,” terang Andung.

Tidak hanya itu, memberikan tips dan trik kepada peserta pelatihan untuk mulai memetakan bahan dasar buku ajar dari hasil riset, skripsi, tesis, disertasi, atau materi perkuliahan yang telah mereka ajarkan. 

“Buku ajar yang berasal dari belajar teoretis, ya pasti Bapak Ibu semuanya punya pegangan semuanya buku ajar dalam mengajar, kemudian ada campuran teoritis dan juga empiris” tambahnya.

Pada kesempatan sambutannya, Dekan Fakultas Psikologi, Beti Malia Rahma Hidayati, M.Psi., Psikolog mengungkapkan ucapan terima kasih kepada pemateri dan berharap setelah pelatihan, tidak hanya berakhir dalam satu hari saja. “Tetapi nanti dapat menghasilkan karya buku yang langsung didampingi oleh narasumber”. ungkpanya.(mrc).

Muchamad Rudi C

Islamic digital activist. Mugi Barokah Manfaat

Tags: Buku AjarKediriPenulisanUIT Lirboyo
Previous Post

Fatayat NU Rejoso Gelar Rutin, Solidkan Anggota dan Istikomah Cari Ilmu

Next Post

Urgensi Pesantren Bagi Generasi Milenial

Related Posts

Ashabus Shuffah, Gencarkan Kayangan Bersholawat

Ashabus Shuffah, Gencarkan Kayangan Bersholawat

by Mukani
June 15, 2025
0

Suluk.id, Jombang - Rutinan Kayangan Bersholawat digelar di Mushola Al-Mubarok, Sabtu (14/6) malam. Dihadiri sekitar 100 jamaah, kegiatan berlangsung sederhana...

Wajah Muda Baru Mewarnai Pelantikan IPNU dan IPPNU Ranting Brambang

Wajah Muda Baru Mewarnai Pelantikan IPNU dan IPPNU Ranting Brambang

by Rama Tegar Kirana
June 14, 2025
0

Suluk.id, Jombang - Pimpinan Ranting (PR) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Desa Brambang...

Fatayat NU Rejoso Gelar Rutin, Solidkan Anggota dan Istikomah Cari Ilmu

Fatayat NU Rejoso Gelar Rutin, Solidkan Anggota dan Istikomah Cari Ilmu

by Redaksi
June 8, 2025
0

Suluk.id, Nganjuk - Sedikitnya 100 peserta menghadiri pengajian rutin di Masjid Baitul Mukminin Desa Sidokare, Minggu (8/6). Acara digelar Pimpinan...

Gandeng Juleha, Pesantren Seblak Tebar Daging Kurban

Gandeng Juleha, Pesantren Seblak Tebar Daging Kurban

by Mukani
June 7, 2025
0

Suluk.id, Jombang - Pondok dan Madrasah Salafiyah Syafi'iyah Seblak Diwek membagikan daging kurban, Sabtu (7/6). Kegiatan ini menggandeng Juru Sembelih...

Next Post
Urgensi Pesantren Bagi Generasi Milenial

Urgensi Pesantren Bagi Generasi Milenial

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sosial Media

Terkait

Ashabus Shuffah, Gencarkan Kayangan Bersholawat

Ashabus Shuffah, Gencarkan Kayangan Bersholawat

June 15, 2025
Wajah Muda Baru Mewarnai Pelantikan IPNU dan IPPNU Ranting Brambang

Wajah Muda Baru Mewarnai Pelantikan IPNU dan IPPNU Ranting Brambang

June 14, 2025
Urgensi Pesantren Bagi Generasi Milenial

Urgensi Pesantren Bagi Generasi Milenial

June 12, 2025
Suluk.id - Merawat Islam yang Ramah

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan.

Suluk.ID © 2025

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan

Suluk.ID © 2025