Suluk.id, Tulungagung, 9 Juli 2025 — Ketua Tanfidziah PCNU Tulungagung, Dr. KH. Bagus Ahmadi, M.Sy., M.Pd.I, menyampaikan urgensi penyusunan basis data yang kuat bagi organisasi Nahdlatul Ulama dalam sambutannya pada kegiatan Bimbingan Teknis Pengisian Instrumen NU MAP, yang diselenggarakan di Aula Gedung Prajnaparamita UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Rabu (9/7). Pemilihan lokasi kegiatan bimtek menjadi salah satu bukti sinergi sinergitas dengan riset perguruan tinggi yang di dalam prosesnya banyak melibatkan periset dari UIN SATU Tulungagung.
Kegiatan bimtek dihadiri oleh kader-kader NU dari berbagai Majelis Wakil Cabang (MWC), lembaga dan Banom, serta tim dari Lakpesdam PCNU Tulungagung yang akan menjadi motor penggerak dalam menyusun data-data kelembagaan, pendidikan, sosial, hingga keagamaan berbasis wilayah PCNU Tulungagung.
Dalam kesempatannya, KH. Bagus Ahmadi menegaskan bahwa PCNU Tulungagung perlu memiliki bank data yang lengkap, valid, dan mudah diakses. Menurutnya, selama ini PCNU sering kesulitan menjawab pertanyaan-pertanyaan dasar seperti jumlah masjid NU, Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ), maupun lembaga pendidikan formal milik NU.
“Sudah sejak lama saya merencanakan dan mengimpikan bagaimana PCNU Tulungagung itu mempunyai basic data yang kuat. Kita punya data yang sewaktu-waktu kita butuhkan, langsung ready,” tegas beliau.
Ia menilai bahwa perencanaan program akan lebih efisien dan tepat sasaran jika berbasis data. Untuk itu, PCNU menggandeng Lakpesdam untuk menjadi pelaksana teknis dalam penyusunan dan pengelolaan data ini. Menurutnya, data yang riil dan valid akan menjadi landasan dalam merumuskan kebijakan-kebijakan yang berdampak nyata bagi warga NU dan masyarakat secara umum.
“Kalau kita bekerjasama dengan pihak luar seperti pemerintah kabupaten atau lembaga lain, mereka pasti akan menanyakan data. Misalnya dalam isu stunting, kita bisa tahu jumlah keluarga NU yang terdampak jika punya data. Maka, kita butuh PCNU dalam angka,” terang KH. Bagus.
Beliau juga menyebutkan pentingnya pemetaan (mapping) data berbasis wilayah. Melalui program NU MAP, tidak hanya jumlah lembaga yang akan diketahui, tetapi juga lokasi geografisnya secara akurat. Sehingga akan sangat membantu dalam pengambilan keputusan dan kolaborasi lintas sektor.
“Kalau nanti kita mendaftarkan lembaga pendidikan, tidak hanya jumlahnya tapi juga letaknya bisa diketahui. Jadi muncul peta yang menunjukkan letak TPQ atau madrasah. Ini kerja sama yang membutuhkan keseriusan dan perhatian besar dari kita semua,” lanjutnya.
KH. Bagus Ahmadi mengingatkan bahwa kegiatan pengumpulan data adalah bentuk khidmah kepada NU dan umat Islam, bukan untuk mencari keuntungan finansial. Ia mengapresiasi seluruh peserta yang hadir dan bersedia meluangkan waktu di tengah kesibukan mereka untuk terlibat dalam proses penyusunan data ini.
“Kegiatan ini tidak ada biayanya, tidak ada yang menggaji. Tapi ini khidmah kita. Kita niati sebagai perjuangan, insya Allah akan muncul keberkahan dan rezeki dari arah yang tak terduga,” tutur beliau penuh semangat.
Ia menutup sambutan dengan doa dan harapan agar seluruh peserta bisa menjalankan tugasnya dengan istiqamah, dan data-data yang dikumpulkan bisa menjadi tonggak kebangkitan manajemen modern NU di Tulungagung. Selain itu, beliau juga mengajak semua pihak untuk berkoordinasi aktif di tingkat MWC maupun Ranting, agar proses pengumpulan data berjalan merata dan menyeluruh.
“Semoga Allah memberi kekuatan kepada kita semua. Data-data yang kita geluti semoga menjadi ladang amal kita, dan dari data kita bisa membuat kebijakan yang lebih baik. Sholawat, salam, dan ridho Nabi Muhammad SAW semoga menyertai langkah kita,” ungkapnya.
Sebelumnya, Ketua Lakpesdam NU PCNU Tulungagung, Sahrul Munir memaparkan bahwa kegiatan bimbingan teknis menjadi tindak lanjut dari pertemuan – pertemuan sebelumnya. Menurutnya, dengan program NU MAP perlu melibatkan hingga ke tingkat akar rumput.
“Ini tentu semuanya sinergi ini bisa kita jalankan dalam rangka untuk mencapai satu program yang sudah dijalankan baik dari PBNU, PWNU, PCNU. Hasil pekerjaan yang ada di Tulungagung ini bisa diintegrasikan sesuai dengan harapan-harapan organisasi ”paparnya.
Mantan ketua GP Ansor cabang Tulungagung tersebut, menyampaikan bahwa potensi sumber daya manusia, sosial, dan kreativitas organisasi Nahdlatul Ulama’ sangat luar biasa hanya belum tersaji secara profesional. “Penyajian data ini harapan kami menjadi sebuah penyajian data konkrit, paripurna atau komprehensif profil Nahdlatul Ulama di Tulungagung” terangnya (mrc).

Islamic digital activist. Mugi Barokah Manfaat