Saturday, July 12, 2025

Tag: nahdlatul ulama

Menuju PCNU Tulungagung dalam Angka: Dr. KH. Bagus Ahmadi Tegaskan Pentingnya Data dalam Perencanaan Organisasi

Suluk.id, Tulungagung, 9 Juli 2025 — Ketua Tanfidziah PCNU Tulungagung, Dr. KH. Bagus Ahmadi, M.Sy., M.Pd.I, menyampaikan urgensi penyusunan basis data yang kuat bagi organisasi Nahdlatul Ulama dalam sambutannya pada kegiatan Bimbingan Teknis Pengisian Instrumen NU MAP, yang diselenggarakan di Aula Gedung Prajnaparamita UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Rabu (9/7). Pemilihan lokasi kegiatan bimtek menjadi salah satu bukti sinergi sinergitas dengan riset perguruan tinggi yang ...

Read moreDetails

Gelar Musker, Ranting NU Sukorejo Perkuat Program Kerja

Suluk.id, Nganjuk - Sedikitnya 40 pengurus Ranting NU Sukorejo Kecamatan Rejoso yang terdiri dari para pengurus ranting, banom dan lembaga berkumpul, Minggu (4/5/) di kediaman lmam Hambali, ketua ranting NU Sukorejo untuk memperkuat realisasi program kerja yang sudah disusun sebelumnya ranting NU Desa Sukorejo. Kiai Muhammad Musta'in, selaku Rais Syuriah Ranting NU Sukorejo membuka acara dengan do'a bersama dan tahlil. Pada kesempatan sambutannya, ia menyampaikan ...

Read moreDetails

UIN SATU Tulungagung Perkuat Inklusi Kampus dengan Fokus pada Layanan Lansia

Suluk.id, Tulungagung — UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (UIN SATU) semakin memperkuat posisinya sebagai kampus inklusi dengan fokus pada kesejahteraan lansia melalui penyelenggaraan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk "Beribadah Bersama Lansia", Sabtu, 12 Oktober 2024. Acara ini dihadiri oleh tokoh-tokoh penting seperti KH. Ishfah Abidal Aziz, Mariana Hasbie, Hasanudin Ali, Dr. Mahmud Syaltout, dan Wibowo Prasetyo, serta sejumlah tokoh agama dan pejabat Kemenag Jawa Timur. ...

Read moreDetails

Lakpesdam PBNU Gelar Roadshow Bedah Buku Prof Ismail Fajrie Alatas di Empat Kampus di Pulau Jawa

Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) mengadakan roadshow bedah buku karya Prof Ismail Fajrie Alatas yang berjudul "What Is Religious Authority?". Kegiatan ini dilakukan di empat kampus di Pulau Jawa, dimulai dari UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung pada Selasa, 27 Februari 2024. Kemudian, dilanjutkan di Universitas Trunojoyo Madura pada 28 Februari 2024, UIN KHAS Jember pada 29 Februari ...

Read moreDetails

KH. Mas Alwi dan Warung Kecil di Jalan Sasak

Dalam sejarah berdirinya NU, ada satu nama besar yang seolah hilang ditelan zaman. Dalam awal-awal rencana berdirinya Nahdlatu Ulama, ada tokoh sentral yang perannya sangat besar bagi organisasi ini. KH. Mas Alwi bin Abdul Aziz namanya. Kiai Mas Alwi bersama Mbah Wahab (KH. Wahab Chasbullah) dan Kiai Ridwan Abdullah (pencipta lambang NU) merupakan "orang lapangan" yang bergerak secara aktif sebelum dan sesudah NU berdiri. Seperti ...

Read moreDetails

Mbah Muhdhor: Pencetak Generasi Ulama

Mbah Muhdhor berasal dari Lasem Rembang. Beliau adalah salah satu santri dari Mbah Shomadiyah Makamagung Tuban. Mbah Muhdhor pernah diambil menantu oleh Mbah Shomadiyah namun pernikahannya kandas di tengah. Setelah itu, ia nikah lagi dengan Mbah Syamsiyah dan menetap di daerah Sidoarjo. Dari pernikahannya itu mereka dikarunia tiga anak: Mondoliko, Pinang dan Singopuro. Ketiga nama anak itu kedengarannya memang agak aneh. Nama-nama itu lebih mirip ...

Read moreDetails

Pesantren Al-Hamdaniyah, Tempat Nyantrinya Tokoh-Tokoh NU

Pondok pesantren disebut sebagai lembaga pendidikan tertua di Indonesia sebagai tempat pembelajaran sekaligus ruang dakwah. Di Jawa Timur ada beberapa pondok yang tergolong tua, yang sudah berhasil mencetak santri-santri hebat yang kemudian menjadi tokoh dan ulama besar. Pondok Pesantren Al-Hamdaniyah salah satunya. Pondok Pesantren Al-Hamdaniyah yang terletak di Siwalanpanji Sidoarjo merupakan pesantren tertua yang ada di Jawa Timur. Pondok Pesantren yang didirikan pada tahun 1787 ...

Read moreDetails

NU Sejati, NU Pedati, dan NU Merpati

Secara kasat mata, jumlah warga NU (nahdliyyin) yang tersebar di seantero nusantara tidak bisa dihitung. Banyak di antara mereka yang tersebar di kota, sedangkan yang tinggal di desa tak terhitung lagi jumlahnya.  Mereka yang tersebut kemudian dipilah lagi menjadi dua bagian, yaitu warga NU kultural dan warga NU struktural. Warga NU kultural menunjuk pada sekelompok masyarakat awam yang secara tradisi mengikuti amaliah-amaliah NU, seperti tahlilan, ...

Read moreDetails

Sosial Media

Terkait