Suluk.ID
Sunday, July 13, 2025
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
Suluk.ID
Home Pepanggen

Pesantren Al-Hamdaniyah, Tempat Nyantrinya Tokoh-Tokoh NU

by Edi Eka S
July 3, 2019
in Pepanggen
Pesantren Al-Hamdaniyah, Tempat Nyantrinya Tokoh-Tokoh NU
Share on Facebook

Pondok pesantren disebut sebagai lembaga pendidikan tertua di Indonesia sebagai tempat pembelajaran sekaligus ruang dakwah. Di Jawa Timur ada beberapa pondok yang tergolong tua, yang sudah berhasil mencetak santri-santri hebat yang kemudian menjadi tokoh dan ulama besar. Pondok Pesantren Al-Hamdaniyah salah satunya. Pondok Pesantren Al-Hamdaniyah yang terletak di Siwalanpanji Sidoarjo merupakan pesantren tertua yang ada di Jawa Timur.

Pondok Pesantren yang didirikan pada tahun 1787 Oleh KH. Hamdani telah berhasil mencetak ulama-ulama besar di tanah Jawa. Sekilas tidak ada yang istimewa dari bangunan tuaitu, tetapi sejarah telah membuktikan bahwa Hadratusyeh KH. Hasyim Asyari, seorang ulama besar dan pendiri NU pernah nyantri di Pesantren Al-Hamdaniyah yang waktu itu diasuh oleh KH. Ya’qub.

Selain Hadratusyeh KH. Hasyim Asyari, ada beberapa nama besar yang juga pernah nyantri di sana, kesemuanya adalah orang-orang alim yang turut membidani berdirinya organisasi terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama.

Ada nama KH. Asad Samsul Arifin (Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Situbondo), KH. Ridwan Abdullah (Pencipta Lambang NU), KH. Alwi bin Abdul Aziz (pencetus nama Nahdlatul Ulama), KH. Wahid Hasyim (putra Hadratusyeh KH. Hasyim Asyari) dan banyak lagi.

Pondok pesantren memiliki peran yang sangat vital di Indonesia, selain tempat belajar Agama Islam, di beberapa pesantren di Indonesia juga digunakan sebagai markas besar para ulama pada masa penjajahan. Pondok Pesantren Al-Hamdaniyah tidak luput dari peran penting itu, selain sudah berhasil mencetak ulama besar, Pondok Pesantren Al-Hamdaniyah juga digunakan tempat Markas Besar Oelama pada masa perjuangan 10 November di Surabaya.

KH. Wahab Chasbullah sering mengundang para ulama se-Jawa Madura untuk berkumpul di Pondok ini bersama para pejuang-pejuang lainnya. termasuk juga tempat pertemuan antara Presiden Soekarno, Bung Hatta dan Bung tomo beserta Ulama lainya untuk mengatur strategi perjuangan melawan penjajah.

Pondok Pesantren Al-Hamdaniyah merupakan saksi sejarah bangsa ini dalam mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan.

Bangunan bersejarah yang sangat sederhana ini masih tetap di pertahankan apa adanya. Termasuk kamar Hadratusyeh KH. Hasyim Asyari, kamar beliau yang hanya berdinding kayu dan bersekat anyaman bambu yang digunakan selama nyantri masih utuh dan terawat, tidak dipugar bahkan digunakan tempat mengaji bagi para santri.

Hal semacam itu dipertahankan sebagai pembelajaran para santri saat ini, bahwa dengan hanya tempat yang sederhana, bisa menjadikan santri menjadi orang besar tanpa fasilitas-fasilitas mewah. semua tergantu niat dan keseriusan selama nyantri.

Hingga saat ini bangunan pondok Pesantren ini masih berdiri kokoh. (*)

Edi Eka sejarahwan
Edi Eka S

Ahli sejarah, Alumni UIN Sunan Ampel

Tags: nahdlatul ulamaPesantren Alhamdaniyah
Previous Post

Harlah STITMA Tuban Meriah

Next Post

Pengaruh Malamatiyah Pada Islam Nusantara

Related Posts

Mbah Canthing Sebagai Lurah Pertama Desa Mlorah

Filosofi Nyadran dan Akulturasi di Desa Mlorah

by Mukani
April 24, 2025
0

Tradisi nyadran di Desa Mlorah Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk tahun ini digelar hari Jumat Pahing, tanggal 25 April 2025. Ini...

Jejak Laskar Pangeran Diponegoro di Desa Mlorah Rejoso Nganjuk, Mbah Canthing dan Perang Jawa

Jejak Laskar Pangeran Diponegoro di Desa Mlorah Rejoso Nganjuk, Mbah Canthing dan Perang Jawa

by Mukani
April 21, 2025
0

Tumenggung Sri Moyo Kusumo adalah salah satu pejabat di Kerajaan Mataram Islam. Tugas utamanya adalah menikahkan masyarakat. Dia diperkirakan lahir...

Menikmati Malam Idul Fitri di Makam Asmoroqondi Tuban

Menikmati Malam Idul Fitri di Makam Asmoroqondi Tuban

by Amrullah Ali Moebin
May 2, 2022
0

Suluk.id - Setelah berbuka puasa dengan gule kambing dan suwiran pepaya bumbu merah, saya leyeh-leyeh di teras rumah. Belum ada...

Wisata Krangkeng dan Para Dedemit yang Beradaptasi

Wisata Krangkeng dan Para Dedemit yang Beradaptasi

by Ahmad Natsir
April 16, 2021
0

Tahun 2014, di tepat di tengah makam itu mulai dipasang sebuah lampu besar untuk menerangi makam. Kegelapan pun menghilang kala...

Next Post
Pengaruh Malamatiyah Pada Islam Nusantara

Pengaruh Malamatiyah Pada Islam Nusantara

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sosial Media

Terkait

Muhammad Nahdlatul Ulama: Begitu Saya Menyebutnya

Muhammad Nahdlatul Ulama: Begitu Saya Menyebutnya

July 13, 2025
Hidupkan Kerukunan Warga Nahdliyin, Gelar Rutinan Lailatul ljtima

Hidupkan Kerukunan Warga Nahdliyin, Gelar Rutinan Lailatul ljtima

July 12, 2025
Menuju PCNU Tulungagung dalam Angka: Dr. KH. Bagus Ahmadi Tegaskan Pentingnya Data dalam Perencanaan Organisasi

Menuju PCNU Tulungagung dalam Angka: Dr. KH. Bagus Ahmadi Tegaskan Pentingnya Data dalam Perencanaan Organisasi

July 10, 2025
Suluk.id - Merawat Islam yang Ramah

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan.

Suluk.ID © 2025

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kerjasama
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan

Suluk.ID © 2025