Suluk.ID
Sunday, January 17, 2021
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
Suluk.ID
No Result
View All Result
Home Panutan

KH. Mas Alwi dan Warung Kecil di Jalan Sasak

by Edi Eka S
July 10, 2019
in Panutan
Reading Time: 2min read
0 0
0
KH. Mas Alwi bin Abdul Aziz
Share on Facebook

Dalam sejarah berdirinya NU, ada satu nama besar yang seolah hilang ditelan zaman. Dalam awal-awal rencana berdirinya Nahdlatu Ulama, ada tokoh sentral yang perannya sangat besar bagi organisasi ini. KH. Mas Alwi bin Abdul Aziz namanya. Kiai Mas Alwi bersama Mbah Wahab (KH. Wahab Chasbullah) dan Kiai Ridwan Abdullah (pencipta lambang NU) merupakan “orang lapangan” yang bergerak secara aktif sebelum dan sesudah NU berdiri.

Seperti organisasi pada umumnya, NU berdiri dengan penuh perdebatan. Termasuk pada pemberian nama. Ada beberapa usulan nama yang diajukan para kiai sebelum akhirnya diputuskan nama Nahdlatul Ulama. Ada dua nama yang diusulkan, yang pertama adalah “Nuhudul Ulama” yang diusulkan oleh Kiai Asnawi Kudus, kemudian nama “Nahdlatul Ulama” yang diusulkan Kiai Mas Alwi yang memiliki arti kebangkitan ulama.

Mendengar usulan Kiai Mas Alwi, Hadratussyeikh Hasyim Asyari bertanya “Kenapa ada nahdlah, kok tidak Jam’iyah Ulama saja?. Kemudian Kiai Mas Alwi menjawab “Sebab tidak semua kiai memiliki jiwa nahdlah(bangkit). Ada kiai yang hanya sekadar mengurusi pondok saja, tidak mau peduli terhadap jam’iyahnya”. Akhirnya disepakati nama Nahdlatul Ulama sebagai nama organisasi.

Kiai Mas Alwi, selain berjasa besar memberi nama “Nahdlatul Ulama” dan sekaligus mesin penggeraknya, ada kisah dan keunikan lain dari Kiai Mas Alwi ini. Terutama tentang keluarga dan warung kecil di Jalan Sasak, dekat wilayah Ampel.

BacaArtikel

Abah Isun, Kyai Kampung

Mbah Imam, NU dan Segala Guyonannya

Sosok Kiai Ghazali dan Pondok An-Nur; Pengembaraan Kang Bejo

Kiai Mas Alwi pernah dikucilkan bahkan dikeluarkan dari silsilah keluarganya. Sebab musababnya adalah ketika maraknya isu “Pembaharuan Islam (Renaissance)”, sehingga menggerakkan Mas Alwi untuk menjelajahi dataran Eropa guna mengetahui secara langsung apa itu Renaissance dengan ikut pelayaran. Yang sebelumnya menganggap kepergian adik sepupunya, Mas Mansur datang ke Mesir untuk mempelajari Renaissance adalah kesalahan, sebab Renaissance berada di Eropa.

Dengan berlayarnya Mas Alwi membuat keluarganya malu. Sebab pekerjaan pelayaran memiliki citra buruk, sebab sangat identik dengan mabuk-mabukan, judi, zina dan lain sebagainya.

Alhasil, setelah kembali ke tanah air ia dikucilkan sehingga membuat sebuah warung kecil di Jalan Sasak guna untuk mencukupi kehidupannya. Di warung tersebut, KH. Ridwan Abdullah selaku sahabat sekaligus teman nyantri di pondok Syaihona Cholil datan berkunjung. Mas Alwi menceritakan banyak tentang perjalanannya selama di Eropa hingga menikah dengan gadis Belanda yang kemudian berhasil ia Islamkan.

Setelah mendengar cerita dari Mas Alwi, Kiai Ridwan berkata “Begini Dik Alwi, saya ingin menjadi pembeli terakhir di warungmu ini, kembalilah ke Nahdlatul Waton, saya sudah tidak ada temannya lagi, Kiai Wahab lebuh aktif di Taswirul Afkar. Sampeyan harus membantu saya.”

Keesokan harinya ketika Kiai Ridwan sampai di sekolah Nahdlatul Wathon, Kiai Mas Alwi sudah berada di sekolah lebih dulu. Kiai Ridwan bertanya “Kok sudah ada di sini?” Kiai Mas Alwi menjawab,” Tadi malam saya tawarkan warung saya dan ternyata laku dibeli orang, uangnya bisa kita gunakan untuk membesarkan Nahdlatul Wathon.”

Kiai Mas Alwi, dengan perjuangannya yang begitu besar bagi NU sangat sayang bila generasi NU hari ini menjadikan beliau sosok yang dilupakan. Memang tidak heran, sebab tidak adanya data valid mengenai Kiai Mas Alwi, termasuk tahun kelahiran dan juga silsilah bahkan tahun wafatnya.

Tetapi, sudah sepantasnya nama beliau disejajarkan dan diingat sebagai muassis NU. Sebab perjuangan yang besar untuk “nguri-nguri” NU hingga akhir hayatnya.

*Cerita tersebut dikutip dari NUonline dan jihadilmiah.blogspot

Sumber: Choirul Anam, Perkembangan dan Pertumbuhan NU, Bima Satu Surabaya 1999. Cet.kedua.

Edi Eka sejarahwan
Edi Eka S

Ahli sejarah, Alumni UIN Sunan Ampel

Tags: kh. mas alwikisah jalan sasaknahdlatul ulama
Previous Post

Ponpes Qomaruddin Gresik Merawat Khazanah Pesantren dengan Naskah Nusantara

Next Post

Makna Tahlil, Selamatan, Kenduri, Berkat Dalam Tradisi NU

Related Posts

Abah Isun, Kyai Kampung

by Refki Rusyadi
January 6, 2021
0

Jika dilihat sekilas lewat perawakan fisiknya, siapa yang menyangka Yai Makhsun atau orang biasa memanggilnya dengan nama mbah isun itu...

Mbah Imam, NU dan Segala Guyonannya

Mbah Imam, NU dan Segala Guyonannya

by Amrullah Ali Moebin
November 29, 2020
0

Entah kapan saya pernah membaca kabar dari grup whatsapp tentang meninggalnya kerabat Mbah Imam. Karena saya bangun tidur saya berpikir...

Sosok Kiai Ghazali dan Pondok An-Nur

Sosok Kiai Ghazali dan Pondok An-Nur; Pengembaraan Kang Bejo

by Muhammad Rouf
June 20, 2020
0

Di tengah kebingungannnya, Kang Bejo banyak menghabiskan waktu di warung kopi. Ia dengan teman-temannya bercengkerama tentang bagaimana agar dapat menyelesaikan...

Kiai Imam Chambali dan Pesantren Al-Jihad

Kiai Imam Chambali dan Pesantren Al-Jihad

by Muhammad Rouf
June 7, 2020
0

Seorang anak dusun dari Tuban, memberanikan diri keluar dari kampungnya menuju Kota Surabaya, sebut saja namanya Bejo. Ia berangkat ke...

Next Post
kenduri tradisi nu

Makna Tahlil, Selamatan, Kenduri, Berkat Dalam Tradisi NU

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

POPULAR

Abah Isun, Kyai Kampung

January 6, 2021
Mengenai Pilkada, Kader NU yang Maju Mewakili Siapa?

Mengembalikan Marwah Nahdlatul Ulama (NU) Pasca Pilkada

December 10, 2020
Mbah Imam, NU dan Segala Guyonannya

Mbah Imam, NU dan Segala Guyonannya

November 29, 2020
Load More

MORE ON TWITTER

Suluk.ID

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan. Media ini dikelola Lembaga Ta’lif wan Nasr Nahdlatul Ulama (LTN-NU) Kabupaten Tuban.

Suluk.ID © 2020 - Dibuat dengan ♥ LTN NU Tuban.

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen

Suluk.ID © 2020 - Dibuat dengan ♥ LTN NU Tuban.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In