Suluk.ID
Thursday, August 28, 2025
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
Suluk.ID
Home Ngilmu

Prasangka, Belajar Kritis dari Putri Imam Ahmad

by Halimi Zuhdy
July 17, 2019
in Ngilmu
Prasangka, Belajar Kritis dari Putri Imam Ahmad
Share on Facebook

Kadang kita merasa mulia setelah kita berbuat banyak kebaikan, dan merasa orang lain belum berbuat banyak, apalagi yang mereka lakukan tidak sesuai dengan prasangka kebaikan kita. Seakan-akan mereka hanya melakukan kesia-siakan. Ada suatu kisah yang luar biasa, seorang alim dan anak kecil dengan pandangannya, di luar pengetahuannya.

Suatu hari Imam Syafi’i berkunjung ke kediaman Imam Ahmad bin Hambal, Imam Ahmad mempunyai Putri Sholehah; Ia sering shalat malam, berpuasa dan senang mendengarkan kisah orang-orang Sholeh dan cendekiawan. Putri itu, ingin sekali melihat Imam Syafi’i yang sering diceritakan ayahnya, karena ayahnya sangat memuliakan sang Imam dan selalu bercerita tentang keilmuan dan ibadahnya.

Ketika Imam Syafi’i berkunjung ke rumahnya, putri Imam Hambal sangat gembira sekali, ia ingin sekali melihat apa yang akan dilakukan Imam Syafi’i di rumahnya dan ingin menyimak kisah dan fatwanya.

Setelah makan malam berlalu, Imam Ahmad beranjak untuk shalat malam dan berdzikir, sedangkan Imam Syafi’i menuju tempat tidur, dan putri Imam Ahmad mengawasi setiap gerik geriknya sampai fajar tiba.

Ketika pagi menyeringai, putri sholehah itu bertanya pada Abahnya (Imam Ahmad),

“Wahai Ayahku, benarkah Ia Asyyafi’ yang engkau selalu ceritakan padaku?”,

“Ia, anakku” jawab Imam Ahmad.

Sang Putri belum puas melihat apa yang terjadi, “Aku selalu mendengar, betapa engkau mengagungkan beliau, tetapi nyatanya, aku tidak melihatnya shalat malam, ia juga tidak wirid dan berdzikir?,”

Sang putri masih tanda tanya besar.
Ia melanjutkan, “Dan, aku perhatikan Imam Syafi’i melakukan tiga hal yang aneh!?”.
Ayahnya menimpali, “Apa itu wahai anakku?,”

Sang Putri menjawab dengan serius “Jika kita suguhkan makanan, beliau memakannya dengan lahap, berbeda dengan yang Ayah ceritakan. Apabila beliau masuk kamar, beliau tidak shalat malam. Dan ketika beliau shalat Shubuh bersama kita, beliau tidak berwudu,”

Matahari mulai meninggi, Imam Ahmad dan Imam Syafi’i duduk-duduk sambil bercerita dan bertukar ilmu, Imam Ahmad membuka pembicaraan tentang Imam Syafi’i yang diamati putrinya.

Imam Syafi’i sepertinya tahu apa yang dikeluhkan putri Imam Ahmad, beliau pun menjawabnya;

“Wahai Aba Muhammad, aku makan makananmu banyak sekali, karena aku tahu, makananmu terbuat dan berasal dari barang halal. Engkau orang dermawan, dan makanan dari dermawan adalah obat, sedangkan makanan dari orang Bakhil adalah penyakit, dan aku makan banyak, agar ia menjadi obat bagiku” jawab Imam Syafi’i.

“Mengapa aku tidak shalat malam?, ketika aku mulai meletakkan kepala untuk tidur, aku melihat Alquran dan Hadis di depanku, kemudian Allah membukakan 72 masalah fiqih padaku, dan aku susun agar nantinya bisa bermanfaat untuk kaum muslimin, maka di sanalah aku di antara menulis dan bangun malam,” jawabnya.

Dan yang ketiga, “Mengapa ketika aku shalat subuh bersama kalian, aku tidak berwudhu’, Demi Allah, mataku tidak bisa terpejam, sehingga aku dapat memperbaharui wudhu’, aku semalaman terjaga, maka aku shalat shubuh bersama kalian dengan wudhu’ shalat isya,”

Setelah itu, beliau berpamitan kepada Imam Ahmad dan melanjutkan perjalanannya.

Beberapa detik berikutnya, Imam Ahmad memanggil putri kesayangannya,

“Anakku, begitulah yang dilakukan beliau (Imam Syafi’i) pada malam hari, beliau tidur (berbaring) lebih utama dari apa yang aku kerjakan, sedangkan aku dalam keadaan bangun (tidurnya lebih baik dari bangunku),”

Begitulah kisah inspiratif Imam Syafi’i yang malamnya adalah karya, menulis ilmu untuk umat, sungguh memetiknya adalah keindahan. (*)

Halimi Zuhdy
Halimi Zuhdy

Alumni Annuqoyah Guluk Guluk Sumenep

Tags: Prasangka
Previous Post

Konten Keislaman Ala NU Perlu Diperbanyak Lagi di Internet

Next Post

Ahli Kubur Selalu Menunggu “Kiriman Doa”

Related Posts

Memahami Tren Wacana Untuk Penyampaian Pesan Dakwah Islam

Memahami Tren Wacana Untuk Penyampaian Pesan Dakwah Islam

by Abdur Rohman Assidiis
August 19, 2025
0

Suluk.id, Akhir-akhir ini, dunia jagat maya sedang digencarkan oleh wacana perbincangan filsafat. Hal ini dipicu oleh salah satu sosok yang...

Memaknai Tiga Ekspresi Kemerdekaan

Memaknai Tiga Ekspresi Kemerdekaan

by Nur Aziz Muslim
August 9, 2025
0

Kemerdekaan bukan sekadar hanya bebas dari penjajahan secara fisik, akan tetapi harus dimaknai sebagai suatu keadaan yang disitu bebas dari...

Merangsang Guru PAI Gairah Berliterasi

Merangsang Guru PAI Gairah Berliterasi

by Mukani
July 29, 2025
0

Tradisi literasi di Indonesia masih perlu ditingkatkan karena masih jauh dibanding negara-negara lainnya. United Nations Education, Scientific and Cultural Organization...

AKULTURASI BUDAYA SEBAGAI PILAR MODERASI DI LINGKUNGAN SOSIAL

AKULTURASI BUDAYA SEBAGAI PILAR MODERASI DI LINGKUNGAN SOSIAL

by elhimmah
July 18, 2025
0

Kehidupan masyarakat yang majemuk, perjumpaan budaya dan agama menjadi realitas yang tidak bisa dihindari. Sebut saja di Indonesia. Sebuah negeri...

Next Post
Alam barzakh, doa kuburan

Ahli Kubur Selalu Menunggu "Kiriman Doa"

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sosial Media

Terkait

SDN Kayangan 2 Gelar Jalan Sehat, Meriahkan Rangkaian HUT RI ke-80

SDN Kayangan 2 Gelar Jalan Sehat, Meriahkan Rangkaian HUT RI ke-80

August 27, 2025
Rutinan Lailatul Ijtima’ MWCNU Diwek Kaji Makna Kemerdekaan

Rutinan Lailatul Ijtima’ MWCNU Diwek Kaji Makna Kemerdekaan

August 26, 2025
Pengurus Ikatan Sarjana NU Jombang Hari Ini Dilantik, Diharap Kolabarasi Demi Kemajuan Jombang

Pengurus Ikatan Sarjana NU Jombang Hari Ini Dilantik, Diharap Kolabarasi Demi Kemajuan Jombang

August 26, 2025
Suluk.id - Merawat Islam yang Ramah

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan.

Suluk.ID © 2025

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kerjasama
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan

Suluk.ID © 2025