Suluk.ID Nahdlatul Ulama Tuban
Saturday, May 28, 2022
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
Suluk.ID Nahdlatul Ulama Tuban

Sayyid Abdullah Mliwang, Mbah Buyutnya Para wali Tanah Nusantara?

by Edi Eka S
August 17, 2019
in Pepanggen
0 0
Sayyid Abdullah Mliwang, Mbah Buyutnya Para wali Tanah Nusantara?

Tuban, sangat terkenal dengan sebutan Bumi Wali, selain juga sebutan bumi Ronggolawe. Sebab banyak sekali ditemukan makam para auliya’ dari ujung timur sampai ujung barat Tuban. Dari yang paling masyhur hingga wali yang mastur yang sampai hari ini masih dijaga kerahasiaannya oleh Allah.

Di Desa Mliwang, salah satu desa di Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban, terdapat satu makam wali yang berada di atas bukit. Namanya Sayyid Abdullah. Atau orang-orang dulu lebih mengenalnya dengan makam Mbah Buyut Sumber Banyu. Makam yang mulai ramai didatangi para peziarah dari berbagai daerah ini masih menyimpan banyak sekali misteri yang masih dirahasiakan olrh Allah. Termasuk siapa Sayyid Abdullah? Kapan beliau datang? Kemudian apa peran perjuangannya? Dan lain sebagainya. (Termasuk penulis)
Banyak tokoh yang mrnyebutkan bahwa Mbah Sayyid Abdullah datang ke bumi nusantara jauh sebelum era Wali Songo, termasuk Gus Ali (Kh. Agus Ali Masyhuri) Sidoarjo, Kh. Abdul Matin Bejagung, juga Bupati Tuban Kh. Fatkhul Huda. Bahkan Kh. Abdul Matin memperkirakan bahwa kedatangan atau perjalanan hidup Mbah Sayyid Abdullah pada abad awal masehi.

Semuanya masih serba kemungkinan, sebab tidak adanya data dan sumber yang pasti dalam mengkaji sejarah Sayyid Abdullah. Oleh sebab itu penulis juga mencoba memberi kemungkinan-kemungkinan dari berbagai informasi.

1. Ada tulisan yang mengatakan bahwa Sayyid Abdullah Mliwang adalah anak dari Amir Abdul Malik. Dalam referensinya tulisan tersebut merujuk dari Buku Tuban Bumi Wali dan Tarikh Wali Tuban karya M. Nawawi. Amir Abdul Malik adalah penyebar Islam di India yang menikah dengan salah seorang bangsawan dan kemudian diberi gelar “Azhamatkhan”. Dari sumber lain pula bahwa Amir Abdul Malik mempunyai anak yang bernama Abdullah yang menjadi menteri di kerajaan Narasabad India yang bertugas sebagai delegasi penyebaran Islam di negeri-negeri timur, Cina dan wilayah Asia Tenggara.

2. Dalam masuknya Islam ke Indonesia masih banyak sekali pertentangan, ada tiga teori dalam masuknya Islam ke Indonesia, teori Gujarat, Teori Arab dan Teori Persia dengan waktu yang berbeda pula, ada yang menyebut masuknya Islam pada abad ke 7 ada pula yang menyebutkan abad ke 13. Indonesia memang negara terbuka, sudah sejak zaman dulu Indonesia sudah menjalin hubungan dagang yang baik dengan Cina, India juga arab dengan bukti bawa di Sumatera sudah ada pemukiman arab yang beragama Islam(versi Buya Hamka). Tidak hanya sumatera, di Tuban juga ada pelabuhan besar yang menjadi tempat “jujukan” para saudagar. Pelabuhan Tuban SUDAH ADA sejak masa kerajaan Airlangga (1019-1041), kemungkinan besar pada abad ke 7 para saudagar muslim juga banyak yang singgah di Tuban.

3. Dilihat dari silsilah yang diambil dari Kitab Tarikh Auliya karya Kh. Bisri Mustofa bahwa wali songo yang ada di tanah jawa merupakan anak turun dari Syekh Jumadil Kubro, sedangkan dalam tulisan lain Syeh Jumadil Kubro adalah anak dari Sayyid Jalalludin bin Abdullah bin Abdul Malik Azhamatkhan. Lagi-lagi ada nama Abdullah bin Abdul Malik Azhamatkhan. Dalam silsilan Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati dalam website Hadramaut lebih detail lagi (juga setelah dipadukan dengan tulisan lain). Syarif Hidayatullah bin Abdullah (Raja Campa) bin Ali Nurul Alam bin Syekh Jumadil Kubro bin Ahmad Jalalludin bin Sayyid Abdullah bin Abdul Malik Azhamatkhan bin Sayyid Alawi Amil Faqih bin Sayyid Shohib Mirbat bin Sayyid Ali Qholi Qosim bin Sayyid Alawi Atsani bin Sayyid Shohibus Saumiah bin Sayyid Alawi awal bin Sayyid Imam Ubaidillah bin Sayyid Ahmad Almuhajjir bin Sayyid Isa Annaqib bin Muhammad An-naqib bin Sayyid Imam Ali Urodhi bin Sayyidina Jafar Shodiq bin Sayyidina Muhammad Al Baqir bin Sayyifina Ali Zainal Abidin bin Sayyidina Hussein bin Ali Bin Abi Tholib yang menikah dengan Fatimah putri kinasih Nabi Muhammad SAW. Banyak yang mengisahkan bahwa Syekh Jumadil Kubro adalah tunggak awal penyebaran Islam di Nusantara, sedangkan dilihat dari silsilahnya beliau adalah cucu dari Sayyid Abdullah bin Abdul Malik Azhamatkhan.

4. Jika Syeh Jumadil Kubro yang “Babat Alas” di tanah jawa, tentunya dengan usia yang sudah matang, maka Sayyid Abdullah (kakeknya) sudah berumur udzur. Maka ada kemungkinan bahwa Sayyid Abdullah berperan di Tanah Jawa jauh lebih dulu sehingga menurunkan anak cucu yang menetap ditanah “Singit” ini. Atau kemungkinan keduanya semasa tuanya ia hanya singgah di Jawa untuk sekadar memastikan perjuangan keturunannya sampai akhirnya beliau meninggal di Tuban, Desa Mliwang tepatnya. Sebab tidak ada yang tahu bagaimana perjuangan beliau atau perjalanan beliau bisa sampai di Tanah Tuban dan wafatnya dikebumikan di Tuban. Tetapi melihat dari wilayah cakupannya sebagai delegasi dari Kerajaan Nasarabad India, tentunya Sayyid Abdullah tidak hanya berjuang di Tuban tetapi beberapa tempat atau wilayah di Indonesia atau Asia Tenggara pada umumnya.

Sekali lagi, ini masih dalam konteks kemungkinan, tidak ada yang harus diyakini kebenarannya. Tetapi kalau toh memang benar, kita sudah sepatutnya sebagai masyarakat Tuban bangga sebab sudah disinggahi Mbah Buyutnya para Wali yang berjuang mengislamkan Nusantara dan atas Takdir Allah pula makamnya berada di Tuban, sehingga kita semua masih bisa menziarahinya. Wallahu A’lam.

Edi Eka sejarahwan
Edi Eka S

Ahli sejarah, Alumni UIN Sunan Ampel

Previous Post

Haji dan Panggilan Kematian

Next Post

Dalil Mengapa Kita Harus Cinta Tanah Air

Related Posts

Menikmati Malam Idul Fitri di Makam Asmoroqondi Tuban

Menikmati Malam Idul Fitri di Makam Asmoroqondi Tuban

by Amrullah Ali Moebin
May 2, 2022
0

Suluk.id - Setelah berbuka puasa dengan gule kambing dan suwiran pepaya bumbu merah, saya leyeh-leyeh di teras rumah. Belum ada...

Wisata Krangkeng dan Para Dedemit yang Beradaptasi

Wisata Krangkeng dan Para Dedemit yang Beradaptasi

by Ahmad Natsir
April 16, 2021
0

Tahun 2014, di tepat di tengah makam itu mulai dipasang sebuah lampu besar untuk menerangi makam. Kegelapan pun menghilang kala...

Mengunjungi Pesarean Kiai Shiddiq, Penyebar Islam di Jember

by Dwi Khoirotun Nisa
November 13, 2020
0

Sudah satu tahun enam bulan saya tinggal di Jember. Namun baru seminggu yang lalu saya berhasil melangsungkan agenda ziarah ke...

Kisah Ramadan: Belajar Adat Baru di Pondok Pesantren Langitan

Kisah Ramadan: Belajar Adat Baru di Pondok Pesantren Langitan

by Muhammad N. Hassan
May 8, 2020
0

Setiap memasuki bulan suci Ramadan, saya selalu teringat Ramadhan pada tahun 2009 atau Ramadhan 1430 H. Saat itu saya diberi...

Next Post
Dalil Mengapa Kita Harus Cinta Tanah Air

Dalil Mengapa Kita Harus Cinta Tanah Air

Comments 4

  1. Catur rohim says:
    3 years ago

    Alhamdulillah turut bangga saya sebagai warga asli desa mliwang..

    Reply
    • Edi eka setiawan says:
      3 years ago

      Mantaaappp…

      Reply
  2. Lilik says:
    3 years ago

    I love it

    Reply
  3. Smg mmbawa keberkahan u/ masyarakat mliwang, sy sbg tetangga desa(mrkwg) turut bangga. Mari teruskan perjuangan para auliyaAllah says:
    2 years ago

    Smg mmbawa keberkahan u/ masyarakat mliwang, sy turut bangga sbg ttangga desa (mrkwg)

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Please install/update and activate JNews Instagram plugin.

ABOUT ME

FOLLOW & SUBSCRIBE

Terkait

Manakib Mbah Sabil, Mertua Mbah Sambu dan Mbah Jabbar

Manakib Mbah Sabil, Mertua Mbah Sambu dan Mbah Jabbar

May 8, 2022
Sumpah Pemuda(k) dan Pemudi(k)

LEBARAN, LABURAN, LUBERAN, LEBURAN, DAN LIBURAN

May 8, 2022
Menikmati Malam Idul Fitri di Makam Asmoroqondi Tuban

Menikmati Malam Idul Fitri di Makam Asmoroqondi Tuban

May 2, 2022
Suluk.ID Nahdlatul Ulama Tuban

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan. Media ini dikelola Lembaga Ta’lif wan Nasr Nahdlatul Ulama (LTN-NU) Kabupaten Tuban.

Suluk.ID © 2020 - Dibuat dengan ♥ LTN NU Tuban.

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen

Suluk.ID © 2020 - Dibuat dengan ♥ LTN NU Tuban.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In