Berziarah ke makam-makam auliya di tanah Jawa sudah menjadi tradisi masyarakat. Bahkan, ada komunitas masyarakat yang memiliki agenda rutin untuk berziarah ke makam Wali Songo. Lokasinya sembilan titik di tanah Jawa. Mereka akan berhari-hari untuk menempuh perjalanan panjang.
Tuban, menjadi salah satu jujukan bagi mereka yang melakukan paket ziarah wali sembilan. Mereka akan berkunjung ke Sunan Bonang yang lokasinya dekat dengan alun-alun.
Selain Sunan Bonang sebenarnya banyak makam auliya di Tuban. Di setiap kecamatan pun ada makam auliya yang sudah menjadi titik jujukan para peziarah. Jika dilakukan, untuk berziarah di Tuban tidak cukup sehari. Sebab, makam auliya ada dimana-mana.
Jika ingin sembilan titik makam auliya di Tuban pun ada. Bisa jadi lebih. Mulai dari ujung timur sampai Tuban sisi barat. Dari pesisir hingga pegunungan banyak dijumpai makam auliya.
Nah, tim suluk.id bersama PC LTN NU Tuban merekomendasikan enam makam auliya untuk dikunjungi. Lokasinya pun tidak terlalu jauh dari makam Sunan Bonang. Berikut ini, enam makam auliya’ yang bisa diziarahi selain Sunan Bonang.
Syeh Maulana Ibrahim Asmoro Kondi
Keberadaan makam Syeh Ibrahim Asmorokondi ini di Desa Gesikharjo Kecamatan Palang. Tidak jauh dari pusat kota. Bagi yang usai berziarah dari Sunan Drajat Lamongan lalu menuju Tuban pasti akan melintas di makam ini. Begitu juga sebaliknya. Mereka dari makan Sunan Bonang ke Sunan Drajat akan melintasinya.
Sosok Syeh Ibrahim Asmoro Qondi ini menjadi punjernya Wali Sembilan. Sebab, beliau adalah ayah dari Sunan Ampel. Menurut keterangan di papan yang di makam disebutkan Syeh Ibrahim Asmoro Qondi putra dari Syeh Jumadil Kubro, leluhurnya poro Wali Songo.
Sebelum ke Jawa, Mbah Asmoro Qondi itu tinggal di Campa selama tiga belas tahun. Lalu menuju ke Jawa karena kerjaan Campa diserang kerajaan vietnam. Kedatangan di Jawa diperkirakan pada 1440 masehi bersama dua orang putranya. Ke Jawa bertujuan untuk bertemu dengan Raja Majapahit. Namun, sebelum ke Majapahit singgah dulu ke Palembang.
Di sana justru menyebarkan Islam ke Adipati Palembang, Arya Damar. Usai lawatan ke Palembang Syeh Asmoro Qondi pun menuju ke Tuban. Karena tahu Tuban adalah pelabuhan utama Majapahit, beliau memilih menepi di Desa Gesik. Menyebarkan Islam di sana dan meninggal di sana.
Area makam Mbah Asmoro Qondi sudah banyak berubah. Parkiran bus pun sudah ada. Para pedagang seperti di makam-makam wali sembilan pun ada. Masjid yang menjadi tempat ibadah pun sudah bagus. Lokasi untuk berziarah pun nyaman.
Syeh Ashomadiyah
Pesantren Ashomadiyah ini berada di tengah-tengah perkotaan. Persisinya di Kelurahan Kingking. Tak jauh dari perkampungan nelayan. Selain itu, lokasinya juga tak jauh dari Makam Sunan Bonang. Pondok pesantren ini banyak melahirkan ulama sepuh. Sebab, ini pesantren yang sangat tua di kota Tuban. Pendiri pesantren ini adalah Syeh Ashomadiyah. Beliau adalah waliyullah yang tinggal di Tuban.
Salah satu karomah yang dimiliki, seperti yang banyak diceritakan oleh para santri pesantren ini yakni saat Syeh Ashomadiyah ini berjalan yang di titik itu ada pusat keramaian musik orang-orang Belanda dengan seketika musik itu berhenti. Setelah Syeh Ashomadiyah tak melintas musik itu akan berbunyi lagi.
Beliau dimakamkan di komplek pesantren itu. Makamnya tak hanya diziarahi para santri. Namun, banyak pihak yang datang ke makam ini. Jika dari makam Sunan Bonang berjalanlah ke barat. Nanti akan ada arah menuju ke pesantren itu.
Sunan Bejagung
Ada dua untuk menyebut Sunan Bejagung. Yakni, Sunan Bejagung Lor dan Sunan Bejagung Kidul. Ini dua orang yang berbeda. Namun, lokasi makamnya tidak begitu jauh. Ada di Desa Bejagung Kecamatan Semanding. Jika dari Makam Sunan Bonang hanya lima kilometer saja. Sunan Bejagung Lor bernama Syeh Abdullah Asy’ari. Beliau adalah saudara dari Syeh Maulana Ibrahim Asmoro Qondi. Jadi, orang tua Syeh Asy’ari adalah Syeh Jumadil Kubro.
Syeh Asy’ari ini ditugaskan di Tuban untuk berdakwah dan disambut baik oleh Adipati Tuban saat itu. Lantas diberikan tanah perdikan di daerah Bejagung. Di sana Syeh Asy’ari membangun pusat kegiatan keagamaan. Yang perlahan banyak orang berguru padanya. Keistimewaan Sunan Bejagung Lor salah satunya yakni diyakini sebagai orang yang menyalakan lampu di Masjidil Harom.
Murid Syeh Asy’ari ini beragam. Termasuk putra dari Raja Majapahit Hayam Wuruk. Yakni Kusuma Wardani. Anak raja ini akhirnya menjadi menantu Sunan Bejagung Lor. Yakni kemudian Kusuma Wardani namanya menjadi Syeh Hasyim Alamuddin. Setelah dianggap mampu, Syeh Hasyim pun merawat pedepokan di selatan lantas dijuluki Sunan Bejagung Kidul. Dan, Sunan Bejagung Lor berpindah ke utara dan dijuluki sebagai Sunan Bejagung Lor.
Kiai Muhammad Nur Pendiri Ponpes Langitan
Jika sudah berziarah ke makam Sunan Bejagung Lor jangan langsung pulang. Berjalanlah ke arah utara. Lewat samping makam Sunan Bejagung. Di sisi utara komplek makam itu ada makam yang juga sudah dicungkupi. Ada paving sederhana dan sebagai tempat untuk bersila. Di sana bersemayam seorang auliya besar. Yakni Kiai Muhammad Nur. Beliau ini adalah pendiri pesantren Langitan yang tersehor itu. Murid Kiai Muhammad Nur banyak sekali. Seperti Syikhona Kholil Bangkalan dan Kiai Hasyim Asyari yang merupakan pendiri NU.
Sempatkan ke makam ini. Beliau adalah ulama besar berasal dari Desa Tuyuhan Rembang Jawa Tengah. Jika dirunut ke atas masih keturunan dari Mbah Abdurrahman atau Pangeran Sambo. Beliau merawat Pesantren Langitan mulai 1852 hingga 1870.
Syeh Maulana Ishak Magribi
Sungguh menyesal jika tidak bersinggah di makam Syeh Maulana Ishak Magribi. Wali generasi pertama ini lokasi makamnya cukup banyak. Entah, di mana sebenarnya lokasi makam beliau. Ada yang mengatakan di Gresik, Klaten, Batang, Pemalang bahkan Cirebon. Makam-makam itu juga bertuliskan Syeh Maulana Ishak Magribi.
Di Tuban pun demikian. Makamnya berada di lingkungan Dondong Kelurahan Gedungombo Kecamatan Semanding. Lokasinya sebelum ada gang ke arah timur setelah dari perempatan kapur. Syeh Maulana Ishak Magribi ini masih saudara dengan Maulana Ibrahim Asmoro Qondi. Syeh Maulana Ishak ini pernah berdakwah ke tanah Blambangan. Selain itu, Syeh Maulana Ishak ini juga ayah dari Sunan Giri.
Habib Abdul Qodir bin Alawy Assegaf
Lokasi makam Habib Abudl Qodir bin Alawy Assegaf ini berdekatan dengan makam Syeh Maulana Ishak Magribi. Lokasi di Kelurahan Gedungombo Kecamatan Semanding. Habib Abdul Qodir bin Alawy ini sebagai sosok yang ramah dan baik. Beliau wafat pada 1912.
Semasa hidupnya banyak auliya yang selalu berkunjung ke Tuban. Seorang wali kramat dari Bogor beryair dengan pujian ‘’telah bertiup aing segar dari kota Tuban. Habib Abdul Qodir bin Alwy Assegaf ini lahir di Seiwun. Sejak kecil telah didik oleh pamannya, Habib Abdurrahman bin Ali Assegaf. Makam beliau banyak dikunjungi oleh para peziarah. Saat peringatan haul pada Sya’ban banyak banyak yang berkunjung ke sana.
Suluk.id merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan
Mantab, Gus. Semoga semakin rajin membuat konten dan menyebarkannya ke khalayak ramai di Tuban. 🙂