Suluk.ID
Monday, December 8, 2025
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
Suluk.ID
No Result
View All Result
Home Pitutur

Dalil Mengapa Kita Harus Cinta Tanah Air

Mohammad Karim by Mohammad Karim
August 19, 2019
in Pitutur
Share on Facebook

Cinta tanah air adalah fitrah atau pemberian langsung dari Allah swt. Sebab, Kita diciptakan dari unsur tanah dan akan kembali menjadi tanah. Maka, sangat wajar, apabila seseorang cinta tanah airnya. Itu adalah fitrah (awal mula dan akhir kejadian).

الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ ۖ وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنْسَانِ مِنْ طِينٍ
Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. (Q.S. AsSajadah ayat 7)

Ayat lain:
مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَىٰ

Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain, (Q.S. Thaha ayat 55).

Indonesia bagaikan rumah kita. Al-Qur’an mengumpamakan negara seperti rumah, dan menyandingkan kata agama dan negara dalam satu baris ayat. Wajar, bahkan wajib-jika kita menjaga dan mempertahankan rumah kita dari serangan musuh. Mati mempertahankan tanah air adalah mati syahid.

لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ
وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari rumah atau negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil (al-Mumtahanah, 8).

Bahkan, ada perintah mentaati Allah, Rasul dan hukum negara dalam satu baris ayat.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu (an Nisa’59).

Nabi sangat mencintai Makkah sebagai tempat lahir dan Madinah sebagai tempat tinggal.

Saat hijrah dari Makkah menuju Yatsrib (Madinah), Nabi menoleh dan memandang Makkah, seraya bersabda:

أَنَّكِ أَحَبُّ بِلادِ اللَّهِ إِلَيَّ وَأَكْرَمُهُ عَلَى اللَّهِ ، وَلَوْلا أَنَّ أَهْلَكِ أَخْرَجُونِي مَا خَرَجْتُ

Artinya: Kau adalah kota yang paling Aku cintai. Andai mereka tak mengusirku, maka Aku tak akan meninggalkanmu.

Tidak hanya mencintai tanah kelahiran, tapi Nabi juga mencintai Madinah sebagai tanah tempat tinggal.

عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا قَدِمَ مِنْ سَفَرٍ فَنَظَرَ إِلَى جُدُرَاتِ الْمَدِينَةِ أَوْضَعَ نَاقَتَهُ وَإِنْ كَانَ عَلَى دَابَّةٍ حَرَّكَهَا مِنْ حُبِّهَا ……. وَفِي الْحَدِيثِ دَلَالَةٌ عَلَى فَضْلِ الْمَدِينَةِ وَعَلَى مَشْرُوعِيَّة حُبِّ الوَطَنِ والحَنِينِ إِلَيْهِ .

Artinya: Diriwayatkan dari sahabat Anas; bahwa Nabi SAW ketika kembali dari bepergian, dan melihat dinding-dinding madinah beliau mempercepat laju untanya. Apabila beliau menunggangi unta maka beliau menggerakkanya (untuk mempercepat) karena kecintaan beliau pada Madinah. (HR. Bukhari, Ibnu Hibban, dan Tirmidzi).

Para ulama’ dan guru kita menganjurkan untuk mencintai tanah air. Bahkan berpandangan bahwa mencintai tanah air merupakan cabang iman. Mbah Kholil bangkalan menuliskan pada tahun 1887:

حب الأوطان من الأيمان
Artinya: Mencintai negeri-negeri adalah bagian dari iman

Kemudian, dipertegas oleh muridnya bernama Syeikh Hasyim Asy’ari pada tahun 1945 yang terkenal dengan Resolusi Jihad:

حب الوطن من الأيمان
Mencintai tanah air merupakan cabang dari iman. Tanda seseorang punya iman adalah mencintai tanah air. Nasionalisme bagian dari iman. Sebab, kita tak bisa membangun peradaban di atas awan, tapi di atas tanah air.

Kita tak bisa menjalankan perintah agama berupa membangun peradaban, seperti membangun masjid, sekolah, rumah sakit dll. di atas awan. Tapi, di atas tanah air. Maka, penting punya tanah air yang aman agar bisa membangun menjalankan perintah agama dengan baik dan benar.

Kita patut bersyukur atas ni’mat dari Allah berupa tanah air Indonesia yang relatif aman, dibanding dengan negara-negara lain yang porak-poranda akibat perang dan ketidakmerdekaan. Seperti Suriah, Palestina, Sudah Selatan, Libya, Iraq, Pakistan, Yaman dan lain-lain.

Udara Indonesia mampu memproduksi air embun. Tanahnya mampu memproduksi air tanah berkualitas. Iklimnya basah, sehingga dapat menumbuhkan bermacam flora dan fauna. Tanah Indonesia tidak kering. Sebab itu, Indonesia disebut tanah air. Kita patut bersyukur atas anugerah ini:

لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Artinya: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih (Ibrahim, 7)

Cara bersyukurnya adalah mencintai, menjaga dan merawat negeri ini sesuai bidang yang kita bisa dan mampu.

Kesimpulan:

Tanah air adalah tempat lahir, atau tempat di mana kita tinggal di tanah tersebut. Imam al-Jurnani berkata:
اَلْوَطَنُ الْأَصْلِيُّ هُوَ مَوْلِدُ الرَّجُلِ وَالْبَلَدُ الَّذِي هُوَ فِيهِ
Artinya; tanah adalah tempat kelahiran seseorang dan tempat di mana ia tinggal di dalamnya. (Ali Al-Jurjani, al-Ta’rifat, Beirut, Dar Al-Kitab Al-Arabi, 1405 H, halaman 327)

Mencintai tanah air merupakan fitrah. Atau naugerah Allah secara langsung. Sebab kita diciptakan dari tanah dan akan kembali menjadi tanah.

Al-Qur’an mengumpakan negara seperti rumah. Indonesia adalah rumah kita. Kita harus menjaga agar tetap aman dan merawatnya agar tetap nyaman.

Jangan menghadap-hadapkan agama dan negara. Al-Qur’an mensejajarkan kata agama dan negara dalam satu baris pada surat al-Mumtahanah ayat 8.

5.Bahkan, ada perintah mentaati Allah, Rasul dan hukum negara dalam satu baris pada al-Qur’an surat an Nisa’ 59.

Nabi Muhammad saw yang begitu mencintai Makkah sebagai tempat lahir dan Madinah sebagai tempat tinggal.

Para ulama sangat menganjurkan mencintai tanah air. Kata mereka: mencintai tanah air sebagaian dari iman.

Kita tak bisa menjalankan perintah agama berupa membangun peradaban, seperti membangun masjid, sekolah, rumah sakit dll. di atas awan. Tapi, di atas tanah air. Maka, penting punya tanah air yang aman agar bisa membangun menjalankan perintah agama dengan baik dan benar.

Kita bersyukur kepada Allah swt punya negara yang relatif aman, dibanding negara lain yang sibuk perang. Negara kita punya kekayaan alam melimpah. Salah satu cara bersyukur adalah mencintai, merawat dan menjaganya.

Mohammad Karim
Mohammad Karim

Dosen, Peneliti

Tags: Cinta Tanah AirDalil
Previous Post

Sayyid Abdullah Mliwang, Mbah Buyutnya Para wali Tanah Nusantara?

Next Post

Agama dan Kemanusiaan

Related Posts

seminar pendidikan indonesia

Guru: Arsitek Masa Depan Pendidikan Indonesia

November 23, 2025
Sampai Pada Do’a Paling Tulus   Dipanjatkan

Sampai Pada Do’a Paling Tulus Dipanjatkan

September 28, 2025
Bukan Sekedar Perasaan, Tapi Juga Menjaga Kewarasan

Bukan Sekedar Perasaan, Tapi Juga Menjaga Kewarasan

September 10, 2025
Lebih Dulu Menikah atau ke Mekah? 

Lebih Dulu Menikah atau ke Mekah? 

October 7, 2025
Next Post
agama dan manusia

Agama dan Kemanusiaan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

POPULAR

Artikel Guru PAl SD Tembus Jurnal Scopus Q1

Artikel Guru PAl SD Tembus Jurnal Scopus Q1

December 7, 2025
Khayatun, Sosok Guru Perempuan Tangguh di Perbatasan

Khayatun, Sosok Guru Perempuan Tangguh di Perbatasan

December 7, 2025
Anak Buruh Tani, Fokus Gerakkan Literasi

Anak Buruh Tani, Fokus Gerakkan Literasi

December 6, 2025
Load More

MORE ON TWITTER

ADVERTISEMENT

Suluk.ID © 2025

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kerjasama
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan

Suluk.ID © 2025