Suluk.ID
Sunday, July 13, 2025
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
Suluk.ID
Home Pitutur

Dalil Mengapa Kita Harus Cinta Tanah Air

by Mohammad Karim
August 19, 2019
in Pitutur
Dalil Mengapa Kita Harus Cinta Tanah Air
Share on Facebook

Cinta tanah air adalah fitrah atau pemberian langsung dari Allah swt. Sebab, Kita diciptakan dari unsur tanah dan akan kembali menjadi tanah. Maka, sangat wajar, apabila seseorang cinta tanah airnya. Itu adalah fitrah (awal mula dan akhir kejadian).

الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ ۖ وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنْسَانِ مِنْ طِينٍ
Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. (Q.S. AsSajadah ayat 7)

Ayat lain:
مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَىٰ

Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain, (Q.S. Thaha ayat 55).

Indonesia bagaikan rumah kita. Al-Qur’an mengumpamakan negara seperti rumah, dan menyandingkan kata agama dan negara dalam satu baris ayat. Wajar, bahkan wajib-jika kita menjaga dan mempertahankan rumah kita dari serangan musuh. Mati mempertahankan tanah air adalah mati syahid.

لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ
وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari rumah atau negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil (al-Mumtahanah, 8).

Bahkan, ada perintah mentaati Allah, Rasul dan hukum negara dalam satu baris ayat.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu (an Nisa’59).

Nabi sangat mencintai Makkah sebagai tempat lahir dan Madinah sebagai tempat tinggal.

Saat hijrah dari Makkah menuju Yatsrib (Madinah), Nabi menoleh dan memandang Makkah, seraya bersabda:

أَنَّكِ أَحَبُّ بِلادِ اللَّهِ إِلَيَّ وَأَكْرَمُهُ عَلَى اللَّهِ ، وَلَوْلا أَنَّ أَهْلَكِ أَخْرَجُونِي مَا خَرَجْتُ

Artinya: Kau adalah kota yang paling Aku cintai. Andai mereka tak mengusirku, maka Aku tak akan meninggalkanmu.

Tidak hanya mencintai tanah kelahiran, tapi Nabi juga mencintai Madinah sebagai tanah tempat tinggal.

عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا قَدِمَ مِنْ سَفَرٍ فَنَظَرَ إِلَى جُدُرَاتِ الْمَدِينَةِ أَوْضَعَ نَاقَتَهُ وَإِنْ كَانَ عَلَى دَابَّةٍ حَرَّكَهَا مِنْ حُبِّهَا ……. وَفِي الْحَدِيثِ دَلَالَةٌ عَلَى فَضْلِ الْمَدِينَةِ وَعَلَى مَشْرُوعِيَّة حُبِّ الوَطَنِ والحَنِينِ إِلَيْهِ .

Artinya: Diriwayatkan dari sahabat Anas; bahwa Nabi SAW ketika kembali dari bepergian, dan melihat dinding-dinding madinah beliau mempercepat laju untanya. Apabila beliau menunggangi unta maka beliau menggerakkanya (untuk mempercepat) karena kecintaan beliau pada Madinah. (HR. Bukhari, Ibnu Hibban, dan Tirmidzi).

Para ulama’ dan guru kita menganjurkan untuk mencintai tanah air. Bahkan berpandangan bahwa mencintai tanah air merupakan cabang iman. Mbah Kholil bangkalan menuliskan pada tahun 1887:

حب الأوطان من الأيمان
Artinya: Mencintai negeri-negeri adalah bagian dari iman

Kemudian, dipertegas oleh muridnya bernama Syeikh Hasyim Asy’ari pada tahun 1945 yang terkenal dengan Resolusi Jihad:

حب الوطن من الأيمان
Mencintai tanah air merupakan cabang dari iman. Tanda seseorang punya iman adalah mencintai tanah air. Nasionalisme bagian dari iman. Sebab, kita tak bisa membangun peradaban di atas awan, tapi di atas tanah air.

Kita tak bisa menjalankan perintah agama berupa membangun peradaban, seperti membangun masjid, sekolah, rumah sakit dll. di atas awan. Tapi, di atas tanah air. Maka, penting punya tanah air yang aman agar bisa membangun menjalankan perintah agama dengan baik dan benar.

Kita patut bersyukur atas ni’mat dari Allah berupa tanah air Indonesia yang relatif aman, dibanding dengan negara-negara lain yang porak-poranda akibat perang dan ketidakmerdekaan. Seperti Suriah, Palestina, Sudah Selatan, Libya, Iraq, Pakistan, Yaman dan lain-lain.

Udara Indonesia mampu memproduksi air embun. Tanahnya mampu memproduksi air tanah berkualitas. Iklimnya basah, sehingga dapat menumbuhkan bermacam flora dan fauna. Tanah Indonesia tidak kering. Sebab itu, Indonesia disebut tanah air. Kita patut bersyukur atas anugerah ini:

لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Artinya: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih (Ibrahim, 7)

Cara bersyukurnya adalah mencintai, menjaga dan merawat negeri ini sesuai bidang yang kita bisa dan mampu.

Kesimpulan:

Tanah air adalah tempat lahir, atau tempat di mana kita tinggal di tanah tersebut. Imam al-Jurnani berkata:
اَلْوَطَنُ الْأَصْلِيُّ هُوَ مَوْلِدُ الرَّجُلِ وَالْبَلَدُ الَّذِي هُوَ فِيهِ
Artinya; tanah adalah tempat kelahiran seseorang dan tempat di mana ia tinggal di dalamnya. (Ali Al-Jurjani, al-Ta’rifat, Beirut, Dar Al-Kitab Al-Arabi, 1405 H, halaman 327)

Mencintai tanah air merupakan fitrah. Atau naugerah Allah secara langsung. Sebab kita diciptakan dari tanah dan akan kembali menjadi tanah.

Al-Qur’an mengumpakan negara seperti rumah. Indonesia adalah rumah kita. Kita harus menjaga agar tetap aman dan merawatnya agar tetap nyaman.

Jangan menghadap-hadapkan agama dan negara. Al-Qur’an mensejajarkan kata agama dan negara dalam satu baris pada surat al-Mumtahanah ayat 8.

5.Bahkan, ada perintah mentaati Allah, Rasul dan hukum negara dalam satu baris pada al-Qur’an surat an Nisa’ 59.

Nabi Muhammad saw yang begitu mencintai Makkah sebagai tempat lahir dan Madinah sebagai tempat tinggal.

Para ulama sangat menganjurkan mencintai tanah air. Kata mereka: mencintai tanah air sebagaian dari iman.

Kita tak bisa menjalankan perintah agama berupa membangun peradaban, seperti membangun masjid, sekolah, rumah sakit dll. di atas awan. Tapi, di atas tanah air. Maka, penting punya tanah air yang aman agar bisa membangun menjalankan perintah agama dengan baik dan benar.

Kita bersyukur kepada Allah swt punya negara yang relatif aman, dibanding negara lain yang sibuk perang. Negara kita punya kekayaan alam melimpah. Salah satu cara bersyukur adalah mencintai, merawat dan menjaganya.

Mohammad Karim
Mohammad Karim

Dosen, Peneliti

Tags: Cinta Tanah AirDalil
Previous Post

Sayyid Abdullah Mliwang, Mbah Buyutnya Para wali Tanah Nusantara?

Next Post

Agama dan Kemanusiaan

Related Posts

Mencintai Tuhan Saat Mentadabburi Al-Qur’an

Mencintai Tuhan Saat Mentadabburi Al-Qur’an

by Araffah
June 17, 2025
0

Mentadabburi Al-Qur'an sebagai sebuah proses merenungkan, memikirkan dengan seksama, atau memperhatikan dengan mendalam tentang apa yang ada dalam sebuah ayat...

Permasalahan Mental Bukan Hanya Soal Ibadah

Permasalahan Mental Bukan Hanya Soal Ibadah

by elhimmah
June 8, 2025
0

Mengalami permasalahan mental adalah hal yang manusiawi dan perlu untuk ditangani. Dengan memiliki pengetahuan tentang kesehatan mental khususnya diri sendiri...

Menemukan Tawakal Dibalik Que Sera Sera

Menemukan Tawakal Dibalik Que Sera Sera

by elhimmah
June 8, 2025
0

Rilis pada tahun 1956 Que sera sera merupakan sebuah lagu yang diciptakan oleh Jay Livingston dan Rey Evans dengan penyanyi...

Mari Bersama Merawat Semangat Kebangsaan dengan Nilai-Nilai Agama dan Budaya

Mari Bersama Merawat Semangat Kebangsaan dengan Nilai-Nilai Agama dan Budaya

by Redaksi
June 2, 2025
0

Suluk.id - Setiap tanggal 1 Juni, bangsa Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila sebagai momen penting untuk kembali meneguhkan jati diri...

Next Post
agama dan manusia

Agama dan Kemanusiaan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sosial Media

Terkait

Muhammad Nahdlatul Ulama: Begitu Saya Menyebutnya

Muhammad Nahdlatul Ulama: Begitu Saya Menyebutnya

July 13, 2025
Hidupkan Kerukunan Warga Nahdliyin, Gelar Rutinan Lailatul ljtima

Hidupkan Kerukunan Warga Nahdliyin, Gelar Rutinan Lailatul ljtima

July 12, 2025
Menuju PCNU Tulungagung dalam Angka: Dr. KH. Bagus Ahmadi Tegaskan Pentingnya Data dalam Perencanaan Organisasi

Menuju PCNU Tulungagung dalam Angka: Dr. KH. Bagus Ahmadi Tegaskan Pentingnya Data dalam Perencanaan Organisasi

July 10, 2025
Suluk.id - Merawat Islam yang Ramah

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan.

Suluk.ID © 2025

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kerjasama
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan

Suluk.ID © 2025