Suluk.ID
Wednesday, October 15, 2025
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
Suluk.ID
Home Kekabar

PBNU Desak Pemerintah Tiongkok Tidak Main-Main dengan Kedaulatan NKRI

by Redaksi
January 6, 2020
in Kekabar
PBNU Desak  Pemerintah Tiongkok Tidak Main-Main dengan Kedaulatan NKRI
Share on Facebook

JAKARTA – Polemik yang muncul di wilayah laut natuna antara pemerintah Indonesia dengan Tiongkok kembali memanas. Atas munculnya konflik itu Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendesak mendesak pemerintah Republik Rakyat Tiongkok (RRT) berhenti melakukan tindakan provokatif atas kedaulatan wilayah perairan RI yang telah diakui dan ditetapkan oleh Konvensi Hukum Laut PBB (UNCLOS, United Nation Convention for the Law of the Sea1982).

Ketua PBNU Kiai Said Aqil Siroj dalam pernyataan resminya menjelaskan kepulauan Natuna masuk dalam 200 mil laut Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) yang telah diratifikasi sejak 1994, karena itu tindakan Coast Guard RRT mengawal kapal nelayan berbendera China di perairan Natuna sebagai bentuk provokasi politik yang tidak bisa diterima.

“Pemerintah RRT secara sepihak mengklaim berhak atas Kepulauan Nansha atau Spratly yang masuk dalam nine dash line (sembilan garis putus-putus) pertama kali pada peta 1947,” tulisanya dalam pernyataan resmi PBNU, Senin 6 Januari 2020.

Menurut NU, klaim ini menjangkau area perairan seluas dua juta kilometer persegi di Laut Selatan China yang berjarak dua ribu kilometer dari daratan Tiongkok. Klaim sepihak ini menjadi pangkal sengketa puluhan tahun yang melibatkan sejumlah negara seperti Malaysia, Filipina, Vietnam, Taiwan, dan Brunei Darussalam.

Sebagaimana diketahui, Filipina sebelumnya telah memperkarakan China atas tindakannya yang agresif di perairan Laut Selatan China pada 2013. Pengadilan Arbitrase PBB yang berpusat di Den Haag pada 2016 memutuskan seluruh klaim teritorial China atas Laut Selatan China sebagai tidak memiliki dasar hukum, termasuk konsep nine dash line dinyatakan bertentangan dengan UNCLOS. Beijing menolak keputusan tersebut.

“Tindakan Beijing menolak keputusan tersebut merupakan bentuk nyata pelanggaran terhadap norma dan konvensi internasional yang diakui secara sah oleh masyarakat dunia,” terangnya.

Karena itu, lanjut pernyataan resmi itu, Nahdlatul Ulama mendukung sikap tegas Pemerintah RI terhadap China, dalam hal ini yang telah dilakukan oleh Menteri Luar Negeri dan Bakamla, termasuk untuk mengusir dan menenggelamkan kapal-kapal asing yang melakukan aktivitas illegal, unreported, unregulated fishing (IUUF) di seluruh perairan RI sebagai manifestasi dari ’Archipelagic State Principle’ yang dimandatakan oleh Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957.

Pernyataan ini menjelaskan, meskipun China merupakan investor terbesar ketiga di Indonesia, Nahdlatul Ulama meminta Pemerintah RI tidak lembek dan tidak menegosiasikan perihal kedaulatan teritorial dengan kepentingan ekonomi. Keutuhan dan kesatuan wilayah NKRI, di darat dan di laut, dan juga di udara adalah harga mati yang tidak bisa ditukar dengan kepentingan apa pun.

“Dalam jangka panjang, Nahdlatul Ulama meminta Pemerintah RI untuk mengarusutamakan fungsi laut dan maritim sebagai kekuatan ekonomi dan geopolitik,” tegasnya.

Kedudukan laut juga amat strategis sebagai basis pertahanan. Karena itu pulau-pulau perbatasan, termasuk yang rawan gejolak di Laut Selatan China, tidak boleh lagi disebut sebagai pulau terluar, tetapi terdepan. Ketidaksungguhan Pemerintah dalam melaksanakan konsep pembangunan berparadigma maritim, termasuk dalam geopolitik, ekonomi, dan pertahanan, akan membuat Indonesia kehilangan 75 persen potensinya untuk maju dan sejahtera dan memimpin dunia sebagai bangsa bahari seperti amanat founding fathers.

“Dalam pandangan Nahdlatul Ulama sebagaimana dinyatakan oleh pendiri Nahdlatul Ulama Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari, hukum membela keutuhan tanah air adalah fardhu ‘ain (wajib bagi setiap orang Islam). Dan barang siapa mati demi tanah airnya, maka ia mati syahid,” tutupnya. (*)

Redaksi
Redaksi

Suluk.id merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan

Tags: Laut NatunaPBNU Jakarta
Previous Post

Menyikapi Banjir Jakarta dengan Fiqih Kebencanaan Menurut NU

Next Post

Belajar Memaknai Ikhlas yang Sebenarnya

Related Posts

Pengajian Rutinan Selasa Wage: Jamaah Diingatkan Bahaya Su’ul Khotimah dan Pentingnya Menjaga Shalat

Pengajian Rutinan Selasa Wage: Jamaah Diingatkan Bahaya Su’ul Khotimah dan Pentingnya Menjaga Shalat

by Redaksi
October 14, 2025
0

Suluk.id, Jombang – Ribuan jamaah menghadiri pengajian rutin Selasa Wage di Masjid Nurul lman Dempok Desa Grogol, Selasa (14/10). Kegiatan...

Bupati Nganjuk Hadiri Lomba Baca Puisi SD: “Semangat Tak Bisa Dibeli!”

Bupati Nganjuk Hadiri Lomba Baca Puisi SD: “Semangat Tak Bisa Dibeli!”

by Redaksi
October 12, 2025
0

Suluk.id, Nganjuk - Suasana penuh semangat menyelimuti Pendopo Kabupaten Nganjuk saat Pembukaan Lomba Baca Puisi Tingkat Sekolah Dasar, Minggu (12/10)....

Gelar Workshop Santri Melek Digital, Cetak Konten Kreator

Gelar Workshop Santri Melek Digital, Cetak Konten Kreator

by Redaksi
October 11, 2025
0

Suluk.id, Jombang - Era digitalisasi berpengaruh besar terhadap kecepatan arus persebaran informasi. Saking cepatnya, sebagian netizen ada yang sempat mencerna...

Ciptakan Kemandirian Pangan, Mahasiswa UPJB Latih Anak Asuh Panti Asuhan

Ciptakan Kemandirian Pangan, Mahasiswa UPJB Latih Anak Asuh Panti Asuhan

by Mukani
October 11, 2025
0

Suluk.id, Jombang — Tim mahasiswa Universitas PGRl Jombang (UPJB) berhasil menggugah minat berwirausaha anak asuh Panti Asuhan Hasyimiyah Desa Bandung...

Next Post
Belajar Memaknai Ikhlas yang Sebenarnya

Belajar Memaknai Ikhlas yang Sebenarnya

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sosial Media

Terkait

Pengajian Rutinan Selasa Wage: Jamaah Diingatkan Bahaya Su’ul Khotimah dan Pentingnya Menjaga Shalat

Pengajian Rutinan Selasa Wage: Jamaah Diingatkan Bahaya Su’ul Khotimah dan Pentingnya Menjaga Shalat

October 14, 2025
Bupati Nganjuk Hadiri Lomba Baca Puisi SD: “Semangat Tak Bisa Dibeli!”

Bupati Nganjuk Hadiri Lomba Baca Puisi SD: “Semangat Tak Bisa Dibeli!”

October 12, 2025
Gelar Workshop Santri Melek Digital, Cetak Konten Kreator

Gelar Workshop Santri Melek Digital, Cetak Konten Kreator

October 11, 2025
Suluk.id - Merawat Islam yang Ramah

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan.

Suluk.ID © 2025

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kerjasama
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan

Suluk.ID © 2025