Saya membuka tulisan ini dengan sebuah kaidah seperti ini:
درأ المفسدة المحققة مقدم علي جلب المصلحة الموهومة
Menolak kerusakan yang terbukti nyata didahulukan dari mendatangkan kemaslahatan yang masih asumtif.
Era Pandemi Corona saat ini, anak-anak banyak di rumah. Salah satu aktivitas anak yang paling sering kita lihat adalah bermain HP Android yang di dalamnya ada content positif dan negatif sekaligus.
HP tidak punya hukum Karena hukumnya disesuaikan dengan penggunaan. Jika HP digunakan untuk hal-hal positif, seperti menyimak pengajian online para kiai Dan melangsungkan pembelajaran kelas online, maka hukumnya wajib sebagai Sarana menuntut ilmu.
Namun jika HP dibuat pacaran, membuka situs porno, dan hal-hal negatif destruktif lainnya, maka hukumnya haram karena merusak dan membunuh akhlak, cara berpikir, mental, dan masa depan anak.
Melihat anak-anak main HP sekarang, minimal di lingkungan saya, maka kebanyakan untuk hal-hal yang negatif-destruktif. Jarang sekali yang menggunakan HP untuk hal-hal positif konstruktif. Anak justru hampir tidak bisa pisah dengan HPnya, mulai bangun tidur sampai tidur lagi.
Penulis kemudian ingat dawuh Syaikh Wahbah Az-Zuhaili dalam Tafsir Munir ketika menerangkan firman Allah QS. Al-Mu’minun 23:2
والذين هم عن اللغو معرضون
Termasuk ciri orang mukmin beruntung adalah orang-orang yang berpaling dari kesia-siaan dalam ucapan dan perbuatan.
Syaikh Wahbah menjelaskan, kemunduran umat Islam banyak disebabkan oleh perilaku kesia-siaan, seperti menonton televisi yang menghabiskan waktu, melemahkan semangat juang, Dan melupakan kewajiban-tanggungjawab pribadi Dan umat.
Syaikh Wahbah Menulis:
والذين هم عن اللغو معرضون اي الذين يتركون رأسا كل ما كان حراما أو مكروها أو مباحا لا خير فيه ولا يعني الإنسان ولا حاجة له فيه. وذلك يشمل الكذب والهزل والسب وجميع المعاصي وما لا فائدة فيه من الاقوال والافعال كما قال تعالي : وإذا مروا باللغو مروا كراما (الفرقان ٢٥:٧٢).
ومع الاسف الشديد استبد اللهو في عصرنا في أفعال وأقوال كثير من الناس برؤية التلفاز وقراءة المجلات غير النافعة واللعب بالاوراق واللهو والعبث وضياع الوقت فيما لا يجدي مع أن الوقت من ذهب لذا وصفت أمتنا بالتخلف لإهدار قيمة الوقت بين أفراد شعبها (التفسير المنير للشيخ وهبة الزحيلي ج ٩ ص ٣٣٠-٣٣١).
Melihat perkembangan anak yang sangat mengkhawatirkanketika bermain HP sekarang ini, maka tepat kiranya kita sosialisasikan larangan membelikan HP kepada anak karena mereka belum punya kemampuan menyaring (filter) yang positif dan negatif. Serta belum punya kemampuan menjalankan aturan penggunaan HP tanpa bimbingan.
Ingat kaidah agama:
كل ما أدي الي المعصية محظور
Setiap sesuatu yang mendorong kepada kemaksiatan adalah dilarang
Solusi:
Jika anak membutuhkan HP untuk mengikuti pembelajaran online, pengajian online, dan hal-hal positif lainnya, maka gunakan HP orangtua sehingga orangtua tetap bisa mengawasi anaknya dan memastikan bahwa anak benar-benar menggunakan HP tersebut untuk mengikuti kegiatan positif.
Jika anak ingin main game dalam waktu tertentu misalnya, maka tetap pastikan ada dalam pengawasan orangtua. Jangan sekali-kali membebaskan anak megang HP tanpa pengawasan, karena dampaknya bisa fatal.
Bermain HP membuat anak lupa belajar, kehilangan spirit juang, menyia-nyiakan waktu, Dan bisa berujung mala petaka, misalnya terjerumus dalam pergaulan bebas yang tidak terkendali.
Refleksi Orangtua
Wakil Ketua PCNU Pati, Direktur LESKA, Dosen IPMAFA