Suluk.ID
Thursday, August 28, 2025
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
Suluk.ID
Home Panutan

Profil KH. Ahmad Djaelani Sang Faqih Hamilul Qur’an

by Jamal Ma'mur Asmani
April 26, 2021
in Panutan
Profil KH. Ahmad Djaelani Sang Faqih Hamilul Qur’an
Share on Facebook

suluk.id – Pertemuan awal di sela-sela menjadi anggota TPHD Kabupaten Pati tahun 2019 menjadi starting point mengenal dari dekat sosok KH. Ahmad Djaelani yang humoris, supel, dan penuh atensi kepada teman. Ternyata di balik karakter humornya, sosok ini menyimpan mutiara yang luar biasa, yaitu pribadi yang menggabungkan kitab dan al-qur’an.

Beliau meneruskan estafet keilmuan KH. M. Arwani Amin yang menguasai kitab kuning terlebih dahulu, baru menghafalkan dan mendalami kandungan al-qur’an.

Penguasaan kitab KH. Ahmad Djaelani ditempa di Pondok Al-Ma’ruf Bandungsari Grobogan yang dikenal sebagai pondok alat, khususnya sharaf. Beliau mendalami nahwu dan sharaf di bawah bimbingan KH. Abdul Karim dan Kiai Muslih. Nahwu dan sharaf adalah pondasi utama dalam mengakses kitab-kitab kuning dari berbagai aspek, seperti tafsir, hadis, fiqh, ushul fiqh, tauhid, tasawuf, akhlak, dan lain-lain.

Saat di Bandungsari ini, KH. Ahmad Djaelani dikenal sebagai santri yang kemampuan hafalannya di atas rata-rata. Saat menghafalkan Alfiyyah Ibnu Malik, beliau diuji para guru yang disaksikan para santri dengan metode menghafalkan dari akhir ke awal (metode sungsan), sebuah bentuk ujian hafalan yang hanya bisa dilakukan santri par excellent.

Tidak cukup dengan penguasaan kitab kuning, KH. Ahmad Djaelani meneruskan rihlah ilmiyyahnya dengan tahfidzul qur’an di Kudus di bawah bimbingan ulama-ulama besar, khususnya KH. M. Arwani Amin, KH. Hisyam Hayat dan KH. Abdul Wahab. Motivasi menghafalkan al-qur’an datang dari KH. Sya’roni Ahmadi saat memberikan mauidhoh hasanah di Bermi.

Akhirnya KH. Ahmad Djaelani berhasil menggabungkan kemampuan kitab kuning dan al-qur’an dalam satu tarikan nafas. Sebagaimana dawuh Imam Syafii, seorang mujtahid disyaratkan hafal al-qur’an dan menguasai semua kandungan al-qur’an secara merata. Orang yang hafal al-qur’an mampu menemukan secara tepat ayat-ayat yang menggabungkan satu tema. Pemahamannya menjadi komprehensif, tidak parsial.

Dalam kitab al-ijtihad wa al-taqlid karya KH. Ahmad Yasin bin Asymuni disebutkan:
ولا ريب ان أقصى درجات العلم بالقران هو ان يصير حافظا كاملا له فاهما لمعانيه دارسا دراسة تفصيلية لما اشتمل عليه من الاحكام عالما بأيات الاحكام ملما بأقوال الصحابة في التفسير ومطلعا على أسباب النزول لمعرفة مقاصده

Tidak diragukan lagi bahwa puncak tingkatan ilmu al-qur’an adalah hafal al-qur’an secara sempurna, memahami kandungan maknanya, mengkajinya secara detail pada kandungan hukum al-qur’an dengan mengetahui ayat-ayat hukum, menghimpun dengan cerdas pendapat sahabat dalam menjelaskan al-qur’an dan mengkaji secara serius sebab historis turunnya al-qur’an untuk mengetahui maksud-tujuan al-qur’an.

Berbekal kitab kuning dan al-qur’an serta patuh kepada nasehat guru, KH. Ahmad Djaelani dengan ijin Allah mampu mengubah Bermi dari daerah yang biasa menjadi destinasi pendidikan yang digandrungi kader-kader bangsa dari banyak penjuru di Indonesia. Dalam perkembangannya, al-qur’an menjadi distingsi utama pesantren dan lembaga pendidikan yang dirintis KH. Ahmad Djaelani yang diberi nama Raudlatul Falah (taman keberuntungan).

Kader-kader penerus agama dan bangsa ini harus meneladani spirit KH. Ahmad Djaelani dalam belajar kitab kuning, menghafalkan al-qur’an, dan berdakwah di tengah masyarakat. Mereka tidak boleh memisahkan kitab kuning dan al-qur’an karena keduanya adalah dua mata air pengetahuan yang tidak terpisahkan.

Al-qur’an adalah sumber segala ilmu, hikmah, dan gerakan dakwah. Sedangkan kitab kuning adalah alat menggali kandungan ilmu, hikmah, dan dakwah yang ada dalam al-qur’an. Orang yang hafal al-qur’an, tapi tidak menguasai kitab kuning, maka ia hanya mendapatkan pahala al-qur’an dari qiro’ahnya (membaca) saja. Ia tidak mampu menggali kandungan ilmu, hikmah, dan gerakan dakwah dalam al-Qur’an yang progresif, inovatif, dan transformatif.

Orang yang menguasai kitab kuning, tapi tidak hafal al-qur’an, hujjahnya kurang kuat, karena pemahamannya tidak komprehensif tentang al-qur’an yang menjadi sumber segala ilmu.

Alangkah bahagianya orang yang hafal al-qur’an dan menguasai kitab kuning sekaligus karena dalam dirinya terdapat dua mutiara yang saling melengkapi untuk membawa gerbang kejayaan Islam di muka bumi.

فتشبهوا ان لم تكونوا مثلهم – ان التشبه بالرجال فلاح

Jamal Ma'mur Asmani
Jamal Ma'mur Asmani

Wakil Ketua PCNU Pati, Direktur LESKA, Dosen IPMAFA

Tags: KH. Ahmad DjaelaniProfil
Previous Post

Gelar Raker, PC GP Ansor Tuban Fokus Mengembangkan Potensi Kader Menuju Ansor Mandiri

Next Post

Seberkas Kenangan Bersama Romo Kiai Agus Sunyoto

Related Posts

Sugeng Tindak KH Muhammad Thoifur Mawardi, Senyumnya Menyejukkan Ucapannya Menenangkan

Sugeng Tindak KH Muhammad Thoifur Mawardi, Senyumnya Menyejukkan Ucapannya Menenangkan

by Redaksi
August 19, 2025
0

Suluk.id, Tanah Purworejo berduka, langit-langit pesantren bersedih, dan hati ribuan santri ikut menangis ketika kabar wafatnya Syaikhina Abuya KH Muhammad...

Keteladanan Etika Dakwah KH. Ahmad Asrori Al-Ishaqy Dalam Perspektif Qaulan dalam Al-Qur’an

Keteladanan Etika Dakwah KH. Ahmad Asrori Al-Ishaqy Dalam Perspektif Qaulan dalam Al-Qur’an

by Abdur Rohman Assidiis
July 1, 2025
0

Kian hari kini, semakin banyak bermunculan pendakwah-pendakwah baru. Dengan berbagai metode dakwah yang mereka gunakan, tentu telah memberikan kesan warna...

Prabowo Subianto Dan Gagasan Kepemimpinan Islam : Dari Salahudin Al Ayubi Hingga Muhammad Al Fatih

Prabowo Subianto Dan Gagasan Kepemimpinan Islam : Dari Salahudin Al Ayubi Hingga Muhammad Al Fatih

by Redaksi
May 26, 2025
0

Oleh : Mujahidin Nur, Direktur Peace Literacy Institute Indonesia & Ketua Departemen Hubungan Luar Negeri dan Antar Lembaga BKM (Badan...

Jejak Laskar Pangeran Diponegoro di Desa Mlorah Rejoso Nganjuk, Mbah Canthing dan Perang Jawa

Jejak Laskar Pangeran Diponegoro di Desa Mlorah Rejoso Nganjuk, Mbah Canthing dan Perang Jawa

by Mukani
April 21, 2025
0

Tumenggung Sri Moyo Kusumo adalah salah satu pejabat di Kerajaan Mataram Islam. Tugas utamanya adalah menikahkan masyarakat. Dia diperkirakan lahir...

Next Post
Seberkas Kenangan Bersama Romo Kiai Agus Sunyoto

Seberkas Kenangan Bersama Romo Kiai Agus Sunyoto

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sosial Media

Terkait

SDN Kayangan 2 Gelar Jalan Sehat, Meriahkan Rangkaian HUT RI ke-80

SDN Kayangan 2 Gelar Jalan Sehat, Meriahkan Rangkaian HUT RI ke-80

August 27, 2025
Rutinan Lailatul Ijtima’ MWCNU Diwek Kaji Makna Kemerdekaan

Rutinan Lailatul Ijtima’ MWCNU Diwek Kaji Makna Kemerdekaan

August 26, 2025
Pengurus Ikatan Sarjana NU Jombang Hari Ini Dilantik, Diharap Kolabarasi Demi Kemajuan Jombang

Pengurus Ikatan Sarjana NU Jombang Hari Ini Dilantik, Diharap Kolabarasi Demi Kemajuan Jombang

August 26, 2025
Suluk.id - Merawat Islam yang Ramah

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan.

Suluk.ID © 2025

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kerjasama
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan

Suluk.ID © 2025