Suluk.ID
Friday, May 9, 2025
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
Suluk.ID
Home Pitutur

Sulitnya Meniru Multitasking Perempuan

by Ahmad Natsir
May 17, 2021
in Pitutur
Sulitnya Meniru Multitasking Perempuan

freepik.com

Share on Facebook

suluk.id – Saya sering melihat meme yang kurang lebih menggambarkan perempuan ibu rumah tangga yang mempunyai empat tangan layaknya dewa. Setiap tangan yang dia punya memegang benda yang berbeda. Satu tangan memegang sapu lantai, satu tangan yang lain memegang setrika, mixer, dan tentu saja, menimang bayi.

Pada awalnya saya merasa itu adalah meme yang biasa. Saya juga pernah punya pekerjaan menumpuk dan berbeda-beda tapi, toh, saya tetap bisa menyelesaikannya. Sama, kan? Multitasking, gitu. Namun, untuk kali kedua pandangan saya ini mentah sementah-mentahnya.

Ini bermula manakala saya mulai lebih sering, ingat ya, lebih sering membantu pekerjaan rumah tangga. Menyapu, mencuci piring, dan memandikan anak. Mohon maaf, untuk perkara memasak saya akui belum berani menggugat otoritas istri saya ya karena belum bisa saja.

Sebagai manusia yang, ehm, telah mampu menyelesaikan banyak pekerjaan. Saya juga bisa menyelesaikannya. Dan, betul saya menyelesaikannya.Tapi, suatu pagi, ketika saya sedang asyik menyapu, pekerjaan saya itu mendapatkan komentar istri saya.

“Kalau menyapu, semua barang yang tergeletak di atas lantai harus ditaruh di atas. Dirapikan, jangan main sapu saja.”

“Ok. Apalagi?” tanyaku menantang lagi. Padahal sebenarnya ini menyakitkan.

“Sebelum menyapu, tuh, mesin cuci diputar dulu sekalian. Selesai dua pekerjaan bukan?” katanya, biarkan, ah, dia mengguruiku. Asal nggak tengkurap saja nanti malam.

“Ok. Ada lagi yang harus aku tahu?” kali ini aku lebih kepada penasaran daripada menantangnya.

“Aku tuh, ya, kalau memasak tu sambil ngisi air di mesin cuci memutarnya. Nggak lupa Alif (putera kami) dikasih mainan, panci, baskom, tutup dandang, biar dia tenang.” Selesai semua, deh, dalam satu waktu.

*

Saya merenungi pembelajaran istri saya tersebut. Saya mengira itu adalah representasi dari meme multitasking perempuan yang melegenda itu. Mereka mengerjakan banyak pekerjaan dalam satu waktu. Bukan dikerjakan satu persatu seperti yang saya lakukan.

Lagi-lagi saya mendapatkan data yang sama dari teman saya. Kali ini mengenai kebiasaan istrinya menjemput anaknya pulang dari sekolah. Kalau kami para suami menjemput, ya, menjemput saja. Nggak akan ada acara yang lain.

“Istri saya itu, Bang, kalau menjemput anak saya pulang sekolah mampirnya kemana-mana. Mampir ke bakul sayur. Di sana dia membeli garam, kecap, penyedap, dan amunisi dapur lainnya. Belum lagi kalau ada janji COD dengan reseller-nya. Mampir ke counter beli pulsa kalau habis. Mampir ke isi ulang galon. Kok bisa, ya?”
Alih-alih menjawab saya malah bertanya, “Kamu pernah mencoba seperti itu?”

“Pernah, saya mencoba kemarin. Saat saya mendapat mandat mengirim paket ke kantor pengiriman. Nah, itu istri saya titip lagi macam-macam. Mumet pokoknya mumet. Saya nggak sanggup.”

“Akhirnya?”

“Ya, yang saya kerjakan cuma sebagian, tujuh puluh persen lah, sisanya saya kembalikan lagi.”

“Hahaha,” tanggapan saya cuma tertawa, melupakan pertanyaannya “kok bisa, ya” yang tadi.

*

Pengalaman ini membuat saya menyadari satu hal. Multitasking perempuan adalah benar-benar multitasking. Seluruh pekerjaan tidak dalam antrian melainkan dikerjakan bersamaan. Untuk itulah saya memaklumi jika suatu saat sesekali masakan gosong. Itu kalau saya yang ngerjakan dengan gaya yang sama, gosong terus. Hahaha.
Dari sini, saya tidak melarang sama sekali istri saya bekerja. Dan, sekarang istri saya nyambi jualan online, dan saya mendukungnya.

Terus terang, saya begitu risih meme nasihat yang melarang istri bekerja. Saya menentang keras orang-orang yang kampanye ini.

Mereka sudah dikaruniai multitasking yang jempolan. Maka dari situ hendaklah kita berbagi pekerjaan di dapur, maka kita akan bisa menjadi lebih pantas untuk berbagi di kasur. Hahaha.
Wahai para pelarang istri bekerja simaklah baik baik, “Iri bilang, Bosss!”

Ahmad Natsir

Lulusan Pondok Pesantren Al-Islam Nganjuk serta dosen di IAIN Tulungagung

Tags: perempuan
Previous Post

Perjalanan Sebuah Skripsi dan Ridho KH Agus Sunyoto

Next Post

Tentang Bervaksin, Ilmu Pengetahuan dan Sebuah Kepasrahan

Related Posts

Resolusi Pasca Lebaran : Minimal Berniat Lebih Baik Lagi

Resolusi Pasca Lebaran : Minimal Berniat Lebih Baik Lagi

by Muchamad Rudi C
April 9, 2025
0

Sepertinya tidak hanya tahun baru yang menjadi titik refleksi seseorang. Entah itu tahun - tahun Masehi, Hijriah, Saka, Jawa dan...

Perjalanan Cinta di Hari Mulia

Perjalanan Cinta di Hari Mulia

by jamal ghofir
March 31, 2025
0

Genap lah sudah perjalanan spiritual, selama 30 hari mendendangkan lantunan syair mahabah disetiap bangunan suci seantero Nusantara bahkan dunia. Ayat-ayat...

Keteladanan dalam Kepemimpinan: Belajar dari Sikap Bijak Prof. Nasaruddin Umar

Keteladanan dalam Kepemimpinan: Belajar dari Sikap Bijak Prof. Nasaruddin Umar

by Redaksi
March 30, 2025
0

Penulis : Prof. Abd Aziz (Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung) Dalam kepemimpinan, dua hal selalu diuji: kebijaksanaan dan keteladanan....

Tutorial Membuat Story WhatsApp

Tutorial Membuat Story WhatsApp

by Muchamad Rudi C
February 15, 2025
0

Suluk.id - Hal yang patut disyukuri yakni ketika orang-orang masih dengan bangga mengunggah story tentang pondok-pondok, tempat-tempat atau acara-acara keagamaan...

Next Post
Tentang Bervaksin, Ilmu Pengetahuan dan Sebuah Kepasrahan

Tentang Bervaksin, Ilmu Pengetahuan dan Sebuah Kepasrahan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sosial Media

Terkait

Khoirul Malik: Bahasa dan Proposal Riset adalah Kunci Menembus Beasiswa Studi Internasional

Khoirul Malik: Bahasa dan Proposal Riset adalah Kunci Menembus Beasiswa Studi Internasional

May 7, 2025
Keberuntungan Adalah Kesempatan Bertemu Kemampuan, Rudi Cahyono Bagikan Perjalanan Inspiratif Raih Beasiswa Unggulan Kemendikbud

Keberuntungan Adalah Kesempatan Bertemu Kemampuan, Rudi Cahyono Bagikan Perjalanan Inspiratif Raih Beasiswa Unggulan Kemendikbud

May 7, 2025
Scholarship Station FUAD UIN SATU Hadirkan Cerita Inspiratif Syahril Siddik, Alumni Leiden University

Scholarship Station FUAD UIN SATU Hadirkan Cerita Inspiratif Syahril Siddik, Alumni Leiden University

May 7, 2025
Suluk.id - Merawat Islam yang Ramah

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan.

Suluk.ID © 2025

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen

Suluk.ID © 2025