Suluk.id, Kediri – Menjadi Ulama’ mempunyai syarat-syarat yang lebih ketat daripada menjadi seorang Intelektual. Pesan tersebut disampaikan Dr (H.C) KH. Zulfa Mustofa Wakil Ketua PBNU saat memberikan Orasi Ilmiah pada acara Yudisium Universitas Islam Tribakti(UIT) Lirboyo Sabtu (18/10/2025) di Aula Muktamar Pondok Pesantren Lirboyo Kediri. Acara yang dihadiri KH. Athoillah Sholahuddin Anwar selaku ketua Yayasan Pendidikan Islam Tribakti (YPIT), Dr. KH. Reza Ahmad Zahid,Lc.,M.A selaku Rektor beserta sivitas akademika UIT Lirboyo Kediri.
KH. Zulfa memaparkan bahwa seorang sarjana intelektual adalah mereka melakukan pengajaran, berfikir sistematis, runtut dan solutif. Ulama’ dalam Al Qur’an Surat Ali Imran ayat 79 merupakan seorang yang mengabdikan dirinya untuk mengajari dan mempelajari kitab.
“Ulama’ itu sejak dulu pasti mengajar. Baru disebut Ulama’ kalau dia punya pengabdian Ilmu. Ulama’ dan intelektual dari sisi mengajar sama” paparnya.
Akan tetapi, masih menurut Wakil Ketua PBNU KH. Zulfa menyoroti pentingnya berfikir secara menyeluruh (holistik). Dengan berfikir holistik terlebih dahulu mencari tahu apakah sebuah fenomena masuk ke dalam sebuah tradisi atau bukan.
“Kita melihat sesuatu tadi sudah menyinggung tradisi budaya. Kadang-kadang melihat seseorang tidak secara holistik (tidak utuh). Karena standar tradisi kita berbeda”ungkapnya.
Kemudian untuk mengukur Ustadz, Kiyai atau Ulama’ harus diukur dengan standar Al Qur’an dan Hadis. Yakni disebut sebagai Ulama’ Intelektual pasti beririsan erat dengan ilmu dalam hal transfer of knowledge.
“Ulama’ adalah orang yang tidak berhenti berdialektika dengan Ulama’-Ulama’ sebelumnya dan tokoh sezamannya. Kalau ada yang mengajak menulis berdialog berdialektika, dengan kitab-kitab dengan Ulama, anda bisa disebut sebagai Ulama’ intelektual” paparnya.
Dr. Honoris Causa UIN Sunan Ampel Surabaya, Kyai Zulfa menyampaikan pula bahwa seseorang dapat dikatakan sebagai Ulama’ Intelektual ketika menulis atau berbicara sesuatu bermanfaat bagi orang lain. “Kalau tidak menulis (dan berkata yang bermanfaat anda diam. Artinya Ulama’ dan Intelektual hanya menulis pada sesuatu yang dianggap bermanfaat” terangnya.
Selanjutnya menurut Kyai Zulfa jika melihat teladan bagaimana integritas Ulama’ dan Intelektual pada masa lalu tentu sangat banyak sekali. “Selamat sukses Universitas Islam Tribakti (atas Yudisium nya) dan terus melahirkan Ulama’ Intelektual dan semoga kedepan semakin maju baik prodi maupun fakultas begitu pula mahasiswa nya” ungkapnya.

Islamic digital activist. Mugi Barokah Manfaat








