Suluk.ID
Thursday, November 13, 2025
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
Suluk.ID
Home Kekabar

NU Menjadi Lilin-Lilin Kecil Yang Menerangi Setiap Desa

by Hari Prasetia
November 5, 2025
in Kekabar
NU Menjadi Lilin-Lilin Kecil Yang Menerangi Setiap Desa
Share on Facebook

Suluk.id, Jombang – Sekitar seribu jamaah memadati halaman Masjid Al-Firdaus Dusun Paritan Desa Keras, Selasa (4/11) malam. Mereka menghadiri kegiatan rutin Lailatul ljtima’ yang digelar Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Diwek.

Rangkaian kegiatan diawali dengan shalat Isya’ berjamaah, dilanjutkan shalat-shalat sunnah, istighosah dan kajian kitab At-Tibyan karya Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari. Kajian tersebut disampaikan oleh Gus Variz Muhammad Mirza, cicit dari Mbah Hasyim Asy’ari.

Dalam kesempatan itu, Ketua Tanfidziyah MWCNU Diwek, KH Hamdi Sholeh, menegaskan pentingnya melestarikan ajaran pendiri Nahdlatul Ulama tersebut.

“Sampeyan harus bisa menghidupkan Mbah Hasyim Asy’ari kembali. Setelah At-Tibyan, semoga nanti bisa dilanjutkan ke Arba’ina Haditsan,” pesan KH Hamdi Sholeh kepada Gus Mirza.

Kiai Hamdi juga menuturkan bahwa kegiatan Lailatul Ijtima’ ini termasuk salah satu kiat menjaga dan melakukan amalan yang diajarkan oleh Mbah Hasyim dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya dengan salat tasbih yang walaupun berat, minimal dilakukan sekali seumur hidup. “Minuman yang nikmat tetapi jika dituang ke cangkir yang kotor, maka semuanya enggan untuk meminumnya. Amalan-amalan itu merupakan wasilah kita untuk menyucikan diri,” tegasnya.

Selain itu, mengikuti Lailatul Ijtima’ juga menjadi jalan agar dapat diakui santri oleh Mbah Hasyim Asy’ari. “Mbah Hasyim memiliki beberapa gerbong besar menuju surga, salah satunya Tebuireng. Tetapi yang paling besar bernama Nahdlatul Ulama,” tambahnya.

Sementara itu, KH Fahmi Amrullah Hadzik dalam kajiannya menjelaskan bahwa Lailatul Ijtima’ merupakan tradisi warga NU yang sarat nilai silaturahmi dan penguatan keagamaan.

“Lailatul artinya malam, ijtima’ artinya berkumpul. Tetapi yang dimaksud Lailatul Ijtima’ bukan seperti kumpul-kumpul biasa, apalagi di tempat maksiat. Ini adalah wadah untuk memperkuat ukhuwah dan meneladani ajaran para ulama,” tegas pengasuh Pondok Tebuireng Putri tersebut.

Ketua PCNU Jombang itu juga menambahkan bahwa kebersamaan dalam tradisi NU selalu disertai nilai sosial dan rasa syukur. “Kalau Pak Presiden Prabowo punya program Makan Bergizi Gratis, NU sejak dulu sudah punya Makan Berkat Gratis (MBG). Setelah Lailatul Ijtima’, jamaah makan dan dapat berkat juga,” ujarnya yang disambut tawa jamaah.

“Makanya orang NU jarang kurus. Kalau kurus, mungkin karena jarang ikut lailatul ijtima’,” lanjutnya bergurau.

Lebih lanjut, Gus Mirza selaku pengkaji kitab Mbah Hasyim kali ini menegaskan bahwa warga NU perlu berpegang pada 40 prinsip yang termuat dalam kitab Arba’ina Haditsan karya Mbah Hasyim. Ia juga mengutip dawuh KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang berpesan agar NU tidak menjadi alat politik.

“Ciri khas orang NU itu lugu artinya ikhlas dan suka kumpul-kumpul. Ada makanan disyukuri, tidak ada juga tidak apa-apa,” ujarnya.

“NU bukanlah obor besar yang menyala di Jakarta, melainkan lilin-lilin kecil yang menerangi setiap desa,” pungkasnya.

Rangkaian kegiatan lailatul ijtima’ diakhiri dengan doa penutup. Sesi ini dipimpin oleh KH Nurul Fuad, wakil ketua PCNU Jombang. (har)

kontributor: Hari Prasetia, Pengurus LTN MWCNU Diwek Jombang

Hari Prasetia
Hari Prasetia

Pengurus LTN MWCNU Diwek Jombang

Tags: JombangMWC NU Diwek
Previous Post

Ali Makhrus Pimpin PC GP Ansor Kabupaten Madiun 2025-2029, Usung Semangat NGAJI

Next Post

Teladan Perjuangan dan Istiqomah dari KH Umar Faruq (1946-2003)

Related Posts

Penanaman 300 Pohon Trembesi di Sekitar Candi Dadi: Langkah Awal Gerakan TUNGGALROGO MANDIRI untuk Pulihkan Sumber Air

Penanaman 300 Pohon Trembesi di Sekitar Candi Dadi: Langkah Awal Gerakan TUNGGALROGO MANDIRI untuk Pulihkan Sumber Air

by Redaksi
November 12, 2025
0

Suluk.id, Tulungagung - Sekitar 50 peserta yang terdiri atas warga masyarakat, aktivis Yayasan Bumi Peradaban Nusantara, alumni UIN Sayyid Ali...

Napak Tilas dan Studi Tiru Ranting NU Desa Mojorejo

Napak Tilas dan Studi Tiru Ranting NU Desa Mojorejo

by Mukani
November 10, 2025
0

Suluk.id, Madiun - Rombongan jamaah Ranting NU Desa Mojorejo Kecamatan Kebonsari menggelar napak tilas dan studi tiru, Minggu (9/11). Kegiataan...

Fatayat-Muslimat Desa Sukorejo Gelar Ngaji Bareng, Ikhtiar Jadi Wanita Sholihah

Fatayat-Muslimat Desa Sukorejo Gelar Ngaji Bareng, Ikhtiar Jadi Wanita Sholihah

by Redaksi
November 8, 2025
0

Suluk.id, Nganjuk - Kerja sama dilakukan Pimpinan ranting Fatayat dengan Muslimat NU di Desa Sukorejo dalam menggelar pengajian rutin kitab...

Gelar Pengajian, Beri Sepeda ke Anak Yatim

Gelar Pengajian, Beri Sepeda ke Anak Yatim

by Redaksi
November 5, 2025
0

Suluk.id, Nganjuk - Aksi mulia dilakukan masyarakat Dusun Duwel Desa Sukorejo, Selasa (5/11) malam. Bertempat di Masjid Al-Muttaqin, mereja menggelar...

Next Post
Teladan Perjuangan dan Istiqomah dari KH Umar Faruq (1946-2003)

Teladan Perjuangan dan Istiqomah dari KH Umar Faruq (1946-2003)

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sosial Media

Terkait

Penanaman 300 Pohon Trembesi di Sekitar Candi Dadi: Langkah Awal Gerakan TUNGGALROGO MANDIRI untuk Pulihkan Sumber Air

Penanaman 300 Pohon Trembesi di Sekitar Candi Dadi: Langkah Awal Gerakan TUNGGALROGO MANDIRI untuk Pulihkan Sumber Air

November 12, 2025
Napak Tilas dan Studi Tiru Ranting NU Desa Mojorejo

Napak Tilas dan Studi Tiru Ranting NU Desa Mojorejo

November 10, 2025
Fatayat-Muslimat Desa Sukorejo Gelar Ngaji Bareng, Ikhtiar Jadi Wanita Sholihah

Fatayat-Muslimat Desa Sukorejo Gelar Ngaji Bareng, Ikhtiar Jadi Wanita Sholihah

November 8, 2025
Suluk.id - Merawat Islam yang Ramah

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan.

Suluk.ID © 2025

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kerjasama
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan

Suluk.ID © 2025