Suluk.id, Madiun – Rombongan jamaah Ranting NU Desa Mojorejo Kecamatan Kebonsari menggelar napak tilas dan studi tiru, Minggu (9/11). Kegiataan dikuti sebanyak 35 peserta.
Mereka berasal dari pengurus Ranting NU Mojorejo beserta lembaga dan badan otonom. Terutama dari Fatayat, Muslimat dan Ansor-Banser.
Rombongan berangkat dari kantor Ranting NU Desa Mojorejo. Berangkat sejak jam 06.00. Rangkaian kegiatan berakhir hingga Minggu malam Senin.
Ketua Ranting NU Mojorejo, Mukhlis Daroini, memimpin langsung rombongan ini. “Napak tilas perkembangan masuknya lslam ke Madiun-Ponorogo dilakukan dengan ziyarah ke makam ulama sepuh,” ujarnya.
Kegiatan ziyarah ini, imbuhnya, untuk menyambung kekuatan sanad keilmuan dan perjuangan. “Termasuk meneladani nilai-nilai luhur para pendahulu,” tambahnya.
Makam ulama yang diziyarahi, lanjutnya, sebanyak delapan tujuan. Mulai makam Kiai Shidiq Kerjo, Kiai Abdurrahman Tegalrejo, Eyang Donopuro Setono Jetis dan Kiai Ageng Muhammad Besari. Tegalsari. Termasuk makam Raden Betoro Katong Ponorogo, Syaikh Ahmad Muhammad Jatilawang Dolopo, Kiai Ageng Basyariyah Sewulan dan Kiai Ageng Anom Besari Caruban.
Kegiatan ziyarah ini, imbuhnya, dipimpin oleh Kiai Thohir dan Kiai Zaenal Arifin. “Agar spirit napak tilas bisa meniru semangat dalam menyebarkan lslam,” katanya.
Studi tiru dilakukan saat berkunjung ke Masjid Quba dan Madiun Street Center (MSC). “Rihlah tersebut untuk melakukan studi tiru tentang aktifitas UMKM di sekitar wisata religi dan sekitar pusat kota Madiun,” kata Sohibul Ma’ali, bendahara Ranting NU Mojorejo.
“Juga untuk menjalin silaturrahim antar pengurus NU dengan banom dan lembaga NU Desa Mojorejo,” ungkapnya.
Ditemui di sela kegiataan, salah satu peserta lftitah merasa senang mengikuti kegiatan ini. “Di samping bisa refreshing, juga menambah spiritual kita dalam khidmah di NU,” ujarnya.
Terlebih kegiatan ini digelar jelang peringatan hari pahlawan 10 November. “Terlepas beliau ditetapkan jadi pahlawan nasional atau tidak, tapi sejarahnya harus tetap dikenang generasi penerus warga NU,” tambahnya.
Pria asal Sumenep Madura ini berharap agenda ini bisa rutin digelar ke depan. “Agar silarurahmi antar pengurus bisa makin solidkan NU di Desa Mojorejo,” pungkasnya. (muk)
Dosen STAI Darussalam Krempyang Nganjuk








