Suluk.ID
Thursday, August 28, 2025
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
Suluk.ID
Home Pitutur

Haji dan Panggilan Kematian

by Mohammad Karim
August 15, 2019
in Pitutur
Haji dan Panggilan Kematian
Share on Facebook

Para jamaah haji usai menunaikan wukuf di Arofah. Kemudian, dilanjutkan dengan lempar jumroh. Kini, sebagian akan bersiap kembali ke tanah air.

Sebelum itu, ada beberapa hal yang bisa dimaknai dari setiap tahapan haji itu sendiri.

Bekal

Dalam haji, sebelum berangkat, hendaklah calon haji mempersiapkan segala bekal yang diperlukan nantinya, agar nantinya tenang menjalankan ibadah. Dalam kematian, kita diminta oleh Allah swt untuk berbekal, agar tenang dan selamat di akhirat. Bekal terbaik adalah perilaku taqwa.

Dalam rangka menambahkan kekhusyuan dalam haji, maka hendaklah calon haji mempersipakan bekal. Mulai dari kebutuhan jasmani seperti makan, minum, pakaian, penginapan yang dibutuhkan di Makkah-Madinah.

Tak cukup hanya kebutuhan jasmani, calon haji hendaklah juga mempersiapkan kebutuhan rohani, yaitu keikhlasan, tawadhu’, penuh ketaatan. Jauhi riya, sombong, kikir, berburuk sangka dll.

Allah berfirman:

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ ۚ وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ

Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal (al-Baqarah, 197)

Memakai Baju Ihram

Dalam haji, jika sudah tiba waktu berangkat, maka calon haji akan meninggalkan rumah dan keluarga. Calon haji akan memakai kain putih bernama baju ihram.

Dalam kematian, jika sudah tiba kematian, maka kita akan dipakaikan kain putih benaman kain kafan.

Dalam rangka menambahkan kekhusyuan dalam haji, maka calon haji saat memakai baju ihram, hendaklah merasa seakan-akan menuju kematian.

Memasuki Masjidil Haram

Dalam haji, calon haji akan memasuki Kota Makkah. Calon haji akan digiring ke Masjidil Haram dan menuju Ka’bah.

Dalam kematian, setelah dikuburkan, kita akan dibangkitkan lagi. Kemudian digiring menuju suatu tempat (padang Mahsyar) untuk menghadap Allah swt.

Dalam rangka menambah kekhusyuan dalam haji, saat memasuki masjidil haram, maka hendaklah calon haji merasa seakan-akan digirng ke padang mahsyar menuju Allah swt.

Tawaf

Dalam haji, calon Haji akan mengelilingi atau Tawaf di sekitar Ka’bah dengan sepenuh jiwa dan raga, dan sungguh-sungguh berharap kepadaNya.

Dalam kematian, kita akan bangkit menuju kepadaNya. Saat itu, kita sungguh-sungguh mengharap kepadaNya. Kita hanya fokus kepadanya, itulah khyusuk.

Dalam rangka menambah kekhusyuan dalam haji, maka saat bertawaf, maka hendaklah calon haji melakukan Tawaf dengan penuh ketaatan, ikhlas dan pasrah karena Allah swt.

Mencium Hajar Aswad

Dalam haji, calon haji akan mencium Hajar Aswad. Itulah simbol sumpah setia dan ketaatan kepada kepada Allah swt.
Dalam kematian, jika saat itu, kita diberi waktu berbicara, maka kita akan bersumpah untuk benar-benar setia kepada Allah swt. Kita akan taat melakukan apapun sebagai simbol sumpah setia.

Dalam rangka menambah kekhusyuan dalam haji, maka hendaklah calon haji dalam melakukan aktifitas mencium hajar aswad tanpa melalui menzalimi orang lain. Misalnya menyikut, menyerobot dan segala hal yang membuat orang lain terluka dan sakit hati.

Jika kita diberi kemudahan mencium hajar aswad hendaklah melakukannya dengan penuh ketaatan

Sai’

Dalam haji, calon haji akan mondar-mandir antara shafa dan Marwa. Itulah Sa’i. Sa’i merupakan simbol untuk berusaha untuk menggapai rahmat Allah swt.

Dalam kematian, waktu itu, kita bingung. Mondar-mandir antara takut dan berharap akan pertolongan Allah swt. Waktu itu, kita akan selalu berusaha menarik perhatian Allah swt.

Dalam rangka menambah kekhusyuan dalam haji, maka calon haji hendaklah melakukan Sa’i dengan sikap batin antara cemas dan berharap akan Rahmat Allah swt.

Sa’i merupakan simbol berusaha keras. Maka, apapun keadaan kita hendaklah tidak putus asa. Tetaplah berusaha walaupun sampai kehidupan sudah mencekik leher kita.

Terkadang, pertolongan Tuhan datang pada detik-detik terakhir. Walaupun sebelumnya kita berperangka yang bukan-bukan kepadaNya.

إِذْ جَاءُوكُمْ مِنْ فَوْقِكُمْ وَمِنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَإِذْ زَاغَتِ الْأَبْصَارُ وَبَلَغَتِ الْقُلُوبُ الْحَنَاجِرَ وَتَظُنُّونَ بِاللَّهِ الظُّنُونَا

Ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan(mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka (Al-Ahzab ayat 10).

Wukuf

Dalam haji, calon haji akan melakukan wukuf di Arafah. hendaklah orang berhaji benar-benar ingat kepada Allah swt. Khusyuk untuk merasakan kehadiran Allah swt.

Dalam kematian, di akhirat nanti, kita akan menghadap kepada Allah, atau Dia akan menemui kita. Saat itu, kita akan benar-benar mengerti tentang diriNya, itulah ma’rifatullah.

Dalam rangka menambah kekhusyuan dalam haji, maka hendaklah calon berhaji benar-benar ingat Allah swt. Khusyuk untuk merasakan kehadiran Allah swt waktu wukuf.

Nabi bersabda:
أن تعبد الله كأنك تراه، فإن لم تكن تراه فإنه يراك

sembahlah Allah, seakan-akan kamu melihatNya. Jika belum bisa, maka,cukup yakini bahwa Dia melihatmu.

Al-Ghazali berkata:
من لم يذق لم يعرف
Siapa yang tak pernah mengalami, maka tak akan mengerti.

Melempar Jumrah

Setelah dari Arafah, calon haji akan melakukan lempar jumrah. Ritual melempar sesuatu, biasanya berupa melempar kerikil pada tiang yang sudah tersedia. Aktivitas ini merupakan simbol untuk melempar dan mengusir setan.

Sebab itu, untuk menambah kekhusyuan, maka calon haji harus benar-benar meniatkan lemparannya untuk mengusir sejauh mungkin bisikan setan yang ada dalam dirinya. Sehingga yang ada dalam dirinya hanyalah ajaran Allah swt.

Mohammad Karim
Mohammad Karim

Dosen, Peneliti

Tags: haji
Previous Post

Ceramah Gus Qoyyum Lasem Saat Memperingati Tujuh Hari Kiai Maimun Zubair

Next Post

Sayyid Abdullah Mliwang, Mbah Buyutnya Para wali Tanah Nusantara?

Related Posts

Di Balik Tisu Murah, Ada Harga Sebuah Kehidupan

Di Balik Tisu Murah, Ada Harga Sebuah Kehidupan

by Syahrul
August 20, 2025
0

Suluk.id - Lampu merah menyala. Deru kendaraan memenuhi udara, bercampur dengan suara klakson yang bersahut sahutan. Asap knalpot menebal, menusuk...

KKN, Persahabatan, dan Keluarga

KKN, Persahabatan, dan Keluarga

by Ahmad Misbakhul Amin
August 9, 2025
0

Kulon Progo, 09 Agustus 2025_ KKN selayaknya dilakukan dengan riang gembira. Riang gembira itu bisa datang dari dalam diri secara...

Menyejukkan Hati Nurani dengan Pengajian Ahad Pagi

Menyejukkan Hati Nurani dengan Pengajian Ahad Pagi

by Ahmad Misbakhul Amin
July 30, 2025
0

Kulon Progo, 27 Juli 2025. Pagi itu, tidak seperti biasanya aku bangun lebih siang ketimbang beberapa hari lalu. Aku bangun...

Mencintai Tuhan Saat Mentadabburi Al-Qur’an

Mencintai Tuhan Saat Mentadabburi Al-Qur’an

by Araffah
June 17, 2025
0

Mentadabburi Al-Qur'an sebagai sebuah proses merenungkan, memikirkan dengan seksama, atau memperhatikan dengan mendalam tentang apa yang ada dalam sebuah ayat...

Next Post
Sayyid Abdullah Mliwang, Mbah Buyutnya Para wali Tanah Nusantara?

Sayyid Abdullah Mliwang, Mbah Buyutnya Para wali Tanah Nusantara?

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sosial Media

Terkait

SDN Kayangan 2 Gelar Jalan Sehat, Meriahkan Rangkaian HUT RI ke-80

SDN Kayangan 2 Gelar Jalan Sehat, Meriahkan Rangkaian HUT RI ke-80

August 27, 2025
Rutinan Lailatul Ijtima’ MWCNU Diwek Kaji Makna Kemerdekaan

Rutinan Lailatul Ijtima’ MWCNU Diwek Kaji Makna Kemerdekaan

August 26, 2025
Pengurus Ikatan Sarjana NU Jombang Hari Ini Dilantik, Diharap Kolabarasi Demi Kemajuan Jombang

Pengurus Ikatan Sarjana NU Jombang Hari Ini Dilantik, Diharap Kolabarasi Demi Kemajuan Jombang

August 26, 2025
Suluk.id - Merawat Islam yang Ramah

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan.

Suluk.ID © 2025

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kerjasama
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan

Suluk.ID © 2025