Suluk.ID
Tuesday, March 2, 2021
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
Suluk.ID
No Result
View All Result
Home Pitutur

Haji dan Panggilan Kematian

by Mohammad Karim
August 15, 2019
in Pitutur
Reading Time: 4min read
0 0
0
Haji dan Panggilan Kematian
Share on Facebook

Para jamaah haji usai menunaikan wukuf di Arofah. Kemudian, dilanjutkan dengan lempar jumroh. Kini, sebagian akan bersiap kembali ke tanah air.

Sebelum itu, ada beberapa hal yang bisa dimaknai dari setiap tahapan haji itu sendiri.

Bekal

Dalam haji, sebelum berangkat, hendaklah calon haji mempersiapkan segala bekal yang diperlukan nantinya, agar nantinya tenang menjalankan ibadah. Dalam kematian, kita diminta oleh Allah swt untuk berbekal, agar tenang dan selamat di akhirat. Bekal terbaik adalah perilaku taqwa.

BacaArtikel

Mengembalikan Marwah Nahdlatul Ulama (NU) Pasca Pilkada

Mengenai Pilkada, Kader NU yang Maju Mewakili Siapa?

Andai Kader NU Tak Jadi Bupati atau Wakil Bupati

Dalam rangka menambahkan kekhusyuan dalam haji, maka hendaklah calon haji mempersipakan bekal. Mulai dari kebutuhan jasmani seperti makan, minum, pakaian, penginapan yang dibutuhkan di Makkah-Madinah.

Tak cukup hanya kebutuhan jasmani, calon haji hendaklah juga mempersiapkan kebutuhan rohani, yaitu keikhlasan, tawadhu’, penuh ketaatan. Jauhi riya, sombong, kikir, berburuk sangka dll.

Allah berfirman:

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ ۚ وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ

Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal (al-Baqarah, 197)

Memakai Baju Ihram

Dalam haji, jika sudah tiba waktu berangkat, maka calon haji akan meninggalkan rumah dan keluarga. Calon haji akan memakai kain putih bernama baju ihram.

Dalam kematian, jika sudah tiba kematian, maka kita akan dipakaikan kain putih benaman kain kafan.

Dalam rangka menambahkan kekhusyuan dalam haji, maka calon haji saat memakai baju ihram, hendaklah merasa seakan-akan menuju kematian.

Memasuki Masjidil Haram

Dalam haji, calon haji akan memasuki Kota Makkah. Calon haji akan digiring ke Masjidil Haram dan menuju Ka’bah.

Dalam kematian, setelah dikuburkan, kita akan dibangkitkan lagi. Kemudian digiring menuju suatu tempat (padang Mahsyar) untuk menghadap Allah swt.

Dalam rangka menambah kekhusyuan dalam haji, saat memasuki masjidil haram, maka hendaklah calon haji merasa seakan-akan digirng ke padang mahsyar menuju Allah swt.

Tawaf

Dalam haji, calon Haji akan mengelilingi atau Tawaf di sekitar Ka’bah dengan sepenuh jiwa dan raga, dan sungguh-sungguh berharap kepadaNya.

Dalam kematian, kita akan bangkit menuju kepadaNya. Saat itu, kita sungguh-sungguh mengharap kepadaNya. Kita hanya fokus kepadanya, itulah khyusuk.

Dalam rangka menambah kekhusyuan dalam haji, maka saat bertawaf, maka hendaklah calon haji melakukan Tawaf dengan penuh ketaatan, ikhlas dan pasrah karena Allah swt.

Mencium Hajar Aswad

Dalam haji, calon haji akan mencium Hajar Aswad. Itulah simbol sumpah setia dan ketaatan kepada kepada Allah swt.
Dalam kematian, jika saat itu, kita diberi waktu berbicara, maka kita akan bersumpah untuk benar-benar setia kepada Allah swt. Kita akan taat melakukan apapun sebagai simbol sumpah setia.

Dalam rangka menambah kekhusyuan dalam haji, maka hendaklah calon haji dalam melakukan aktifitas mencium hajar aswad tanpa melalui menzalimi orang lain. Misalnya menyikut, menyerobot dan segala hal yang membuat orang lain terluka dan sakit hati.

Jika kita diberi kemudahan mencium hajar aswad hendaklah melakukannya dengan penuh ketaatan

Sai’

Dalam haji, calon haji akan mondar-mandir antara shafa dan Marwa. Itulah Sa’i. Sa’i merupakan simbol untuk berusaha untuk menggapai rahmat Allah swt.

Dalam kematian, waktu itu, kita bingung. Mondar-mandir antara takut dan berharap akan pertolongan Allah swt. Waktu itu, kita akan selalu berusaha menarik perhatian Allah swt.

Dalam rangka menambah kekhusyuan dalam haji, maka calon haji hendaklah melakukan Sa’i dengan sikap batin antara cemas dan berharap akan Rahmat Allah swt.

Sa’i merupakan simbol berusaha keras. Maka, apapun keadaan kita hendaklah tidak putus asa. Tetaplah berusaha walaupun sampai kehidupan sudah mencekik leher kita.

Terkadang, pertolongan Tuhan datang pada detik-detik terakhir. Walaupun sebelumnya kita berperangka yang bukan-bukan kepadaNya.

إِذْ جَاءُوكُمْ مِنْ فَوْقِكُمْ وَمِنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَإِذْ زَاغَتِ الْأَبْصَارُ وَبَلَغَتِ الْقُلُوبُ الْحَنَاجِرَ وَتَظُنُّونَ بِاللَّهِ الظُّنُونَا

Ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan(mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka (Al-Ahzab ayat 10).

Wukuf

Dalam haji, calon haji akan melakukan wukuf di Arafah. hendaklah orang berhaji benar-benar ingat kepada Allah swt. Khusyuk untuk merasakan kehadiran Allah swt.

Dalam kematian, di akhirat nanti, kita akan menghadap kepada Allah, atau Dia akan menemui kita. Saat itu, kita akan benar-benar mengerti tentang diriNya, itulah ma’rifatullah.

Dalam rangka menambah kekhusyuan dalam haji, maka hendaklah calon berhaji benar-benar ingat Allah swt. Khusyuk untuk merasakan kehadiran Allah swt waktu wukuf.

Nabi bersabda:
أن تعبد الله كأنك تراه، فإن لم تكن تراه فإنه يراك

sembahlah Allah, seakan-akan kamu melihatNya. Jika belum bisa, maka,cukup yakini bahwa Dia melihatmu.

Al-Ghazali berkata:
من لم يذق لم يعرف
Siapa yang tak pernah mengalami, maka tak akan mengerti.

Melempar Jumrah

Setelah dari Arafah, calon haji akan melakukan lempar jumrah. Ritual melempar sesuatu, biasanya berupa melempar kerikil pada tiang yang sudah tersedia. Aktivitas ini merupakan simbol untuk melempar dan mengusir setan.

Sebab itu, untuk menambah kekhusyuan, maka calon haji harus benar-benar meniatkan lemparannya untuk mengusir sejauh mungkin bisikan setan yang ada dalam dirinya. Sehingga yang ada dalam dirinya hanyalah ajaran Allah swt.

Mohammad Karim

Dosen, Peneliti

Tags: haji
Previous Post

Ceramah Gus Qoyyum Lasem Saat Memperingati Tujuh Hari Kiai Maimun Zubair

Next Post

Sayyid Abdullah Mliwang, Mbah Buyutnya Para wali Tanah Nusantara?

Related Posts

Mengenai Pilkada, Kader NU yang Maju Mewakili Siapa?

Mengembalikan Marwah Nahdlatul Ulama (NU) Pasca Pilkada

by Redaksi
December 10, 2020
0

Setiap momen kontestasi politik pasti ada yang kalah dan menang. Pemandangan seperti ini merupakan hal biasa yang harus dilewati oleh...

Mengenai Pilkada, Kader NU yang Maju Mewakili Siapa?

Mengenai Pilkada, Kader NU yang Maju Mewakili Siapa?

by Wahyu Eka Setyawan
November 6, 2020
0

Sudah jelas dan gamblang, bagaimana kita diajarkan untuk tidak main-main dalam hal urusan rakyat. Jika kader NU itu serius untuk...

Andai Kader NU Tak Jadi Bupati atau Wakil Bupati

Andai Kader NU Tak Jadi Bupati atau Wakil Bupati

by Amrullah Ali Moebin
November 5, 2020
0

Sekali lagi pengandaian ini adalah bentuk antisipasi saja. Jika kelak anda-anda yang telah mengkomodifikasi NU dengan membawa bendara NU untuk...

Ngaji Gus Baha, Mengenal Kekuasaan Allah dari Kecilnya Seekor Nyamuk

Bersikap Tenang Menghadapi Pilkada Ala Gus Baha

by Ahmad Athoillah
September 13, 2020
0

KETENANGAN Gus Baha dalam menghadapi setiap persoalan hidup sudah masyhur kita dengar. Di tangan Gus Baha semua terasa ringan, mudah,...

Next Post
Sayyid Abdullah Mliwang, Mbah Buyutnya Para wali Tanah Nusantara?

Sayyid Abdullah Mliwang, Mbah Buyutnya Para wali Tanah Nusantara?

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

POPULAR

Mengenai Pilkada, Kader NU yang Maju Mewakili Siapa?

Meneguhkan Moderatisme; Agen Dakwah Rahmatan lil ‘Alamin

February 11, 2021
BAGANA NU, Gambar nu.or.id

Bencana Alam, Degradasi Lingkungan Hidup dan Peran Serta NU

February 11, 2021

Abah Isun, Kyai Kampung

January 6, 2021
Load More

MORE ON TWITTER

Suluk.ID

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan. Media ini dikelola Lembaga Ta’lif wan Nasr Nahdlatul Ulama (LTN-NU) Kabupaten Tuban.

Suluk.ID © 2020 - Dibuat dengan ♥ LTN NU Tuban.

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen

Suluk.ID © 2020 - Dibuat dengan ♥ LTN NU Tuban.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In