“Beri aku sepuluh orang tua akanku cabut semeru dari akarnya, beri aku sepuluh pemuda maka akan aku guncang dunia” ungkap Bung Karno dalam pidatonya. Pidatonya seakan akan digunakan untuk menumbuhkan semangat juang para pemuda. Orasi bung Karno tersebut dapat diartikan masa depan suatu bangsa berada di tangan para pemudanya, karena pemuda mempunyai semangat yang menyala-nyala punya keinginan yang tidak pernah menyerah oleh karena itu pemuda memiliki pengaruh sangat besar bagi perubahan bangsa.
Mengenai pemuda pepatah Arab mengatakan “Syubbanul yaumi rijalul ghodi” pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan. Beberapa sumber mengemukakan pepatah Arab tersebut pertama kali diperkenalkan oleh Musthofa Al Ghulayain dengan bentuk panjang “Syubbanul yaum rijalul ghad innafii yadikum amrul ummati wafi aqdaamikum hayatuha” yang artinya adalah bahwa pemuda hari ini merupakan pemimpin masa depan. Sesungguhnya di tanganmu urusan bangsa dan dalam langkahmu tertanggung masa depan bangsa.
Uraian di atas sangat jelas bahwa pemuda adalah pemimpin di masa yang akan datang. Maju mundurnya suatu bangsa tergantung bagaimana para pemudanya. Pemuda sekarang dikenal dengan sebutan GEN-Z (generasi yang lahir mulai 1997-2012) hidup di zaman pesatnya perkembangan teknologi. Kemajuan teknologi dapat memberikan akses berbagai informasi. Selain teknologi dapat mempermudah kehidupan sehari-hari ternyata juga membawa dampak yang perlu diwaspadai. Berdasarkan laporan We Are Social dan Data Reportal (2024), 98% Gen Z Indonesia aktif menggunakan media sosial setiap hari dengan rata-rata durasi lebih dari tiga jam. Kecanduan gadget pada gen z sulit dihindari.
Masa muda adalah masa penuh kekuatan, harapan, potensi, dan peluang. Tetapi masa muda pasti diwarnai dengan tantangan, godaan, dan rintangan. Sebagai GEN-Z yang hidup di zaman teknologi. KH. Bukhori Masruri telah mengingatkan kita lewat syair yang diciptakannya sebagai solusi dalam menjawab tantangan gen z di era sekarang ini.
KH Bukhori Masruri tokoh Islam Indonesia dan seniman lahir di Purwodadi, Kabupaten Grobogan pada 13 Mei 1942 dan wafat di Semarang, 17 Mei 2018 pada usia 76 tahun. Beliau adalah pencipta lagu-lagu terbaik yang dibawakan grup kasidah Nasida Ria. KH Bukhori Masruri tidak menggunakan nama aslinya sebagai pencipta, melainkan menggunakan nama Abu Ali Haedar. Mantan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah ini tutup usia pada Kamis, 17 Mei 2018 akibat penyakit jantung yang cukup lama diderita.
Tahun 2000 merupakan salah satu judul syair ciptaan KH Bukhori Masruri yang menurut penulis relevan dikaitkan dalam menjawab tantangan gen z di era teknologi. Lagu Tahun 2000 dirilis pada1982 dan tenar di pada dekade 90-an. Lagu ciptaan Bukhari Masruri sangat identik dengan grup Nasida Ria dengan lirik yang memotret semangat zaman pada saat itu. Lagu ini kembali naik daun saat dicover kembali oleh grup musik Adella pada 30 Maret 2023 melalui akun youtubenya. Hingga saat ini vidio tersebut mendapatkan 2 juta Views dengan 1009 komentar.
Salah satu penggalan lirik lagu syair tahuin 2000 adalah:
“Tahun 2000, tahun harapan
Yang penuh tantangan dan mencemaskan
Wahai pemuda dan para remaja
Ayo siapkan dirimu, siapkan dirimu
Siap ilmu, siap iman, siappp
…….
Wahai pemuda remaja sambutlah
Tahun 2000 penuh semangat
Dengan bekal keterampilan
Serta ilmu dan iman”
Syair yang diciptakan pada tahun 80-an ini relevan jika diterapkan di zaman sekarang, terlebih sekarang adalah zaman serba teknologi, yang penuh tantangan dan penuh kecemasan.
Dari lirik syair tahun 2000 dapat diambil pelajaran. Generasi muda atau gen z harus memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dengan mempersiapkan bekal keterampilan, ilmu, dan iman. Sebagaimana dalam penggalan hadis riwayat Hakim, Rasulullah Saw bersabda “syabaabaka qobla haromika” manfaatkan masa mudamu sebelum datang masa tuamu. Masa muda harus dimanfaatkan dengan mencari ilmu sebanyak-banyaknya dengan melatih skill, mengembangkan keahlian, dan mengasah kemampuan. Dengan begitu pemuda siap menghadapi tantangan zaman di masa yang akan datang
Selain dengan ilmu, pemuda harus mempersiapkan iman. Ilmu tanpa dasar iman sanggatlah membahayakan. Memiliki ilmu tinggi bisa disalah gunakan sehingga merugikan banyak orang dan bahkan merusak bangsa sendiri. Dalam penggalan QS. Al-Mujadilah ayat 11 Allah SWT berfirman “yarfa‘illâhulladzîna âmanû mingkum walladzîna ûtul-‘ilma darajât” yang artinya Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman diantara kamu, dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.
Selain mempersiapkan ilmu dan iman, gen z dituntut untuk bijak berteknologi. Memutus rantai penyebaran berita hoax yang di media sosial dengan penguatan literasi digital. Selanjutnya gen z ikut berkontribusi dalam kemajuan teknologi serta ikut menyebarkan nilai-nilai Islam melalui sosial media.
Penulis: Muhammad Nur Aziz

Merawat Islam yang Ramah








