Hadlratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari memberikan atensi khusus pada kelompok ini. Bahkan kelompok ini ditempatkan pada kelompok pertama yang bersebrangan dengan golongan Ahlussunnah Wal Jamaah.
Dalam kitab Risalah Ahlissunnah Wal Jamaah, Hadlratussyaikh menjelaskan:
فرقة يتبعون محمد عبده ورشيد رضا وهذه الفرقة يأخذون مذهب محمد بن عبد الوهاب النجدي وأحمد بن تيمية وابن القيم الجوزية وابن عبد الهادي.
Golongan yang mengikuti Muhammad Abduh dan Rasyid Ridla. Golongan ini mengambil madzhab Muhammad bin Abdul Wahhab an-Najdi, Ahmad bin Taimiyyah, Ibnul Qayyim al-Jauziyyah, dan Ibnu Abdil Hadi.
Hadlratussyaikh melanjutkan, kelompok ini mengharamkan hasil ijma’ (konsensus ulama), seperti hukum berziarah ke makam Nabi Muhammad. Ibnu Taimiyyah menyatakan: ziarah ke makam Nabi hukumnya Haram dengan ijma’ kaum muslimin jika meyakini bahwa ziarah tersebut bernilai taat.
Golongan ini mencemooh ulama salaf dan khalaf karena mereka bukan ma’shum (dijaga dari salah) dan melempar masalah-masalah shubhat (ambigu) untuk menciptakan permusuhan dan kebencian di tengah umat. Fitnah kelompok ini tidak hanya pada agama, tapi juga pada non-agama, yakni dunia.
Syaikh Muhammad Faqih Maskumambang, teman Hadlratussyaikh studi di Haramaian dan Wakil Rais Akbar NU menurut KH Maimoen Zubair, menambahkan:
Golongan wahabi ini mencela Nabi secara tidak beradab. Mereka membenci bacaan shalawat Nabi Dan menghukum, bahkan membunuh orang yang membaca shalawat dengan pengeras suara yang tidak mematuhi aturannya.
Orang yang tidak mengikuti golongannya dianggap kafir-musyrik yang halal darah dan hartanya.
وسمي كفارا لجماعة من أكابر العلماء الماضين وهو يصرح بتكفير الامة من منذ ستمائة سنة
Muhammad bin Abdul Wahhab menyebut kafir komunitas ulama-ulama besar yang telah lalu dan mengkafirkan umat secara terang-terangan sejak 600 tahun (sejak abad 6 hijriyah).
Syaikh Abu Fadlal bin Abdussyakur, santri Hadlaratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari, dalam kitab Ad-Durru al-Farid menjelaskan 10 doktrin Wahabi:
1. Menetapkan wajah, tangan, dan arah pada Allah dan menjadikan Allah naik-turun seperti makhluk.
اثبات الوجه واليد والجهة للباري سبحانه وتعالي
2. Mendahulukan dalil naqal (normatif) yakni al Qur’an-hadis atas dalil akal dan tidak boleh merujuk kepada dalil akal dalam masalah-masalah agama.
تقديم النقل علي العقل
3. Menafikan ijma’ dan mengingkarinya
نفي الإجماع وانكاره
4. Menafikan qiyas
نفي القياس
5. Tidak boleh taqlid kepada imam mujtahid dan menganggap kafir orang yang taklid
عدم جواز التقليد للمجتهدين من أئمة الدين وتكفير من قلدهم
6. Mengkafirkan semua orang yang menentangnya
تكفير كل من خالفهم من المسلمين
7. Melarang tawassul dengan Nabi, Wali dan orang-orang shalih
النهي عن التوسل الي الله بالرسول أو بغيره من الأولياء والصالحين
8. Mengharamkan ziarah kubur
تحريم زيارة قبور الانبياء والصالحين
9. Mengkafirkan orang yang bersumpah dengan selain Allah dan menganggapnya musyrik
تكفير من حلف بغير الله تعالي وعده مشركا
10. Mengkafirkan orang yang bernadzar kepada selain Allah atau menyembelih hewan di dekat makam para Nabi dan orang-orang shalih.
تكفير من نذر لغير الله أو ذبح عند مراقد الانبياء والصالحين
Ikuti Sunnah Salaf
Menghadapi kelompok Wahabi di atas, kuncinya adalah mengikuti ulama salaf yang berada di jalur yang benar sesuai petunjuk Nabi dan para sahabat.
فكل خير في اتباع من سلف – وكل شر في ابتداع من خلف
Mengikuti ulama salaf adalah kunci segala kebaikan. Mengikuti orang-orang modern yang suka berbuat bid’ah dengan mengikuti syahwat dan mengingkari al-Qur’an, sunnah, ijma’ dan qiyas adalah sumber kejelekan.
Kiai Maimoen Zubair menjelaskan:
(فكل خير في اتباع من سلف) ممن في قرون الصحابة والتابعين وتابعي التابعين ومنهم الائمة الاربعة والامامان الجليلان في علم الكلام الاشعري والماتريدي
Ulama salaf adalah ulama yang ada pada era sahabat, tabi’in, dan tabiit tabi’in. Termasuk dari mereka adalah imam empat (Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafii, dan Imam Hambali) dan dua imam yang agung dalam ilmu kalam, yaitu Imam Asy’ari dan Imam Maturidi.
Alhamdulillah Nahdlatul Ulama konsisten mengikuti sunnah Nabi dan sahabat dengan jalan Imam Syafii dan Imam Asy’ari.
KH MA Sahal Mahfudh menjelaskan kekuatan Aswaja adalah kemampuannya menggabungkan dalil naqal Dan akal secara seimbang. Aswaja tidak alergi terhadap akal, Dan tidak dogmatis dalam memahami naqal. Keduanya berdialektika dalam menjawab persoalan-persoalan sosial. Aswaja hadir sebagai solusi bagi kehidupan sebagai manifestasi Islam Rahmatan Lil-Alamin.
Selamatkan Kader Muda
Bidikan utama kelompok Wahabi adalah anak-anak muda, khususnya usia SLTP-SLTA sampai Mahasiswa S1.
Kader-kader ini harus diselamatkan dengan internalisasi akidah Ahlussunnah Wal Jamaah An-Nahdliyyah yang kuat sehingga tidak goyah dengan modus operandi kelompok Wahabi yang terus bergerilya lewat berbagai cara.
Lembaga pendidikan mereka menjadi wahana efektif kaderisasi kelompok ini. Maka, lembaga pendidikan kita, mulai pesantren, madrasah, madin, TPQ, masjid, mushalla, dan majlis ta’lim lainnya harus menjadi wahana internalisasi akidah Aswaja An-Nahdliyyah yang efektif, sehingga kader-kader muda ini ke depan menjadi pejuang Aswaja An-Nahdliyyah yang kokoh dan militan.
Semoga kita istiqamah di garis ulama salaf ini, amiin.
Jum’at, 27 Syawal 1441 – 19 Juni 2020
Wakil Ketua PCNU Pati, Direktur LESKA, Dosen IPMAFA