Suluk.id, Jombang – Satu lagi prestasi membanggakan ditorehkan santri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Seblak Diwek. Raisa Sidqia menjadi juara pertama dalam lomba pidato tingkat kabupaten. Kegiatan digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi llmu Tarbiyah (STIT) al-Urwatul Wutsqo Bulurejo Jombang.
Pada lomba yang digelar jelang Hari Santri 2025 ini, dia mengaku menyisihkan ratusan peserta lainnya. Baik dari aliyah, SMA maupun SMK.
Santri berkacamata ini sekarang masih duduk kelas X di Madrasah Aliyah Salafiyah Syafi’iyah (MASS) Seblak. “Mondoknya di unit tahfidz asuhan Gus Faiz Ahmad,” ujarnya memulai pembicaraan.
Dia adalah sulung dari tiga bersaudara anak pasangan Maryono dan Yuanita Kartika Dewi. Gadis ini kelahiran Ponorogo tanggal 7 Mei 2010.
Bakatnya dalam berpidato dan retorika diakui menurun dari sosok ibunya yang menjadi penyiar radio. “Di stasiun radio Duta Nusantara di daerah Banyudono Ponorogo,” akunya.
Radio itu, lanjutnya, sebenarnya berawal dari milik keluarga yang didirikan kakeknya. “Sebenarnya ada dua stasiun radio yang dulu berdiri, tapi hanya Duta Nusantara yang sekarang masih eksis di daerah Mataraman,” jelasnya.
Persiapan mengjikuti lomba pidato diakui mepet. Hanya sekitar satu pekan. “Yang mengawal latihan biasanya Pak Ridwan, Ibu Riska BP dan Pak Budi langsung,” imbuhnya.
Meski demikian, waktu yang mepet tidak jadi alasan. Dia bertekad memberikan yang terbaik saat ditugaskan mewakili madrasah. Meski jadwal kegiatan di pesantren dan madrasah sangat padat.
“Naskah pidato saya unduh dari Google lalu saya diskusikan dengan para pendamping,” jelasnya. Tema yang disampaikan saat itu Generasi Muda Pemimpin Masa Depan.
Saat tampil lomba, dia mengaku biasa-biasa saja. Ini karena di Pesantren Seblak sudah rutin mengikuti latihan pidato (khitabah). “Justru yang lebih deg-degan itu saat pengumuman juara,” ujarnya.
Hal itu dimaklumi karena saat menimba ilmu di MTs Salafiyah Syafi’iyah Seblak, dia menjadi ketua OSIS. “Jadi sudah sering ngomong public speaking di depan orang banyak,” akunya.
Kedua orang tuanya di Ponorogo diberitahu melalui pesan whatsap. “Mereka berdua sangat senang sekali dan mendorong saya untuk terus mengembangkan serta meraih prestasi-prestasi lainnya,” ujar santri yang ingin lanjut kuliah keluar negeri ini.
Kepala MASS Seblak Budi Santoso mengakui kebanggaan atas prestasi yang diraih salah satu muridnya. “Ini tentu bisa menjadi motivasi dan teladan bagi santri adik-adik kelasnya,” ujarnya.
Tidak heran jika kemudian pihak madrasah menunjuk Raisa sebagai komandan upacara saat apel Hari Santri kemarin. “Sebagai bentuk wujud apresiasi atas prestasi yang sudah diraih,” imbuhnya.
Dihubungi terpisah, dosen pendamping panitia lomba, Aris Setiawan, mengakui kualitas pidato Raisa di atas rata-rata. “Maka tidak heran dewan juri memutuskan dia yang layak jadi juara pertama,” pungkasnya. (muk)
Suluk.id merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan
