Suluk.id – Ainur Rochmah, alumni Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, berhasil menorehkan prestasi di dunia bela diri meskipun awalnya sempat dilarang. Saat ini, ia menjabat sebagai Wakil Sekretaris Pengurus Wilayah Pagar Nusa Provinsi Jawa Timur untuk masa khidmat 2024-2029.
Ainur Rochmah mulai tertarik dengan bela diri sejak masih mondok di Pondok Pesantren Mamba’ul Ulum Mojosari Mojokerto. Namun, keinginannya untuk mendalami Pagar Nusa sempat tertahan karena larangan dari Bu Nyai.
“Dilarang karena saya kan perempuan, jadi kodratnya perempuan itu tidak untuk mengikuti bela diri pas waktu di pesantren, karena saya kan perempuan jadi kodratnya perempuan itu tidak untuk mengikuti bela diri pas waktu di pesantren, tapi menurut saya setelah dinyatakan lulus dari pesantren ndak perlu izin mas ke bu Nyao karena saya sudah tidak menetap di pondok. setelah lulus Kalau izin orang tua harus, dan Alhamdulillah diperbolehkan,” ungkapnya.
Perjalanannya dalam dunia bela diri dimulai kembali saat menjadi mahasiswa baru di UIN SATU Tulungagung pada tahun 2020. Ia aktif berlatih selama dua tahun hingga akhirnya dipercaya menjadi asisten pelatih pada tahun 2022. Tak berhenti di situ, di semester enam menuju tujuh, Ainur diangkat menjadi Wakil Ketua Umum UKM Pagar Nusa kampusnya. Setelah demisioner pada akhir 2023, Ainur langsung melanjutkan kiprahnya di Forum UKM Pagar Nusa Jawa Timur sebagai Sekretaris Umum.
Kemudian Ainur kembali mendapat kepercayaan lebih besar dengan menjadi bagian dari Pengurus Wilayah Pagar Nusa Jawa Timur. Ia mengakui sempat merasa minder karena para pengurus di tingkat wilayah sebagian besar merupakan senior yang telah berpengalaman. “Sebenarnya aku takut, karena di pengurus wilayah itu orang-orangnya sudah sepuh-sepuh, sudah pada menikah dan jauh lebih hebat dari saya,” ujarnya.
Meskipun begitu, ia tetap bersyukur atas kesempatan yang diberikan kepadanya. “Aku kira tuh cuma sampai UKM di kampus saja, tapi ternyata aku bisa lanjut ke Forum Jawa Timur, dan akhirnya ditarik ke wilayah,” jelasnya. Ainur pun menyadari bahwa dirinya masih membutuhkan banyak bimbingan dan pembelajaran dari para senior.
Di samping kesibukannya di Pagar Nusa, Ainur juga aktif di berbagai organisasi lainnya, seperti IPPNU PAC Kota Tulungagung, Remaja Masjid Al-Munawwar, serta kegiatan sosial seperti Peduli Sekitar Tulungagung. Ia merasa bahwa menjalani berbagai aktivitas ini membantunya untuk terus berkembang. “Aku tuh kalau gabut itu nggak nyaman, makanya aku selalu cari kegiatan yang bermanfaat,” ungkapnya.
Menariknya, Ainur juga pernah mengikuti lomba menulis yang diadakan oleh Pimpinan Pusat Pagar Nusa. Berkat dedikasinya, ia berhasil meraih juara favorit dalam kompetisi tersebut. “Aku awalnya hanya menghadiri acara Ijazah Kubro Pagar Nusa di Surabaya, tapi tiba-tiba disuruh jadi reporter. Alhamdulillah, beritaku menang juara favorit,” katanya bangga.
Kini, Ainur tengah menempuh pendidikan Pascasarjana di Prodi Studi Islam UIN SATU Tulungagung. Ia berharap dapat menyelesaikan studinya tepat waktu serta terus bermanfaat bagi banyak orang melalui kiprahnya di berbagai organisasi. “Semoga bisa memberikan hasil yang memuaskan untuk studi saya, bisa menyelesaikan S2 tepat waktu, sekaligus menjadi manusia yang bertanggung jawab dalam berorganisasi dan bisa bermanfaat untuk orang lain,” harapnya.
Uniknya, Ainur menyadari bahwa persepsi masyarakat terhadap bela diri masih beragam. “Kadang bela diri itu dipandang negatif, dianggap onar dan lain sebagainya, padahal Pagar Nusa itu ada banyak cabangnya, seperti atlet, prestasi, hingga administrasi,” jelasnya. Ia berharap agar stigma negatif terhadap bela diri dapat berubah dan semakin banyak perempuan yang tertarik untuk menekuni seni bela diri seperti dirinya.
Kini, bahkan di pesantrennya dulu, sudah banyak santri perempuan yang mengikuti ekstrakurikuler bela diri, dan Bu Nyai pun tidak lagi mempermasalahkan hal tersebut. “Kalau dipikir-pikir, sekarang pondokku itu sudah banyak anak perempuan ikut ekstra bela diri, dan Bu Nyai juga nggak masalah,” ujarnya.
Dengan segala pengalaman dan pencapaiannya, Ainur Rochmah menjadi inspirasi bagi banyak mahasiswa dan santri perempuan yang ingin menekuni dunia bela diri sekaligus berkontribusi dalam organisasi keislaman. Ia membuktikan bahwa perempuan pun bisa berperan aktif dan berprestasi dalam bidang yang sebelumnya dianggap tidak sesuai dengan kodratnya.

Islamic digital activist. Mugi Barokah Manfaat