Suluk.ID
Wednesday, November 12, 2025
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
Suluk.ID
Home Panutan

Teladan Perjuangan dan Istiqomah dari KH Umar Faruq (1946-2003)

by Redaksi
November 5, 2025
in Panutan
Teladan Perjuangan dan Istiqomah dari KH Umar Faruq (1946-2003)
Share on Facebook

Suluk.id, Sosok KH Umar Faruq dikenal sebagai Direktur Pondok dan Madrasah Salafiyah Syafi’iyah Seblak Diwek Jombang periode 1988-2003. Pesantren ini didirikan sejak 1921 oleh pasangan KH Ma’shum Ali dan Nyai Hajjah Choiriyah, putri pertama Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari Tebuireng. KH Ma’shum Ali tercatat sebagai Katib Syuriah PCNU Jombang saat didirikan tahun 1928, sekaligus pengarang kitab shorof Al-Amtsilah Al-Tashrifiyah.

Meskipun demikian, sebenarnya KH Umar Faruq juga seorang dosen berstatus pegawai negeri sipil (PNS). Tempat tugasnya di IKIP Negeri Surabaya, sekarang berubah menjadi Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Jabatan itu diemban hingga beliau meninggal dunia 2003.

Pejuang Pendidikan

 KH Umar Faruq lahir di Singosari Malang tanggal 18 Agustus 1946. Menurut Muhammad Hasyim (2013), KH Umar Faruq merupakan putra kedua dari pasangan KH Noor Aziz dan Nyai Hajjah Djamilah Ma’shum, Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Seblak Jombang.

Ayah kandung KH Umar Faruq adalah adik dari KH Masjkur, panglima Laskar Sabilillah dan mantan Menteri Agama RI periode 1947-1955 yang pada tahun 2019 lalu ditetapkan menjadi Pahlawan Nasional. Dari jalur ibu, nama Nyai Hajjah Djamilah Ma’shum adalah cucu Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari Tebuireng, pendiri organisasi NU.

Nama KH Umar Faruq memulai thalabul ‘ilmi dari jenjang dasar hingga menengah atas di Malang. Kemudian ketika kuliah, beliau hijrah ke Surabaya. Tepatnya melanjutkan pendidikan ke jurusan Teknik Sipil di kampus IKIP Negeri Surabaya dan berhasil mendapat gelar sarjana lengkap (Doktorandus, Drs) di tingkat S-1.

Saat masih muda, beliau tercatat aktif dalam organisasi NU. Namanya tercatat sebagai Bendahara Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PC IPNU) Malang periode 1962-1963. Khidmah ke NU ini dilanjutkan saat menjadi mahasiswa di IKIP Negeri Surabaya. Tepatnya dengan menjadi Sekretaris Pimpinan Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Kota Surabaya periode 1973-1975. Di internal kampus IKIP Negeri Surabaya, nama KH Umar Faruq muda pernah menjadi Ketua Seksi Dewan Mahasiswa (Dema) Bidang Kerohanian periode 1970-1975.

Pada hari Kamis tanggal 7 Juli 1977, KH Umar Faruq menikahi Nyai Hajjah Mahshunah, putri sulung KH Hisyam Haromain dan Nyai Hajjah Mas’adah, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso Peterongan Jombang. Menurut Kartin Juma’iyyah (2025), saat itu Nyai Mahshunah adalah salah satu Ning yang telah berkali-kali mendapatkan lamaran dari beberapa laki-laki. Namun tidak ada satu-pun dari mereka yang mampu mengambil hati Nyai Mahshunah.

Dari pernikahan ini, Allah memberikan anugrah dan karunia-Nya dengan tiga orang putri. Ketiganya yaitu Rika Iffati Fariha, Ita Iftitahus Sa’diyah dan Emma Rahmawati. Tiga buah hati ini, menurut Qona’atun Putri Rahayu (2025), sekarang semua sudah berkeluarga dan memiliki anak.

Bagi Nyai Hajjah Mahshunah (2025) sendiri, diakui bahwa KH Umar Faruq adalah sosok ayah yang amat tulus. Tidak jarang mengajak ketiga putrinya untuk sekedar menenangkan pikiran pada hari libur ke Surabaya. Tempat tujuan kesukaannya adalah toko buku Gramedia Surabaya. Ketiga putrinya dibebaskan untuk membaca buku di sana. Alih-alih untuk menambah wawasan ketika waktu luang.

Pemberi Teladan

Selain menjadi Direktur, di Madrasah Aliyah Salafiyah Syafi’iyah Seblak, sosok KH Umar Faruq pernah menjadi kepala madrasah. Saat menjadi guru, mata pelajaran yang diampu adalah Matematika dan Praktek Mengajar. Saat mengajar, menurut Moh Mahrus (2021), diakui KH Umar Faruq sosok yang mempunyai cara istimewa untuk mengajar. Ketika mengajar di kelas, berbicara dengan nada lirih dan lembut. Tidak pernah sekalipun marah. Saat mengajar selalu berdiri dan tidak pernah duduk di kursi guru.

Hal senada diungkapkan Solikul Huda (2025). Guru SMPN 1 Jombang ini menegaskan bahwa sosok KH Umar Faruq sebagai guru yang patut diteladani. Digambarkan KH Umar Faruq sebagai guru yang santun dan berwibawa. Memiliki kepribadian yang begitu bersahaja, cerdas, humble dan sederhana.

Ilmu Matematika yang menurut kebanyakan orang dianggap sulit, disampaikan secara runtut oleh KH Umar Faruq. Hal ini diakui Muhammad Fathuri (2025), dosen di STAI Shalahuddin Al-Ayubi Jakarta, yang pernah belajar di Aliyah Seblak. Dari sosok KH Umar Faruq, dia mengakui baru mengenal ketidakpastian ilmu Matematika. Sebagai ilmu eksak, satu belum tentu satu, bisa 0,9 atau bisa 0,8 dan seterusnya.

Berdasarkan cerita Hj Robi’ah Adawiyah (2025), diakui KH Umar Faruq sering memberikan motivasi pada murid-muridnya. Biasanya berupa kata-kata (quotes) yang mendorong murid untuk berkembang. Contohnya “Sedekah itu siapa yang mau, bukan siapa yang mampu”. Makna dari quotes ini adalah sedekah itu bisa dilakukan oleh siapa saja. Baik itu orang kaya ataupun tidak. Selagi orang tersebut memiliki kemauan untuk bersedekah, meski belum mempunyai banyak harta.

Saat KH Umar Faruq mempraktekkan mengajar di kelas, Kartin Juma’iyyah (2025) memiliki kenangan cukup membekas. Para murid menirukan gaya pembelajaran guru sesuai mata pelajaran yang dipilih. KH Umar Faruq duduk di barisan belakang, mengamati murid cara menjelaskan materi, cara bicara, cara bertanya pada murid, hingga cara berjalannya. Mereka akan lebih memahami metode pembelajaran setiap guru di madrasah sekaligus mengembangkan pola pikir para siswa ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar, termasuk menerapkan public speaking untuk menjelaskan materi.

Ikhtitam

KH Umar Faruq jatuh sakit menjelang dipanggil Allah Swt. Keluarga sempat membawa ke RSI Jombang. Namun takdir berkata lain. KH Umar Faruq meninggal dunia hari Jumat tanggal 11 April 2003 M (8 Shafar 1424 H). Jenazah beliau dimakamkan di maqbaroh keluarga Pesantren Seblak.

Nama KH Umar Faruq dikenal sebagai sosok pendidik yang totalitas dan istiqomah dalam membersamai para muridnya. Baik sebagai guru, pengasuh maupun dosen. Kesabaran saat mendidik hingga sekarang masih membekas dalam benak para muridnya. Perhatian yang diberikan KH Umar Faruq kepada para santri, murid dan mahasiswanya juga patut menjadi teladan bagi semua. Bahkan saat mereka sudah menyandang status sebagai alumni, beasiswa kuliah pun diberikan. Semoga kita mampu meneladani beliau. Amin…

Oleh: Kaysa Nu’ma Wava
Santri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Seblak Jombang

Redaksi
Redaksi

Suluk.id merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan

Tags: JombangPesantren SeblakTebuireng
Previous Post

NU Menjadi Lilin-Lilin Kecil Yang Menerangi Setiap Desa

Next Post

Gelar Pengajian, Beri Sepeda ke Anak Yatim

Related Posts

KH M Yusuf Hasyim Tebuireng: Pejuang Kemerdekaan dan Pembaharu Pesantren

KH M Yusuf Hasyim Tebuireng: Pejuang Kemerdekaan dan Pembaharu Pesantren

by Mukani
October 30, 2025
0

Dalam tulisan berjudul Solusi Polemik Pahlawan Nasional yang dimuat di harian Kompas edisi 30 Oktober 2025, Asvi Warman Adam, seorang...

Sugeng Tindak KH Muhammad Thoifur Mawardi, Senyumnya Menyejukkan Ucapannya Menenangkan

Sugeng Tindak KH Muhammad Thoifur Mawardi, Senyumnya Menyejukkan Ucapannya Menenangkan

by Redaksi
August 19, 2025
0

Suluk.id, Tanah Purworejo berduka, langit-langit pesantren bersedih, dan hati ribuan santri ikut menangis ketika kabar wafatnya Syaikhina Abuya KH Muhammad...

Keteladanan Etika Dakwah KH. Ahmad Asrori Al-Ishaqy Dalam Perspektif Qaulan dalam Al-Qur’an

Keteladanan Etika Dakwah KH. Ahmad Asrori Al-Ishaqy Dalam Perspektif Qaulan dalam Al-Qur’an

by Abdur Rohman Assidiis
July 1, 2025
0

Kian hari kini, semakin banyak bermunculan pendakwah-pendakwah baru. Dengan berbagai metode dakwah yang mereka gunakan, tentu telah memberikan kesan warna...

Prabowo Subianto Dan Gagasan Kepemimpinan Islam : Dari Salahudin Al Ayubi Hingga Muhammad Al Fatih

Prabowo Subianto Dan Gagasan Kepemimpinan Islam : Dari Salahudin Al Ayubi Hingga Muhammad Al Fatih

by Redaksi
May 26, 2025
0

Oleh : Mujahidin Nur, Direktur Peace Literacy Institute Indonesia & Ketua Departemen Hubungan Luar Negeri dan Antar Lembaga BKM (Badan...

Next Post
Gelar Pengajian, Beri Sepeda ke Anak Yatim

Gelar Pengajian, Beri Sepeda ke Anak Yatim

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sosial Media

Terkait

Penanaman 300 Pohon Trembesi di Sekitar Candi Dadi: Langkah Awal Gerakan TUNGGALROGO MANDIRI untuk Pulihkan Sumber Air

Penanaman 300 Pohon Trembesi di Sekitar Candi Dadi: Langkah Awal Gerakan TUNGGALROGO MANDIRI untuk Pulihkan Sumber Air

November 12, 2025
Napak Tilas dan Studi Tiru Ranting NU Desa Mojorejo

Napak Tilas dan Studi Tiru Ranting NU Desa Mojorejo

November 10, 2025
Fatayat-Muslimat Desa Sukorejo Gelar Ngaji Bareng, Ikhtiar Jadi Wanita Sholihah

Fatayat-Muslimat Desa Sukorejo Gelar Ngaji Bareng, Ikhtiar Jadi Wanita Sholihah

November 8, 2025
Suluk.id - Merawat Islam yang Ramah

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan.

Suluk.ID © 2025

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kerjasama
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan

Suluk.ID © 2025