Suluk.id – Salah satu malam dalam sepekan yang menurut beberapa orang spesial adalah malam jum’at. Tentang malam jum’at setiap orang memiliki pandangan masing-masing. Ada yang berpikir sebuah malam yang menakutkan dan malam yang sakral. Bagi yang menikah, mereka menyebut malam yang aduhai untuk mengerjakan ‘sunnah Rasul’. Ada yang menyebut malam yang penuh rahmat, ampunan, serta keberkahan. Pada tradisi NU banyak menjadikan malam jum’at ini sebagai malam yang ‘spesial’ penuh keberkahan dan keutamaan. Biasanya diisi dengan membaca sholawat, ziarah kubur, mendoakan orang yang meninggal, tahlilan, dan yasinan.
Surat Yasin menjadij surat yang biasa dibaca pada malam jum’at secara berjamaah. Hal tersebut sudah menjadi budaya yang melekat di NU. Surat ini menjadi pendamping bacaan tahlil yang berupa surat-surat pendek, tasbih, sholawat dan lain sebagainya. Sebelum membaca bacaan tahlil, imam bertawasul membaca fatihah kepada Nabi Muhammad, sahabat, tabi’in, tabi’it tabi’in, masyayikh dan/atau ahli kubur lainnya. Kemudian rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan membaca surat Yasin. Namun mungkin akan berbeda-beda susunan acara pada setiap daerahnya. Yang jelas surat yasin menjadi surat spesial yang ada pada acara yasinan malam jum’at.
Salah satu tafsir yang cukup populer dan menarik yang membahas tentang surat Yasin adalah tafsir karangan Syeikh Hamami Zadah yang merupakan mufassir modern pada abad 12 H. “Zadah” sendiri merupakan gelar yang disematkan pada masa Daulah Utsmaniyah kepada seseorang yang menyandang gelar kehormatan seperti menteri. (Dina, 2019). Sistematika penulisan tafsir ini tidak menunjukkan secara detail biografi pengarang. Akan tetapi ditulis langsung diawali dengan asbabun nuzul, fadilah dan penafsiran ayat per ayatnya.
Asbabun Nuzul surat juga sangat menarik untuk dilihat kembali. Surat makiyah ini diturunkan sebab pada masa kenabian Nabi Muhammad SAW banyak dari kaum kafir yang ‘berpikir logis’ menanyakan dan meragukan kenabian Nabi Muhammad SAW. Menurut mereka (orang-orang kafir) Nabi Muhammad bukanlah seorang Nabi maupun Rasul, tetapi hanya anak yatim dari ayahnya Abu Thalib. Selain itu, mereka juga mengatakan Nabi Muhammad tidak pernah pergi ke tempat belajar atau belajar kepada seorang guru. “Lantas bagaimana bisa menjadi seorang Nabi dan Rasul?” ucap orang-orang kafir yang tetap ingkar.
Maka Allah dengan tegas menjawab atau membalas perkataan orang-orang kafir tersebut dengan menurunkan surat ini. Allah Yang Maha Luhur lah yang menjadikan Nabi Muhammad SAW menjadi Nabi dan Rasul-Nya. Allah SWT berfirman, “Wahai Muhammad, tidak usah perihatin (terhadap perkataan-perkataan orang-orang kafir), sesungguhnya surat yasin ini adalah bukti (saksi) atas keRasulan Nabi Muhammad SAW.
Hanyalah Allah yang mempunyai hak untuk menjadikan dan memberikan amanah kepada Nabi Muhammad SAW. Maka dari itu menjadi wajar jika Nabi Muhammad tidak berguru kepada siapapun melainkan langsung diberikan wahyu oleh Allah SWT.
Diterangkan pula Allah SWT membaca surat yasin dan thoha sebelum menciptakan langit dan bumi. Malaikat pun mendengar hal tersebut, dan berkata betapa beruntungnya umat Nabi Muhammad yang diturunkannya surat yasin kepada mereka. Beruntung bagi yang menghafal dan membacanya. Karena Nabi Muhammad SAW dawuh dalam sebuah hadits “Sesungguhnya ahli surga itu tidak membaca apapun dari Al-Qur’an, kecuali surat thoha, yasin, dan ar-rohman”. Dan “Setiap hal mempunyai hati, dan hati Al-Qur’an ada pada surat Yasin”.
Banyak fadilah atau keutamaan jika seseorang membaca surat Yasin. Allah dawuh barangsiapa yang membaca surat yasin dan thoha maka Allah akan memberikan ganjaran membaca Al-Qur’an sepuluh kali. Apabila ada orang yang sedang sakaratul maut, lalu dibacakan surat yasin, maka turun sepuluh malaikat pada tiap-tiap huruf yang dibacakan.
Para malaikat itu berdiri berbaris dan memintakan rahmah, ampunan, menyaksikan ketika dimandikan, hingga mengantarkannya ke kuburan. Kemudian jika dibacakan untuk mayit, maka akan diringankan siksa kubur pada orang-orang yang diadzab serta akan ditambahkan nikmat seperti taman surga. Karena sesungguhnya dalam kubur ibarat taman surga atau jurang dari jurangnya neraka.
Adapun fadilah khusus yang disampaikan Nabi Muhammad jika banyak membaca surat yasin ini. Apabila dibaca dengan hati khusyu’ maka Allah akan mengenyangkannya dari rasa laparnya. Ketika dalam keadaan takut, Allah akan menghilangkan kesusahan dan ketakutannya. Lebih dari itu, artinya Allah SWT akan mencukupkan kebutuhan dan mengabulkan hajatnya.
Apabila dibaca pada pagi hari maka akan mendapat perlindungan sampai sore hari. Dan apabila dibaca pada malam hari akan diberikan perlindungan Allah SWT hingga pagi hari. Jika dibaca pada suatu negara maka akan diangkat oleh Allah SWT bala’, kesusahan, tho’un, wabah, dan penyakit semacamnya.
Masih banyak lagi keutamaan dari surat yasin yang belum disebutkan diatas. Akan tetapi dengan mengetahui sebagian fadilah atau keutamaan dari surat yasin maka setidaknya kita dapat lebih khusyu’ lagi dalam mengambil ibrah (pelajaran), menjadikannya sebagai pengingat dan mengambil keutamaan dari surat yasin untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Selain itu tidak ada ruginya jika diamalkan kapanpun termasuk di malam jum’at. Tidak rugi juga ketika mengikuti acara yasinan malam jum’at, sepiring nasi soto, lontong sayur, bakso atau sekotak kardus berisi jajan sebagai hidangan penutup. (mrc).
Wallahu A’lam bi al-Shawab
Al-Fatihah khususon Asatidzatina Abah Nur Aziz Muslim wa musonif Syekh Khamami Zadah Rahimakumullah
Sumber :
– Tafsir Yasiin Khamami Zadah,
– Dina, Alfin Nur, Epistemologi Tafsir Yasiin Karya Hamami Zadah, 2019
Islamic digital activist. Mugi Barokah Manfaat