Suluk.id, Jombang – Sebanyak 70 pendidik dari 41 lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) Kecamatan Diwek mengikuti Worshop Penulisan Karya Tulis Guru, Kamis (18/9). Mereka berasal dari Kelompok Bermain (KB), Tempat Penitipan Anak (TPA) maupu Satuan PAUD Sejenis (SPS).
Berlokasi di aula KBIH Al-Kautsar Dempok, acara digelar oleh Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini (Himpaudi) Kecamatan Diwek. Selama acara berlangsung, peserta mengikuti workshop dengan antusias dan interaktif.
Ketua Himpaudi Diwek Luluk Arikah, menyampaikan bahwa workshop ini merupakan wadah untuk meningkatkan keterampilan guru PAUD dalam menulis karya ilmiah.Termasuk mendokumentasikan praktik terbaik pembelajaran.
“Pengalaman berharga yang sudah dilakukan guru-guru di kelas harus ditulis, disebarluaskan dan dijadikan inspirasi bagi pendidik lainnya,” ujarnya. “Kami berharap peserta dapat lebih percaya diri menuangkan ide, pengalaman dan inovasinya dalam bentuk tulisan sehingga bisa memotivasi untuk meningkatkan mutu PAUD,” kata perempuan berkacamata ini.
Apresiasi disampaikan Fatimatuz Zahro, selaku tuan rumah. Anggota DPRD Jombang dari Komisi D itu berharap agar workshop serupa bisa terus diagendakan setiap tahun. “Kegiatan semacam ini bukan hanya ajang peningkatan kompetensi, melainkan juga wadah silaturahmi dan solidaritas antarpendidik,” ujarnya.
“Kami siap memfasilitasi, baik dari sisi anggaran maupun kebutuhan lain, demi peningkatan kesejahteraan guru PAUD,” katanya. Meski dengan honor yang minim, diakui para guru PAUD tetap ikhlas mengabdi. “Maka kami akan terus memperjuangkan kesejahteraan dan sarana prasarana bagi PAUD,” tegasnya.
Saat menyampaikan materi, Mukani menekankan pentingnya guru untuk berani menulis pengalaman mereka.
“Guru PAUD tidak boleh minder untuk menulis. Setiap pengalaman mendidik adalah ilmu berharga. Dengan menulis, guru ikut membangun budaya literasi dan meningkatkan kualitas pendidikan,” pesan dosen STAI Darussalam Nganjuk ini.
Pria yang juga pengurus Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN) PWNU Jawa Timur ini mendorong peserta untuk terus berkarya. “Publikasi ilmiah guru tidak melulu penelitian tindakan kelas (PTK), bisa yang ringan berupa opini di media massa,” imbuhnya.
Dirinya siap memfasilitasi pendampingan berkelanjutan bagi peserta yang hendak produktif berkarya. “Baik best practise, menulis buku, opini, artikel jurnal atau bentuk publikasi lainnya,” ujar penulis 35 buku ber-ISBN ini.
Penerima Anugerah Tokoh Literasi Kementerian Agama Jawa Timur 2024 ini mendorong para peserta terus berlatih menulis. “Karena guru profesi akademis yang secara fungsional terus berkembang, mengikuti perkembangan zaman,” pungkasnya. (far)
Kontributor: M Farhan Rafi, Sekretaris LTN MWCNU Diwek Jombang.
Suluk.id merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan