Suluk.ID
Thursday, June 12, 2025
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
Suluk.ID
Home Pitutur

Tutorial Membuat Story WhatsApp

by Muchamad Rudi C
February 15, 2025
in Pitutur
Tutorial Membuat Story WhatsApp
Share on Facebook

Suluk.id – Hal yang patut disyukuri yakni ketika orang-orang masih dengan bangga mengunggah story tentang pondok-pondok, tempat-tempat atau acara-acara keagamaan lain. Salah satunya menunjukkan bahwa mereka bangga pernah berada dalam lingkungan tersebut. Terlebih ada keinginan agar dapat dianggap menjadi salah satu dari bagian dari lingkungan mereka. Tapi pasti ada niat-niat lain yang masih tersembunyi. Seperti hanya ingin sekedar mengabadikan momen kemudian untuk diceritakan pada generasi mendatang atau sebagai bahan nostalgia. Atau berniat lebih-lebih sebagai media dan pesan berdakwah. Yakni mengajak orang lain agar kemudian berkesempatan ikut hadir serta bangga menjadi bagian dari kita yang datang ke tempat-tempat agenda keagamaan.

Mungkin pandangan lebih ekstrem lagi yakni mengunggah story WA berkunjung ke tempat-tempat kebaikan tersebut karena ingin membantu Malaikat mencatat amal kebaikan kita. Foto atau video yang kita unggah dapat dijadikan sebagai bukti shohih bahwa kita pernah berada di sana ketika diminta pertanggungjawaban nanti. Lha terus malaikat apa tidak menggunakan kamera juga atau menginstal aplikasi kamera map GPS untuk mengetahui lokasi detailnya? Ladalah lakok ngentengne (meremehkan) Malaikat. Buku catatan, teknologi pencatat amal kebaikan yang diberikan Gusti Allah tentu sangat bisa dengan mudah melebihi kecanggihan kamera smartphone Radmi atau Siomi. Terus apakah malaikat tidak lebih baik dari manusia kalau masih membutuhkan bantuan juga? Kalau masalah ibadah dan melaksanakan tugas memang mereka ahlinya. Akan tetapi manusia bisa lebih baik derajatnya dari malaikat, jika mereka beriman dan bertakwa. Karena manusia mengendalikan nafsu dan pikirannya dalam melaksanakan perintah akan jauh lebih sulit.

Kembali ke rasa bangga pada unggahan tentang tempat atau kegiatan keagamaan. Saya sendiri menggunggah story foto pondok bukan berarti saya pernah menjadi santri atau bermukim. Saya hanya sesekali melewati, singgah dan mengikuti kegiatan-kegiatan umum yang diadakan pondok. Bahkan sekedar hanya ikut sambang atau menjenguk karena ditugaskan. Tapi dengan begitu saya merasa bangga, dapat berkunjung ke tempat-tempat yang demikian. Pastinya, karena saya masih menganggap tempat-tempat tersebut banyak memberikan ilmu, keberkahan, dan kebermanfaatan. Ketika mengikuti acara pengajian, satu dua ilmu tentang kehidupan pasti saya dapatkan. Persoalan keberkahan, saya menyakini bahwa hal itu masih ada. Tidak terlihat dengan mata, tidak terpikirkan, tapi dapat dirasakan oleh hati. Istilahnya tabarukan alias ngalap barokah dari para Kyai-kyai dan Ustadz yang lebih dekat dengan Gusti Allah. Perihal kebermanfaatan tentu pondok-pondok dan majlis taklim memberikan ilmu pengetahuan yang dapat digunakan untuk kehidupan, bahkan setelah kehidupan di dunia yakni kehidupan akhirat.

Sekali lagi orang-orang yang dengan bangga menunjukkan keberadaannya di tempat-tempat religi mesti tetap harus dipertahankan atau malahan dilestarikan. Tentu dibarengi dengan niat-niat positif. Semoga dengan begitu, kita dapat dianggap menjadi bagian dari kelompok orang-orang yang berada di dalamnya. Misalnya diakui menjadi santri. Walaupun santri-santri yang mukim lebih lama, alim, dan berpengalaman sangat wajar jika mereka merasa lebih bangga. Karena mereka lebih patut mendapatkan privilege (hak istimewa) dari apa yang pernah mereka lakukan. Akan tetapi ketawadhu’an kadang lebih besar. Mereka terbiasa dengan tidak mengunggah kehidupannya di Pondok.

Sebagai santri wira wiri, yang hanya berkelana kesana kemari, saya harus sungkem karena mereka bisa menahan keinginan untuk mengunggah kegiatannya agar tidak dicap “jumawa” akan perilakunya. Tapi semua tergantung niatnya. Sekali lagi tetap sisakan fungsi kamera depan atau belakang mu untuk membantu Malaikat mencatat kemana dan bagaimana kita membuat sebuah kebaikan. Sejatinya “urip iku mung turu” untuk singgah sejenak, kemudian melanjutkan perjalanan hidup, tidak terasa hari demi hari, dan bangun-bangun malaikat dua bertanya “man rabbuka”

Muchamad Rudi C

Islamic digital activist. Mugi Barokah Manfaat

Tags: IbadahNiatPondokTutorialWhatsapp
Previous Post

FUAD UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung Sambut Kunjungan Akademik dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam Universitas K.H Mukhtar Syafaat Banyuwangi

Next Post

Pemanfaatan Teknologi dalam Dakwah: Misi Intelektual di Era Digital

Related Posts

Permasalahan Mental Bukan Hanya Soal Ibadah

Permasalahan Mental Bukan Hanya Soal Ibadah

by elhimmah
June 8, 2025
0

Mengalami permasalahan mental adalah hal yang manusiawi dan perlu untuk ditangani. Dengan memiliki pengetahuan tentang kesehatan mental khususnya diri sendiri...

Menemukan Tawakal Dibalik Que Sera Sera

Menemukan Tawakal Dibalik Que Sera Sera

by elhimmah
June 8, 2025
0

Rilis pada tahun 1956 Que sera sera merupakan sebuah lagu yang diciptakan oleh Jay Livingston dan Rey Evans dengan penyanyi...

Mari Bersama Merawat Semangat Kebangsaan dengan Nilai-Nilai Agama dan Budaya

Mari Bersama Merawat Semangat Kebangsaan dengan Nilai-Nilai Agama dan Budaya

by Redaksi
June 2, 2025
0

Suluk.id - Setiap tanggal 1 Juni, bangsa Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila sebagai momen penting untuk kembali meneguhkan jati diri...

Sejauh Kaki Melangkah, Aku Akan Akan Kembali

Sejauh Kaki Melangkah, Aku Akan Akan Kembali

by Redaksi
May 14, 2025
0

Suluk.id - Seseorang akan pergi jauh, namun hatinya akan tetap tertaut pada orang yang dikasihinya. Hingga suatu saat dia akan...

Next Post
Pemanfaatan Teknologi dalam Dakwah: Misi Intelektual di Era Digital

Pemanfaatan Teknologi dalam Dakwah: Misi Intelektual di Era Digital

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sosial Media

Terkait

Urgensi Pesantren Bagi Generasi Milenial

Urgensi Pesantren Bagi Generasi Milenial

June 12, 2025
Pelatihan Penulisan Buku Ajar: Dorong Dosen Menulis Berdasarkan Keilmuan dan Pengalaman Empiris

Pelatihan Penulisan Buku Ajar: Dorong Dosen Menulis Berdasarkan Keilmuan dan Pengalaman Empiris

June 11, 2025
Fatayat NU Rejoso Gelar Rutin, Solidkan Anggota dan Istikomah Cari Ilmu

Fatayat NU Rejoso Gelar Rutin, Solidkan Anggota dan Istikomah Cari Ilmu

June 8, 2025
Suluk.id - Merawat Islam yang Ramah

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan.

Suluk.ID © 2025

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan

Suluk.ID © 2025