Suluk.ID
Tuesday, July 1, 2025
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
Suluk.ID
Home Ngilmu

Jejak Pembakaran hingga Penyitaan Buku dalam Lintas Peradaban Islam

by Abad Badruzaman
August 7, 2019
in Ngilmu
Jejak Pembakaran hingga Penyitaan Buku dalam Lintas Peradaban Islam
Share on Facebook

Ribut-ribut soal razia buku mengingatkan saya pada buku ini: “Al-Kitāb fi al-Hadhārah al-Islāmiyah (The Book in Islamic Civilization)”. Saya membelinya 2011 di Kairo. Tapi delapan tahun lebih buku ini hanya terpajang “murung” di rak. Waktu saya mengambilnya, ia terlihat “gembira” karena akhirnya Sang Tuan menyentuhnya juga.

Di Mukaddimah, Dr. Yahya Wahib al-Jubouri penulisnya, menegaskan beberapa poin, antara lain: umat Islam termasuk umat yang perhatiannya terhadap buku sangat tinggi. Tidak heran karena dalam Alquran cukup banyak ayat yang mendorong mereka mencintai ilmu.

Buku adalah ilmu; al-kitab huwa al-‘ilm. Baca saja al-‘Alaq: 1-5, al-Qalam: 1-2, al-‘Ankabut: 43, al-Zukhruf: 3, al-Baqarah: 266, al-Nahl: 44, al-Zumar: 9, al-Anbiya: 7, dan al-Mujadilah: 11.

Pada awalnya, istilah buku (kitab) itu untuk kitab suci. Yahudi dan Nasrani disebut Ahli Kitab. Quran disebut Kitab Allah. Kemudian berkembang, sebutan kitab berlaku atas apa saja yang tertulis. Ketika peradaban Islam lagi jaya, budaya menulis berkembang, buku-buku pun jadi melimpah.

Kodifikasi Hadis Nabi berpengaruh positif terhadap budaya menulis. Di era Abasiyah, ada geliat baru: menerjemah. Ini memantik lahirnya ilmu-ilmu baru yang berasal dari lintas bangsa: Yunani, Romawi, Persia dan India.

Pada masa al-Ma’mun, budaya buku dan literasi meluas sehingga mencakup aneka cabang ilmu; ilmu-ilmu agama maupun ilmu-ilmu umum. Buku tersebar di seluruh negeri Islam, rak-rak buku padat dengan karya-karya ilmuan, perpustakaan banyak berdiri, dan segala hal terkait buku: kertas, penjilidan, dan lainnya juga ikut semarak.

Namun bagian paling menarik dari buku “Al-Kitab fi al-Hadharah al-Islamiyah” ini ada di Bab Tujuh: Āfāt al-Kitāb; nestapa yang pernah menimpa buku dalam lintas peradaban Islam. Khazanah intelektual Islam yang amat kaya itu tidak luput dari musibah dan duka-nestapa.

Penyebabnya antara lain perang, fitnah (kekacauan keagamaan-sosial-politik), kebencian dan kejahilan. Selain itu ada pula penyebab berupa bencana alam: banjir, gempa, dan faktor cuaca. Beberapa peradaban sadar akan hal itu, lalu berinisiatif “menitipkan” jejak peradabannya pada pahatan, patung, dan tulisan pada batu dan logam.

Jubouri mencatat tidak kurang enam musibah yang pernah menimpa buku dalam peradaban Islam: pembakaran, penenggelaman, pencucian (penghapusan tulisan), pencurian (termasuk pengambilan paksa dan penjarahan), penguburan, dan penjualan dengan harga teramat murah.

Pembakaran buku besar-besaran pernah dilakukan bangsa Tatar (Tartar) di Negeri Islam (Baghdad) seiring tindak kekerasan mereka lainnya: pembunuhan dan penghancuran. Ibnu Batuta melaporkan bahwa mereka membunuh 24 ribu ilmuan. Dilaporkan juga, jumlah korban jiwa untuk kota Baghdad saja waktu itu mencapai 800 ribu lebih.

Dar al-Hikmah, Madrasah Nizamiah, Madrasah Mustanshiriah dan pusat-pusat kepustakaan Islam lainnya dihancurkan dan dibakar. Sebagiannya dibuang ke sungai Tigris. Saking menggunungnya buku yang dibuang ke sungai, sampai-sampai orang bisa menyeberang sungai di atas gunungan buku. Yang dibakar banyak lagi hingga api tidak juga padam untuk waktu yang lama.

Jubouri juga mencatat beberapa kejadian perampasan dan penyitaan buku-buku, baik oleh bangsa asing maupun oleh sesama orang Islam yang berlainan mazhab atau berseberangan haluan politik.

Tahun 449 H/1057 M misalnya, terjadi penjarahan atas perpustakaan kaum shufi di Alepo sebagai akibat fitnah (ketegangan) antara kaum Sunni dan Syiah.

Pada tahun 978 H/1570 M, orang-orang Spanyol menjarah perpustakaan Zaituna yang mengoleksi tidak kurang 30 ribu jilid buku di era Bani Hafsh. Yang selamat dari itu hanya beberapa naskah dari Shahih Bukhari.

Di sela-sela menulis kisah sedih terkait buku ini, ramai di medsos dan grup-grup WA tentang wafatnya Mbah Maimoen Zubair di Tanah Suci Mekkah. Sungguh kesedihan di atas kesedihan. Sedang menulis duka nestapa dan kesedihan yang pernah menimpa buku, dapat kabar salah satu “buku berjalan” dipanggil Sang Khalik.

Tempat terbaik untuk Mbah Moen di sisi-Nya. Alfatihah…

Abad Badruzaman
Abad Badruzaman

Terlahir sebagai orang “Perancis (Peranakan Ciamis),” Menamatkan SD, MTs dan MAN di Ciamis. Pernah mengajar di Pesantren Darussalam, Ciamis (1997-1998), menjadi penerjemah lepas naskah-naskah berbahasa Arab

Tags: Penyitaan buku
Previous Post

Biografi KH Maimun Zubair: Tentang Cinta dan Ilmu yang Tak Bertepi

Next Post

Semangat Mengapling Surga

Related Posts

1 Muharram dan 1 Suro:  Harmoni Budaya Jawa dan Islam dalam Refleksi Zaman

1 Muharram dan 1 Suro: Harmoni Budaya Jawa dan Islam dalam Refleksi Zaman

by Redaksi
June 25, 2025
0

Dua warisan besar yang saling merangkul, bukan bertentangan. Setiap datangnya 1 Muharram atau 1 Suro dalam penanggalan Jawa-Islam, masyarakat di...

Tradisi 1 Muharram: Simbol Spiritualitas Islam Dan Budaya Jawa

Tradisi 1 Muharram: Simbol Spiritualitas Islam Dan Budaya Jawa

by Jumari
June 20, 2025
0

1 Muharram diperingati sebagai tahun baru Islam. Tahun baru yang memiliki ragam versi dalam memeringati dan memeriahkannya. Pada kalangan masyarakat...

Urgensi Pesantren Bagi Generasi Milenial

Urgensi Pesantren Bagi Generasi Milenial

by Mukani
June 12, 2025
0

Sejarah pendidikan Islam berkembang seiring perkembangan peradaban Islam itu sendiri. Lembaga-lembaga pendidikan Islam merupakan hasil pemikiran setempat yang dicetuskan oleh...

Dibalik Lensa Bias : Apakah Orientalis Selalu Berdampak Negatif ?

Dibalik Lensa Bias : Apakah Orientalis Selalu Berdampak Negatif ?

by elhimmah
June 8, 2025
0

Al- Qur’an merupakan mukjizat terbesar yang berhasil menarik perhatian umat manusia di planet ini. Tidak hanya dunia Timur yang menjadikan...

Next Post
Semangat Mengapling Surga

Semangat Mengapling Surga

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sosial Media

Terkait

Keteladanan Etika Dakwah KH. Ahmad Asrori Al-Ishaqy Dalam Perspektif Qaulan dalam Al-Qur’an

Keteladanan Etika Dakwah KH. Ahmad Asrori Al-Ishaqy Dalam Perspektif Qaulan dalam Al-Qur’an

July 1, 2025
Bijak Bermedia, Sehat Bermental: Mahasiswa UIN SATU Didorong Jaga Kesehatan Mental Melalui Seminar Nasional

Bijak Bermedia, Sehat Bermental: Mahasiswa UIN SATU Didorong Jaga Kesehatan Mental Melalui Seminar Nasional

July 1, 2025
Biografi R.KH. Muhammad Saiful Anam

Biografi R.KH. Muhammad Saiful Anam

June 29, 2025
Suluk.id - Merawat Islam yang Ramah

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan.

Suluk.ID © 2025

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kerjasama
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan

Suluk.ID © 2025