Suluk.ID
Tuesday, June 24, 2025
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
Suluk.ID
Home Pitutur

Covid-19 dan Perilaku Lokal

by Muhammad Makhdum
March 25, 2020
in Pitutur
Covid-19 dan Perilaku Lokal
Share on Facebook

Mau tidak mau, siap tidak siap, pada akhirnya pandemi virus Corona (Covid-19) telah melanda Indonesia. Beberapa daerah terutama kota besar telah menyatakan siaga, siaga dalam arti beneran. Sementara sejumlah kabupaten/kota lain, meskipun telah menyatakan waspada dan siaga, tetapi nyatanya masih terlihat woles-woles saja.

Yang jelas, jumlah kasus Corona terus meningkat, mereka yang dinyatakan suspect maupun positif Corona terus bertambah. Jumlah korban meninggal dunia semakin banyak, meskipun beberapa penderita juga telah dinyatakan sembuh.

Walaupun boleh dikata sudah terlambat, pemerintah dan berbagai pihak terkait telah berikhtiar maksimal untuk mengatasi penyebaran dan pencegahan virus ini. Baik melalui tindakan medis atau non medis, yang berupa pemberian informasi terhadap masyarakat awam.

Penyuluhan ini sangat penting, karena respon masyarakat dalam menghadapi wabah ini juga sangat dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimilikinya, atau informasi yang diperolehnya.

Tapi ya gitu, namanya orang Endonesah, selalu ada saja yang hobi membuat gaduh, gemar memancing di air keruh. Bukannya ngasih informasi yang benar, malah nyebarin hoax. Akhirnya informasi simpang siur, obrolan demi obrolan masyarakat bawah tentang Corona makin ngelantur.

Ketika Dewan Masjid menghimbau diperbolehkannya tidak berjamaah di masjid untuk menghindari kerumunan massa, beberapa masjid justru berupaya semaksimal mungkin agar para jama’ah tetap datang ke masjid. Pun demikian ketika ditetapkan social distancing, beberapa pemerintah daerah masih saja membikin acara yang bersifat massal. Bahkan ada yang sengaja menciptakan kerumunan massa di daerah rawan, sebagai efek kejut, katanya. Lebih konyol lagi, beberapa pejabat pemda bahkan nekat plesiran ke luar negeri.

Para tokoh publik dan pemuka agama masing-masing memberikan pendapat yang seringkali tidak seragam, bahkan saling berlawanan. Tokoh satu menyarankan langkah preventif dan antisipatif terhadap virus Corona, tokoh satunya berucap, “takut koq sama Corona, takut itu ya sama Gusti Allah”.

Ya, inilah dinamika negara demokrasi. Setiap orang bebas berpendapat sesuai seleranya dan kepentingannya sendiri, tak peduli paham atau tidak, punya integritas keilmuan atau tidak. Dalam kasus seperti ini kadang berpikir, enakan negara komunis, sekali memberikan instruksi, semua warga negaranya mematuhi.

Virus Corona dan semua virus lainnya, secara struktur anatomi pasti memiliki kapsid atau kapsula, yaitu selubung protein yang melindungi tubuh virus.

Nah, sejatinya, wabah virus ini relatif mudah diatasi secara medis, selama tubuh virus tersebut masih diselubungi oleh kapsid. Tetapi ketika virus tersebut mulai diselubungi oleh narasi agama dan kepentingan politis, maka wabah virus Corona akan semakin dilematis.

Muhammad Makhdum
Muhammad Makhdum

Anggota Lajnah Ta’lif Wan Nasyr PCNU Kabupeten Tuban

Previous Post

Belajar dari Kegigihan Syaikh Abd. Syakur Waliyyun Hamim dari Ngasem Bojonegoro

Next Post

K.M. Yahya Masykur: Yang Penting Manut Sama Kiai, Nak!

Related Posts

Mencintai Tuhan Saat Mentadabburi Al-Qur’an

Mencintai Tuhan Saat Mentadabburi Al-Qur’an

by Araffah
June 17, 2025
0

Mentadabburi Al-Qur'an sebagai sebuah proses merenungkan, memikirkan dengan seksama, atau memperhatikan dengan mendalam tentang apa yang ada dalam sebuah ayat...

Permasalahan Mental Bukan Hanya Soal Ibadah

Permasalahan Mental Bukan Hanya Soal Ibadah

by elhimmah
June 8, 2025
0

Mengalami permasalahan mental adalah hal yang manusiawi dan perlu untuk ditangani. Dengan memiliki pengetahuan tentang kesehatan mental khususnya diri sendiri...

Menemukan Tawakal Dibalik Que Sera Sera

Menemukan Tawakal Dibalik Que Sera Sera

by elhimmah
June 8, 2025
0

Rilis pada tahun 1956 Que sera sera merupakan sebuah lagu yang diciptakan oleh Jay Livingston dan Rey Evans dengan penyanyi...

Mari Bersama Merawat Semangat Kebangsaan dengan Nilai-Nilai Agama dan Budaya

Mari Bersama Merawat Semangat Kebangsaan dengan Nilai-Nilai Agama dan Budaya

by Redaksi
June 2, 2025
0

Suluk.id - Setiap tanggal 1 Juni, bangsa Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila sebagai momen penting untuk kembali meneguhkan jati diri...

Next Post
K.M. Yahya Masykur: Yang Penting Manut Sama Kiai, Nak!

K.M. Yahya Masykur: Yang Penting Manut Sama Kiai, Nak!

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sosial Media

Terkait

Pengajian Rutin PAC Muslimat NU Diwek: Thalabul llmi dan Gerakkan Ekonomi Keluarga

Pengajian Rutin PAC Muslimat NU Diwek: Thalabul llmi dan Gerakkan Ekonomi Keluarga

June 22, 2025
Tradisi 1 Muharram: Simbol Spiritualitas Islam Dan Budaya Jawa

Tradisi 1 Muharram: Simbol Spiritualitas Islam Dan Budaya Jawa

June 20, 2025
LAZISNU Grogol Salurkan Beasiswa Prestasi bagi Pelajar Jenjang Dasar

LAZISNU Grogol Salurkan Beasiswa Prestasi bagi Pelajar Jenjang Dasar

June 20, 2025
Suluk.id - Merawat Islam yang Ramah

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan.

Suluk.ID © 2025

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kerjasama
  • KIRIM TULISAN
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan

Suluk.ID © 2025