Suluk.ID
Thursday, June 12, 2025
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
Suluk.ID
Home Pitutur

Gerakan Poligami Masif Kaum Khilafiyin

by Moh. Syihabuddin
July 31, 2019
in Pitutur
Gerakan Poligami Masif Kaum Khilafiyin

Ilustrasi: poligami |Shutterstock

Share on Facebook

Ada sebuah group facebook yang cukup kontroversi dan mungkin juga berbahaya. Namanya Ta’ruf Curhat Kehidupan dan Poligami. Saya mencoba bergabung dengan mereka dan mengikuti beberapa kajiannya. Dan setelah mengikutinya sejauh ini saya mengetahui bahwa grup itu merupakan pembodohan sekaligus berbahaya bagi keutuhan masa depan NKRI dan agama Islam itu sendiri.

Mengapa demikian, ada beberapa hal yang mungkin perlu saya bahas satu persatu dari apa yang saya amati dari media virtual itu.

Pertama, penghuni group adalah kaum Khilafiyin.

Kajian dalam grup itu ternyata tidak hanya membahas persoalan kehidupan dan poligami. Namun juga ide-ide tentang pembentukan Khilafah Islamiyyah yang masih ambigu, abstrak, dan imajinastif terus digembar-gemborkan.

Melalui forum virtual itu mereka juga menuangkan ide-ide yang kontroversi (dalam Islam itu sendiri) dengan cara menampilkan simbol-simbol pilitik mereka (bendera hitam-putih bertuliskan syahadad), pakaian yang di-Islamisasi, dan juga pemikiran para tokoh yang mendukung gerakan Khilafa Islamiyyah.

Kedua, penghuni group seluruhnya kaum bercadar.

Semua perempuan atau gadis di grup facebook tersebut seluruhnya adalah orang-orang yang memakai cadar. Tidak ada wajah yang bisa dilihat dan diamati dari semua foto yang dishare.

Ketiga, pemikiran yang disampaikan cenderung dangkal dan membodohkan.

Beberapa pemikiran yang disampaikan dalam grup tersebut merupakan pemikiran yang membodohkan dan sempit. Misalnya saja menganggap bahwa poligami merupakan ibadah. Padahal tidak demikian, poligami bukan ibadah, tapi amalia biasa yang mubah.

Selain itu, pemikiran Islam yang disajikan juga terlalu dangkal dan tidak mengandung faedah bagi pembacanya. Misalnya saja ceramah-ceramahnya para ustad yang keilmuannya tidak jelas ditampilkan dengan penuh hiasan film.

Empat, poligami yang diajarkan cenderung nafsu dan bernuansa politis.

Poligami yang diajarkan dalam group itu cenderung mendekati hawa nafsu yang dibungkus dengan kedok “ibadah”. Padahal tidak ada hubungannya sama sekali antara ibadah dengan menikah.

Apalagi berpoligami. Di mana Mereka cenderung mencampur adukkan antara “selangkangan” dengan hubungan intensif dengan Allah. Dan pemikiran itu merupakan bid’ah yang paling kejam sepanjang sejarag umat manusia.

Dari keempat hasil pengamatan saya ini bisa disimpulkan bahwa mereka merupakan kaum-kaum khilafiyin yang ingin meruntuhkan Indonesia sebagai “Republik-Kesatuan” dan menggantinya dengan Khilafah yang tidak jelas.

Hal ini memerlukan respon yang jelas dan seimbang bagi kaum Nahdliyin yang merupakan benteng bagi eksistensi NKRI. Jika mereka meneriakkan poligami sebagai ibadah, maka para pemikir Nahdliyin harus memberikan alternatif gerakan yang menjadi penyeimbang gagasan tersebut.

Paling tidak harus menonjolkan bahwa poligami bukan ibadah, namun hal yang biasa terjadi dimana saja. tidak ada sama sekali hubungannya dengan agama Islam.

Grup itu juga merupakan gerakan terselumbung yang mendekati gerakan makar untuk menjadikan umat Islam Indonesia semakin bodoh dengan negara Republik Indonesia. Melalui Poligami mereka mengajarkan konsep negara yang tidak jelas dan menyesatkan.

Mereka bergerak secara masif melalui media virtual dan menciptakan sebuah opini yang mempengaruhi semua masyarakat Indonesia. Targetnya mereka menciptakan sebanyak mungkin pengikutnya dengan berpoligami dan beranak banyak agar jumlahnya mengalahkan jumlah warga Nahdliyin. Sehingga di masa depan Nahdlatul Ulama bisa disingkirkan dari kehidupan bernegara dalam bentuk NKRI.

Jika Nahdlatul Ulama dan Pemerintah Indonesia diam dengan gerakan masif ini maka di masa depan ini akan menjadi bahaya laten bagi keberlangsungan kehidupan bernegara yang damai masyarakat Nusantara ini.

Menurut hemat penulis langkah bagi pemerintah Indonesia, grup tersebut perlu diawasi dan dikontrol. Jika perlu dibubarkan, seperti halnya pembubaran HTI.

Moh. Syihabuddin
Tags: KhilafahPoligami
Previous Post

Halaqoh ala Nabi

Next Post

Titip Do’a di Tanah Suci

Related Posts

Permasalahan Mental Bukan Hanya Soal Ibadah

Permasalahan Mental Bukan Hanya Soal Ibadah

by elhimmah
June 8, 2025
0

Mengalami permasalahan mental adalah hal yang manusiawi dan perlu untuk ditangani. Dengan memiliki pengetahuan tentang kesehatan mental khususnya diri sendiri...

Menemukan Tawakal Dibalik Que Sera Sera

Menemukan Tawakal Dibalik Que Sera Sera

by elhimmah
June 8, 2025
0

Rilis pada tahun 1956 Que sera sera merupakan sebuah lagu yang diciptakan oleh Jay Livingston dan Rey Evans dengan penyanyi...

Mari Bersama Merawat Semangat Kebangsaan dengan Nilai-Nilai Agama dan Budaya

Mari Bersama Merawat Semangat Kebangsaan dengan Nilai-Nilai Agama dan Budaya

by Redaksi
June 2, 2025
0

Suluk.id - Setiap tanggal 1 Juni, bangsa Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila sebagai momen penting untuk kembali meneguhkan jati diri...

Sejauh Kaki Melangkah, Aku Akan Akan Kembali

Sejauh Kaki Melangkah, Aku Akan Akan Kembali

by Redaksi
May 14, 2025
0

Suluk.id - Seseorang akan pergi jauh, namun hatinya akan tetap tertaut pada orang yang dikasihinya. Hingga suatu saat dia akan...

Next Post
Titip Do’a di Tanah Suci

Titip Do'a di Tanah Suci

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sosial Media

Terkait

Pelatihan Penulisan Buku Ajar: Dorong Dosen Menulis Berdasarkan Keilmuan dan Pengalaman Empiris

Pelatihan Penulisan Buku Ajar: Dorong Dosen Menulis Berdasarkan Keilmuan dan Pengalaman Empiris

June 11, 2025
Fatayat NU Rejoso Gelar Rutin, Solidkan Anggota dan Istikomah Cari Ilmu

Fatayat NU Rejoso Gelar Rutin, Solidkan Anggota dan Istikomah Cari Ilmu

June 8, 2025
Dibalik Lensa Bias : Apakah Orientalis Selalu Berdampak Negatif ?

Dibalik Lensa Bias : Apakah Orientalis Selalu Berdampak Negatif ?

June 8, 2025
Suluk.id - Merawat Islam yang Ramah

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan.

Suluk.ID © 2025

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan

Suluk.ID © 2025