Suluk.ID
Thursday, June 12, 2025
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
Suluk.ID
Home Pitutur

Ingatlah Pesan Imam Al-Ghazali Bila Temanmu di Grup WA Menjengkelkan

by Amrullah Ali Moebin
January 18, 2020
in Pitutur
Share on Facebook

Saya menyadari banyak orang yang pernah merasakan emosi dengan teman di grup whatsapp-nya. Tapi, orang sudah banyak memberikan ulasan tentang itu.

Meski begitu, saya meyakini di tahun baru ini sudah muncul di tengah-tengah kita karakter penghuni grup whatsapp yang mangkelne.

MUI, NU, atau Muhammadiyah sekalipun memang tidak pernah menurunkan panduan tentang bagaimana adab orang dalam grup whatsapp. Apalagi, fikih whatsapp pasti sudah tidak ada. Jadi, saya hanya menyampaikan beberapa keluhan dari kawan-kawan.

Di sebuah grup pasti akan menjumpai orang-orang aneh. Banyak tulisan yang telah mengklasifikasi para aktivis whatsapp mulai dari pendiam hingga yang aktif. Namun, ada sesosok aktivis whatsapp yang tak pernah dikatagorikan. Sebab, perilakunya sungguh menjengkelkan.

Bayangkan saja, setiap hari selalu menyampaikan aktivitas pribadinya. Apapun itu aktivitasnya. Mulai dari foto hingga hal-hal lainnya. Tak hanya itu, sifat kemeroh atau sok tahunya pun tinggi di dalam grup tersebut. Seolah-olah dia sendiri yang tahu segala gonjang ganjing apapun di dunia yang ambadawa (baca: panjang lebar) ini.

Yang menjijikkan adalah selalu merespon setiap orang yang ada di grup. Gusti allah, bukan hanya satu orang yang direspon. Tapi setiap orang yang direspon. Bahkan, kadang membantah apa yang disampaikan orang di dalam grup dengan rasionalisasi asal njeplak. Duh gusti, makhluk macam apa ini.

Mendengar cerita itu, saya pun membayangkan makhluk tersebut masuk kategori makhluk astral. Tapi ternyata tidak. Ini makhluk sungguhan yang benar-benar gore. Aduh dek, kok ya masih beredar saja makhluk ini. Menyeramkan sekali.

Munculnya pun ada di mana-mana. Mulai dari grup keluarga, perusahaan, hingga di grup organisasi. Yakinlah, orang-orang ini terus ada dan berkembang biak.

Tipikal aktivis whatsapp yang aneh lagi pun banyak. Namun, tipikil yang menjijikkan ini memang cukup jarang. Hanya orang-orang yang tertentu yang bisa mengikuti laku seperti itu. Termasuk menyebarkan berita-berita tidak jelas di grup whatsapp. Anehnya, saat mereka diajak bertemu di darat sifat kemerohnya pun menyusut. Gayanya ada di grup tidak muncul.

Satu lagi tipikal aktivis whatsapp, yakni mereka yang selalu membuatkan grup whatsapp untuk orang-orang penting. Sehingga dia bisa mencari muka di grup tersebut. Jadi, dikit-dikit dia menjadi admin grup. Bisa jadi, hapenya tengah dipenuhi ribuan grup.

Hadirin yang berbahagia eh maksudnya pembaca yang budiman, whatsapp telah menjelma sebagai kehidupan nyata. Bukan lagi medium komunikasi dunia maya. Sejatinya, mereka telah membawa perasaan di dalam grup ataupun percakapan whatsapp lainnya.

Jadi, jika muncul aktivis whatsapp yang seperti ini tidak perlu terbawa esmosi. Tak perlu keluar grup. Santuy saja. Nikmati setiap obrolan jika memang ada waktu. Jika tidak ada waktu. Silakan buka lantas cari info yang penting-penting saja.

Sabar, menjadi sifat krusial dalam menghadapi cobaan seperti ini. Jika ada menanggapi tingkah polah mereka maka akan ikut terlibat dalam ritmenya. Jadi, sabarlah menjadi anggota grup tersebut.

Orang-orang sabar seperti anda akan membuat mereka bahagia. Sebab, mereka akan merasa tidak dilarang berbuat seperti itu. Jadi, seolah-olah anda mendukung. Dikiritik atau disindir orang-orang seperti aktivis itu tak akan peka. Hatinya, sudah berpedoman menjadi aktivis whatsapp adalah sebagian dari iman.

Baiklah, sesungguhnya tulisan ini tidak memiliki faedah kecuali hanya mencurahkan ungkapan kekesalan beberapa kawan. Saran sabar pasti sudah menjadi rumus semua orang dalam menghadapi situasi yang menjengkelkan. Namun, sabar dalam kondisi ini lebih dari itu.

Dalam Ihya Ulumuddin, Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa kesabaran memiliki berbagai macam hukum. Tidak semua bentuk kesabaran yang dianggap baik dan mulia. Ada beberapa bentuk kesabaran yang malah dinilai tidak baik dan kurang tepat. Kesabaran pun sebenarnya harus tahu tempatnya supaya tidak terjebak pada kesabaran yang diharamkan.

Contoh sabar yang diharamkan yakni diam saja saat istri diganggu orang. Ini adalah sabar yang tidak diperbolehkan. Atau sikap sabar yang justru membuat membuat diri tersakiti.

Kondisi adanya aktivis whatsapp yang Menjengkelkan tidak bisa disabari. Perlu anda melakukan perlawanan yang terstruktur dan masif. Jika perlu gerakkan semua anggota grup untuk mendudukkan orang-orang seperti ini. Jika tidak memungkinkan mari tertawakan mereka sebagai hukuman sosial. Jika tertawa itu tidak cukup, maka beri mereka sertifikat atau penghargaan sebagai warga grup yang menjengkelkan. Begitulah selemah lemahnya perlawanan. (*)

Amrullah Ali Moebin

Redaktur suluk.id

Tags: Whatsapp
Previous Post

Kisah Mbah Moen Pilih Barisan Belakang Saat Shalat Jumat

Next Post

Ikhtilaf itu Rahmat, Syaratnya Terjadi Di antara Ulama

Related Posts

Permasalahan Mental Bukan Hanya Soal Ibadah

Permasalahan Mental Bukan Hanya Soal Ibadah

by elhimmah
June 8, 2025
0

Mengalami permasalahan mental adalah hal yang manusiawi dan perlu untuk ditangani. Dengan memiliki pengetahuan tentang kesehatan mental khususnya diri sendiri...

Menemukan Tawakal Dibalik Que Sera Sera

Menemukan Tawakal Dibalik Que Sera Sera

by elhimmah
June 8, 2025
0

Rilis pada tahun 1956 Que sera sera merupakan sebuah lagu yang diciptakan oleh Jay Livingston dan Rey Evans dengan penyanyi...

Mari Bersama Merawat Semangat Kebangsaan dengan Nilai-Nilai Agama dan Budaya

Mari Bersama Merawat Semangat Kebangsaan dengan Nilai-Nilai Agama dan Budaya

by Redaksi
June 2, 2025
0

Suluk.id - Setiap tanggal 1 Juni, bangsa Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila sebagai momen penting untuk kembali meneguhkan jati diri...

Sejauh Kaki Melangkah, Aku Akan Akan Kembali

Sejauh Kaki Melangkah, Aku Akan Akan Kembali

by Redaksi
May 14, 2025
0

Suluk.id - Seseorang akan pergi jauh, namun hatinya akan tetap tertaut pada orang yang dikasihinya. Hingga suatu saat dia akan...

Next Post
Prasangka, Belajar Kritis dari Putri Imam Ahmad

Ikhtilaf itu Rahmat, Syaratnya Terjadi Di antara Ulama

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sosial Media

Terkait

Pelatihan Penulisan Buku Ajar: Dorong Dosen Menulis Berdasarkan Keilmuan dan Pengalaman Empiris

Pelatihan Penulisan Buku Ajar: Dorong Dosen Menulis Berdasarkan Keilmuan dan Pengalaman Empiris

June 11, 2025
Fatayat NU Rejoso Gelar Rutin, Solidkan Anggota dan Istikomah Cari Ilmu

Fatayat NU Rejoso Gelar Rutin, Solidkan Anggota dan Istikomah Cari Ilmu

June 8, 2025
Dibalik Lensa Bias : Apakah Orientalis Selalu Berdampak Negatif ?

Dibalik Lensa Bias : Apakah Orientalis Selalu Berdampak Negatif ?

June 8, 2025
Suluk.id - Merawat Islam yang Ramah

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan.

Suluk.ID © 2025

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan

Suluk.ID © 2025