Suluk.ID
Wednesday, March 3, 2021
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
Suluk.ID
No Result
View All Result
Home Pitutur

Kaderisasi Ulama Pasca KH Maimun Zubair

by Jamal Ma'mur Asmani
September 8, 2019
in Pitutur
Reading Time: 3min read
0 0
0
Kaderisasi Ulama Pasca KH Maimun Zubair
Share on Facebook

Jawa Tengah dulu dikenal sebagai lumbung ulama kharismatik yang diakui secara nasional.

KH Abdullah Zain Salam dan KH MA Sahal Mahfudh dikenal sebagai kombinasi ideal ulama tasawuf dan fiqh yang kharismatik.

KH Maimun Zubair dan KH A Mustafa Bisri dikenal sebagai kombinasi ulama Tafsir dan fiqh yang juga kharismatik.

Dari keempat ulama tersebut, yang tersisa hanya KH A Mustafa Bisri, sosok ulama komplit, karena diterima semua kalangan.

BacaArtikel

Mengembalikan Marwah Nahdlatul Ulama (NU) Pasca Pilkada

Mengenai Pilkada, Kader NU yang Maju Mewakili Siapa?

Andai Kader NU Tak Jadi Bupati atau Wakil Bupati

Kematian adalah keniscayaan. Ironisnya, kematian orang alim sekaligus membawa ilmu yang ada dalam dirinya. Ilmu yang sangat langka karena kedalamannya, keunikannya, keluasaannya, serta pengaruh besarnya.

Mereka mencapai derajat tinggi setelah melalui ujian dan tantangan hidup yang panjang. Mereka berhasil melaluinya dengan sukses.

Wafatnya KH Maimun Zubair yang masih terasa sampai sekarang adalah hilangnya ilmu dalam diri beliau yang hampir meliputi seluruh khazanah Islam klasik, mulai tafsir, hadis, nahwu, sharaf, fiqh, ushul fiqh, qawaid fiqh, sejarah, serta tasawuf.

Pasca Kiai Maimun Zubair harapan masih terbesit dengan tampilnya ulama-ulama muda Jawa Tengah yang berbakat penuh talenta.

Putra-putra KH Maimun Zubair tampil sebagai tokoh Ulama Muda. KH. Najih Maimun, KH Dr. Abdul Ghofur, KH Wafi Maimun, KH. Abdurrouf Maimun. Lain-lain tampil sebagai ulama-ulama muda berbakat untuk meneruskan perjuangan Kiai Maimun Zubair.

KH Abdul Qayyum Manshur, KH Bahauddin Nursalim, KH Abdullah Umar Fayumi, KH Abdul Ghafar Razin, KH Faishol Muzammil dan KH Habibul Huda tampil sebagai ulama-ulama Muda cemerlang.

Masing-masing mereka punya keunggulan yang akan terus terasah, berkibar seiring dengan perjalanan waktu.

Tiga Langkah Kaderisasi Ulama

Meskipun demikian, kaderisasi ulama menjadi keniscayaan yang tidak bisa ditunda-tunda lagi. Ulama-ulama muda seharusnya mampu mengungguli ulama seniornya seperti inspirasi Imam Malik yang mengungguli Imam Ibnu Mu’thi.

Langkah yang dilakukan dalam kaderisasi ulama ini adalah:

1. Pemantapan kitab Kuning

Syarat utama menjadi ulama adalah menguasai kitab kuning. Dalam hal ini, nahwu-sharaf adalah tugas utama. Tanpa nahwu-sharaf, penguasaan seseorang terhadap kitab kuning nihil, diragukan, jauh dari standard ilmiah.

Baru setelah itu merambah Tauhid, ilmu fiqh, ushul fiqh, balaghah, qawaid fiqh, arudl, manthiq, tasawuf, Tafsir, hadis, tarikh, dan lainnya.

Pondok Pesantren berada di garda depan dalam hal ini. Pesantren terbukti dalam sejarah mampu melahirkan ulama-ulama yang mampu menguasai kitab Kuning secara mendalam yang sangat bermanfaat di tengah masyarakat.

2. Kemampuan Membimbing dan Memimpin Masyarakat

Ulama di Indonesia tidak hanya diukur secara teoritis, tapi juga praktis. Yakni, kemampuannya beradaptasi Dan bermasyarakat dengan keteladanan tinggi. Dalam membimbing ini, aspek akhlak sangat dominan.

Akhlak yang dimaksud di sini tidak hanya sopan santun, tapi juga kemampuan memperhatikan orang lain seperti memperhatikan dirinya sendiri.

Ingat sabda Nabi:

لا يؤمن احدكم حتي يحب لاخيه ما يحب لنفسه

Tidak dianggap sempurna iman seseorang sampai ia mampu mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri

Setelah ia mampu membimbing orang lain, maka ia harus mampu memimpin dengan baik. Jiwa kepemimpinan ini diasah sejak dini dalam organisasi di level kecil sampai besar. Memimpin orang lain yang karakter Dan tabiat atau perangainya tidak sama membutuhkan keahlian dan keterampilan yang tinggi.

Ia memahami karakter masing-masing, Cara mengatasi masing-masing karakter, Dan memberikan solusi Terbaik dari persoalan yang ada.

Kiai di Indonesia adalah gelar yang diberikan masyarakat setelah melihat akhlak, keteladanan dan kemampuan seseorang dalam memimpin orang lain dengan bijaksana.

3. Kemampuan Mengembangkan Jaringan

Kiai atau Ulama mempunyai pengaruh besar Tidak lepas ilmu dan jaringan yang dimilikinya. Ilmunya dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, akhlaknya menjadi teladan. Jaringannya digunakan untuk menebarkan kemanfaatan sebesar-besarnya di tengah masyarakat.

Semakin luas jaringan, baik dalam maupun luar negeri, maka semakin berpengalaman seseorang semakin kuat pengaruhnya di tengah masyarakat.

Semakin tinggi jam terbang seseorang, semakin luas relasi wawasannya sehingga dalam memutuskan segala sesuatu mempertimbangkan banyak aspek.

Lahir dari kemampuan ini kearifan dan kebijaksanaan baik dalam ucapan. Lebih-lebih dalam perbuatan, pengambilan keputusan untuk kepentingan banyak orang.

Semoga 3 Langkah ini menjadi solusi krisis Ulama dan lahirlah ulama-ulama yang Punya otoritas keilmuan, moral, serta sosial untuk menggerakkan perubahan positif di tengah masyarakat hingga bangsa. Amin.

Jamal Ma'mur Asmani

Wakil Ketua PCNU Pati, Direktur LESKA, Dosen IPMAFA

Tags: Kiai Maimun Zubair
Previous Post

Memaknai Status Jomblo Berdasarkan Keterangan Gus Baha

Next Post

Ringkasan Materi KH Marzuki Mustamar dalam MKNU PW ISNU Jawa Timur

Related Posts

Mengenai Pilkada, Kader NU yang Maju Mewakili Siapa?

Mengembalikan Marwah Nahdlatul Ulama (NU) Pasca Pilkada

by Redaksi
December 10, 2020
0

Setiap momen kontestasi politik pasti ada yang kalah dan menang. Pemandangan seperti ini merupakan hal biasa yang harus dilewati oleh...

Mengenai Pilkada, Kader NU yang Maju Mewakili Siapa?

Mengenai Pilkada, Kader NU yang Maju Mewakili Siapa?

by Wahyu Eka Setyawan
November 6, 2020
0

Sudah jelas dan gamblang, bagaimana kita diajarkan untuk tidak main-main dalam hal urusan rakyat. Jika kader NU itu serius untuk...

Andai Kader NU Tak Jadi Bupati atau Wakil Bupati

Andai Kader NU Tak Jadi Bupati atau Wakil Bupati

by Amrullah Ali Moebin
November 5, 2020
0

Sekali lagi pengandaian ini adalah bentuk antisipasi saja. Jika kelak anda-anda yang telah mengkomodifikasi NU dengan membawa bendara NU untuk...

Ngaji Gus Baha, Mengenal Kekuasaan Allah dari Kecilnya Seekor Nyamuk

Bersikap Tenang Menghadapi Pilkada Ala Gus Baha

by Ahmad Athoillah
September 13, 2020
0

KETENANGAN Gus Baha dalam menghadapi setiap persoalan hidup sudah masyhur kita dengar. Di tangan Gus Baha semua terasa ringan, mudah,...

Next Post
Ringkasan Materi KH Marzuki Mustamar dalam MKNU PW ISNU Jawa Timur

Ringkasan Materi KH Marzuki Mustamar dalam MKNU PW ISNU Jawa Timur

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

POPULAR

Mengenai Pilkada, Kader NU yang Maju Mewakili Siapa?

Meneguhkan Moderatisme; Agen Dakwah Rahmatan lil ‘Alamin

February 11, 2021
BAGANA NU, Gambar nu.or.id

Bencana Alam, Degradasi Lingkungan Hidup dan Peran Serta NU

February 11, 2021

Abah Isun, Kyai Kampung

January 6, 2021
Load More

MORE ON TWITTER

Suluk.ID

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan. Media ini dikelola Lembaga Ta’lif wan Nasr Nahdlatul Ulama (LTN-NU) Kabupaten Tuban.

Suluk.ID © 2020 - Dibuat dengan ♥ LTN NU Tuban.

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen

Suluk.ID © 2020 - Dibuat dengan ♥ LTN NU Tuban.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In