Suluk.di, Tulungagung, – Keberuntungan adalah kesempatan bertemu kemampuan, sebuah kutipan tokoh yang disampaikan oleh M. Rudi Cahyono, S.Sos., M.I.Kom penerima Beasiswa Unggulan dalam acara Scholarship Station Jurusan Dakwah Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung Jumat, 2 Mei 2025 disiarkan langsung melalui kanal YouTube SATU TV.
Kisah perjalanan pendidikan pascasarjana Rudi, dimulai setelah menyelesaikan studi S1, Rudi mencoba peruntungannya di dunia kerja, berpindah dari satu kota ke kota lain. Dalam masa adaptasi bekerja inilah, ia justru menemukan peluang yang mengubah arah hidupnya.
“Setelah berkeliling mencari pekerjaan ke luar kota, ternyata rezekinya tetap kembali ke Tulungagung,” ungkapnya sembari tertawa kecil.
Saat ini ia mengaku sebagai generasi Z (Gen Z) dengan usia yang masih belia, menceritakan kebiasaan yang sering melakukan scrolling timeline media sosial. Secara tidak sengaja, kisanya, ia menemukan sebuah unggahan yang memuat informasi tentang beasiswa.
“saya juga sering rebahan dan scroll TikTok atau reels. Nah, waktu itu secara tidak sengaja saya menemukan informasi tentang beasiswa Kemendikbud, ada Beasiswa Pendidikan Indonesia dan Beasiswa Unggulan,” kisah Rudi.
Menariknya, menurut alumni Prodi KPI UIN SATU ini adalah persyaratan yang tidak mewajibkan sertifikat bahasa inggris (TOEFL) bagi pendaftar dalam negeri. “Itu yang bikin saya semangat. Karena TOEP saya cuma tiga ratusan (dulu waktu ikut tes bahasa inggris di kampus -red), sudah remidi, ikut kelas sebulan, dites lagi tetap tiga ratusan,” ceritanya jujur sambil tertawa lepas.
Selain itu, persyaratan lainnya yakni mendapatkan keterangan diterima pada sebuah kampus tujuan studi. Rudi menyebut dirinya sebagai “penyeberang” karena melanjutkan studi pascasarjana di kampus di bawah Kemendikbud, namun tetap menjaga relasi hangat dengan dosen dan almamater KPI UIN SATU.
“Salah satu syaratnya adalah sudah diterima di kampus tujuan, jadi saya menjalin komunikasi dengan para dosen KPI UIN SATU untuk mencari referensi kampus yang bisa saya akses,” terangnya.
Kemudian Rudi memberanikan diri mencoba peruntungan dengan mendaftar beasiswa menggunakan sertifikat dari UIN, nyatanya berhasil lolos tahap administrasi. Sayangnya, pada tahap wawancara, baik untuk Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) maupun Beasiswa Unggulan, ia belum berhasil.
Kegagalan pertama justru menjadi titik tolak. Ia belajar dari kesalahan dan memperbaiki kekurangan. Saat Beasiswa Unggulan dibuka kembali untuk mahasiswa yang sudah menjalani perkuliahan atau ongoing, ia tak menyia-nyiakan kesempatan kedua. Ia juga menemukan kekuatan dari komunitas pelamar beasiswa yang tergabung dalam grup WhatsApp dan Telegram. Di sinilah ia banyak berdiskusi dan mengevaluasi kegagalan sebelumnya. Salah satu temuan pentingnya adalah pentingnya kemampuan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.
“Walaupun tidak diwajibkan, ternyata kemampuan bahasa menjadi nilai lebih. Saya kemudian belajar TOEFL lebih serius dan juga ikut tes UKBI (Uji Kompetensi Bahasa Indonesia). Alhamdulillah hasil UKBI saya masuk peringkat ‘unggul’,” jelasnya.
Rudi kemudian mengikuti ujian TOEFL ITP lagi, dan hasilnya naik signifikan menjadi sekitar 470 poin. Ia pun kembali mengajukan beasiswa di semester tiga program pascasarjana dan akhirnya berhasil lolos Beasiswa Unggulan Kemendikbud hingga lulus.
Kisah Rudi menjadi bukti bahwa keterbatasan bukanlah hambatan selama ada semangat untuk belajar dan memperbaiki diri. Ia juga menegaskan pentingnya menjaga relasi baik dengan para dosen dan komunitas kampus, serta keberanian untuk mencari informasi dan tidak malu bertanya.
Program Scholarship Station yang diinisiasi oleh Jurusan Dakwah FUAD ini kembali membuktikan perannya sebagai ruang motivasi, tempat berbagi pengalaman, sekaligus peta jalan bagi mahasiswa yang ingin menembus dunia beasiswa.
Melalui sosok seperti Rudi Cahyono, mahasiswa UIN SATU diajak untuk percaya bahwa keberhasilannya tidak luput dari do’a dan restu dari orang tua, guru-guru dan teman-temannya. “Saya meyakini bahwa adanya barokah, barokah dari guru-guru saya, khususnya dari orang tua saya yang selalu mendoakan akan kesuksesan anak-anaknya. Sehingga mendapatkan sebuah keberuntungan. Akan tetapi, sebuah keberuntungan adalah pertemuan antara sebuah kesempatan dan kemampuan” ungkapnya.(mrc).

Islamic digital activist. Mugi Barokah Manfaat