Suluk.id, Tulungagung – Pada moment memperingati Hari Pendidikan Nasional, Jurusan Dakwah Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung mengadakan program Scholarship Station yang ditayangkan langsung di kanal YouTube SATU TV pada Jumat, 2 Mei 2025. Salah satu pembicara yang memberikan motivasi dan wawasan inspiratif adalah Wikan Galuh Widyarto, M.Pd., dosen Prodi Bimbingan dan Konseling Islam (BKI) UIN SATU, yang juga merupakan penerima Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB) dari Kementerian Agama untuk jenjang doktoral di Universitas Negeri Malang.
Dalam pemaparannya, Wikan membagikan kiat sukses memperoleh beasiswa melalui pendekatan kreatif: merangkai strategi berdasarkan akronim dari kata BEASISWA. Menurutnya, setiap huruf merepresentasikan prinsip penting yang dapat membantu calon pendaftar dalam melalui tahapan seleksi.
Dimulai dari huruf “B” yang berarti Berani Mendaftar, ia menekankan pentingnya langkah awal berupa keberanian untuk mencoba. “Peluang beasiswa sangat terbuka, tinggal seberapa besar keberanian kita untuk mengambil kesempatan,” ujarnya, menguatkan pernyataan sebelumnya dari Prof. Rizqon.
Huruf “E” mengacu pada Evaluasi Diri, yang menurut Wikan sangat penting agar pelamar bisa memahami kekuatan pribadi yang perlu ditonjolkan, khususnya dalam penulisan motivation essay.
Selanjutnya, “A” merujuk pada Aktif dalam Organisasi. Ia menilai bahwa pengalaman organisasi membentuk karakter kepemimpinan dan keterampilan kolaborasi yang menjadi nilai tambah dalam seleksi beasiswa.
Huruf “S” pertama melambangkan Strategi, terutama dalam pengaturan waktu. Ia mengingatkan agar para pelamar tidak menunda-nunda persiapan dokumen karena kesalahan teknis bisa menjadi penyebab utama kegagalan.
“I” berarti Inovasi. Dalam konteks ini, Wikan mencontohkan karyanya dalam membuat aplikasi pendukung layanan konseling yang memperkuat portofolio akademik serta menunjang penulisan essay yang berorientasi pada Tri Dharma Perguruan Tinggi.
“S” kedua adalah Siap, yaitu memastikan semua persyaratan administratif, seperti foto, rekomendasi, dan essay, sudah dipenuhi dan tersusun rapi. Ia menegaskan bahwa kelalaian dalam satu dokumen saja bisa membuat pendaftar langsung gugur.
Huruf “W” mengacu pada Waktu. Ia menekankan pentingnya pengelolaan waktu yang efektif. “Banyak gagal bukan karena tidak mampu, tetapi karena kurang cermat mengatur waktu,” jelasnya.
Terakhir, “A” menggambarkan Adaptasi dan Ketahanan. Wikan menekankan bahwa seleksi beasiswa menuntut kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi tantangan secara fleksibel.
Mengakhiri sesinya, Wikan mengajak mahasiswa untuk menjadikan Hari Pendidikan Nasional sebagai titik awal perjuangan menggapai pendidikan tinggi melalui beasiswa. “Beasiswa bukan sekadar fasilitas, tapi bukti semangat dan kontribusi kita untuk masa depan yang lebih baik,” pungkasnya.
Islamic digital activist. Mugi Barokah Manfaat