Suluk.ID
Saturday, May 17, 2025
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
Suluk.ID
Home Pitutur

Konten Keislaman Ala NU Perlu Diperbanyak Lagi di Internet

by Amrullah Ali Moebin
July 16, 2019
in Pitutur
Konten Keislaman Ala NU Perlu Diperbanyak Lagi di Internet
Share on Facebook

Saya dipertemukan dengan teman lama. Kami disempatkan berbincang meski tidak lama. Dari penampilannya, dia jauh berubah. Tidak seperti dulu saat sama-sama kita masih unyu-unyu. Sesekali dia mengomentari tentang penampilan saya yang juga berubah. Kami lantas bercerita tentang aktivitas kami saat ini.

Dia bercerita tentang kajian keislaman yang diikuti sekarang. Saya tak berkomentar banyak tentang ceritanya. Khawatir nanti justru terjadi perdebatan yang konyol. Cukup saya mengangguk. Tanpa melakukan perdebatan. Seolah, saya mengiyakan tentang apa yang telah dilakukannya itu benar.

Akhir kami masuk dalam sebuah grup whatsapp yang sama. Saya hanya sesekali berkomentar. Sedangkan, dia cukup aktif. Sesekali, dia memberikan link sebuah situs website jika memberikan jawaban atas pertanyaa keislaman. Tak jarang pula dia memberikan paparan.

Melihat lalu lalang di grup whatsapp itu saya turut mengamati. Seperti saat bertemu dengannya. Tak pernah saya berkomentar bahkan mendebat atas apa yang telah dipaparkan dengan berbagai macam dalilnya.

Bukan bermaksud menyudutkan. Seorang teman ini lebih memilih pandangan yang berbeda dengan apa yang pernah kita pelajari dulu tentang agama.

Kasarnya, dia telah memberikan komentar yang sedikit kurang nyaman–bagi saya–dengan tradisi yang dilakukan oleh warga nahdliyin. Sekali lagi, saya tak ingin memperdebatkan tentang apa ajaran keislaman mereka. Saya justru ingin tahu mengapa mereka bisa sesemangat itu dalam menyampaikan sesuatu yang mereka anggap benar. Bahkan, siap untuk berargumentasi lebih lanjut.

Setelah melihat itu semua saya lantas mencoba untuk mengetik sesuatu di mesin pencarian di internet. Saya masukkan tata tafsir Alquran ataupun pertanyaan sederhana tentang hukum peringatan maulid nabi hingga puasa saat Rojab. Apa yang keluar? Ternyata benar. Situs berbasis pesantren dengan kajian keislaman yang begitu mendalam tak pernah keluar di permukaan halaman. Harus ada tambahan kata kunci jika ingin keluar tulisan berbasis NU atau lainnya. Justru yang banyak adalah kajian keislaman yang memberikan fatwa berbeda tentang apa yang sudah dijalani oleh NU hari ini.

Sebenarnya, sudah banyak situs website yang berkembang tentang khazanah keilmuan NU. Tapi, sayang pengelolanya masih belum memaksimalkan. Jika di keilmuan kita mengenal sanad keilmuan, seharusnya saat mengisi konten dengan sanad keilmuan yang jelas. Termasuk penulisnya. Profilnya harus diperjelas.

Sudah tidak waktunya para ahli fiqh, ahli hadis hingga para mufasir bersembunyi di balik meja dan bantal tipis sebagai alas. Saatnya para kiai dan ulama NU untuk tampil memenuhi konten di dunia maya.

Jika memang tidak memungkinan memproduksi konten. Para santri sudah waktunya untuk bergerak. Mengambil alat “jihad” berupa kamera dan laptop yang siap untuk mengedit kontennya. Dengan lebih merapikan isi konten.

Saya membayangkan, semua elemen NU bersama-sama fokus dalam menggarap konten dakwah di dunia digital akan ada pemandangan baru dan tambahan referensi.

Kelak, saat masyarakat sudah menjadikan internet sebagai referensi seutuhnya. Kitab kuning tetap bisa terkases. Termasuk dengan penjelasan yang mudah dipahami.

Untung saja, youtube sudah banyak dipenuhi kajian keilmuan oleh Gus Baha’. Hanya tinggal memunculkan pendakwah muda dari kalangan NU dengan fokus kajian ringan untuk anak muda.

Sekali lagi, saya tidak ingin menyalahkan dan mendebat para ustad youtube dan ustad facebook. Namun, NU harus turut mewarnai khasanah keilmuan di dunia maya. Dengan, berbagai macam pilihan. Mulai kajian ilmu yang ketat hingga menjawab fenomena yang muncul di masyarakat. (*)

Amrullah Ali Moebin

Redaktur suluk.id

Tags: Dakwah DigitalKonten NU
Previous Post

Dunia Kerja di Era Revolusi 4.0

Next Post

Prasangka, Belajar Kritis dari Putri Imam Ahmad

Related Posts

Sejauh Kaki Melangkah, Aku Akan Akan Kembali

Sejauh Kaki Melangkah, Aku Akan Akan Kembali

by Redaksi
May 14, 2025
0

Suluk.id - Seseorang akan pergi jauh, namun hatinya akan tetap tertaut pada orang yang dikasihinya. Hingga suatu saat dia akan...

Resolusi Pasca Lebaran : Minimal Berniat Lebih Baik Lagi

Resolusi Pasca Lebaran : Minimal Berniat Lebih Baik Lagi

by Muchamad Rudi C
April 9, 2025
0

Sepertinya tidak hanya tahun baru yang menjadi titik refleksi seseorang. Entah itu tahun - tahun Masehi, Hijriah, Saka, Jawa dan...

Perjalanan Cinta di Hari Mulia

Perjalanan Cinta di Hari Mulia

by jamal ghofir
March 31, 2025
0

Genap lah sudah perjalanan spiritual, selama 30 hari mendendangkan lantunan syair mahabah disetiap bangunan suci seantero Nusantara bahkan dunia. Ayat-ayat...

Keteladanan dalam Kepemimpinan: Belajar dari Sikap Bijak Prof. Nasaruddin Umar

Keteladanan dalam Kepemimpinan: Belajar dari Sikap Bijak Prof. Nasaruddin Umar

by Redaksi
March 30, 2025
0

Penulis : Prof. Abd Aziz (Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung) Dalam kepemimpinan, dua hal selalu diuji: kebijaksanaan dan keteladanan....

Next Post
Prasangka, Belajar Kritis dari Putri Imam Ahmad

Prasangka, Belajar Kritis dari Putri Imam Ahmad

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sosial Media

Terkait

Perspektif Humanis dari Dr. Dzinnun Hadi dalam Bincang-Bincang Wanita Karir

Perspektif Humanis dari Dr. Dzinnun Hadi dalam Bincang-Bincang Wanita Karir

May 15, 2025
Sejauh Kaki Melangkah, Aku Akan Akan Kembali

Sejauh Kaki Melangkah, Aku Akan Akan Kembali

May 14, 2025
Membangun Komitmen dan Menebar Berkah: Refleksi Dr. Mutrofin tentang Peran Wanita Karier di Era Modern

Membangun Komitmen dan Menebar Berkah: Refleksi Dr. Mutrofin tentang Peran Wanita Karier di Era Modern

May 14, 2025
Suluk.id - Merawat Islam yang Ramah

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan.

Suluk.ID © 2025

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan

Suluk.ID © 2025