Suluk.ID
Sunday, December 7, 2025
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
Suluk.ID
No Result
View All Result
Home Kekabar

Mengatasi Rasa Malu Melalui Dukungan Dari Lingkungan

Annisa Nayla Ichyaiddina by Annisa Nayla Ichyaiddina
September 22, 2025
in Kekabar
Share on Facebook

Suluk.id – Sama seperti tanaman yang tumbuh subur ketika mendapat pupuk, tanah berhumus, air, dan cahaya, manusia pun sejatinya juga akan berkembang ketika berada di lingkungan positif yang mendukungnya. Tanaman tidak bisa memilih di mana ia tumbuh, tetapi manusia bisa memilih lingkungan, komunitas, dan ruang belajar yang menjadikannya lebih baik. Lingkungan yang sehat akan menumbuhkan pola pikir maju, membiasakan kita untuk selalu berpikir ke depan, serta melatih keberanian untuk menghadapi berbagai rintangan yang datang.

Kesempatan dalam hidup sering kali hadir tiba-tiba. Ia tidak selalu datang dua kali, dan kalaupun datang kembali, bentuknya bisa berbeda. Sayangnya, banyak orang kehilangan kesempatan hanya karena terlalu takut, terlalu malu, atau terlalu sibuk memikirkan pendapat orang lain. Padahal, kesempatan yang terbuang bisa jadi tidak pernah kembali. Karena itu, penting sekali untuk berani mengambil langkah, meski terasa berat di awal.

Aku pun pernah mengalami hal yang sama. Dulu sering merasa malu, ragu, bahkan minder ketika dihadapkan pada tantangan baru. Rasanya ingin mundur saja daripada salah atau dipandang aneh oleh orang lain. Namun, semakin sering aku menuruti rasa malu, semakin aku sadar bahwa rasa itu hanya menjadi penghalang untuk berkembang. Malu yang berlebihan membuat kita tidak bergerak, padahal dunia terus berputar dan orang lain terus melangkah. Jika kita diam di tempat, maka kita akan tertinggal jauh di belakang.

Kuncinya adalah melatih keberanian sedikit demi sedikit. Tidak perlu langsung berlari kencang, cukup mulai dengan langkah kecil. Setiap langkah kecil itu akan menjadi pengalaman yang berharga, sekaligus mengikis rasa takut dan malu. Kita akan terbiasa menghadapi tantangan, terbiasa berbicara di depan orang lain, terbiasa mencoba hal baru, hingga akhirnya kita menyadari bahwa tidak ada yang perlu ditakutkan.

Percayalah, setiap orang besar yang kita kagumi juga pernah merasa takut dan malu. Bedanya, mereka memilih untuk tetap melangkah meski rasa itu ada. Mereka tidak menunggu rasa takut hilang, tetapi berani bertindak meski takut masih menyertai. Dari situlah mereka tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat, lebih tangguh, dan lebih siap menghadapi berbagai keadaan.

Jangan pernah remehkan kekuatan lingkungan positif. Berteman dengan orang-orang yang suportif, bergabung dengan komunitas yang membangun, atau sekadar berada di sekitar orang-orang yang punya semangat, bisa menulari energi positif kepada kita. Saat kita mulai goyah, mereka akan mengingatkan. Saat kita mulai ragu, mereka akan menyemangati. Dan saat kita mulai malas, mereka akan memberi dorongan agar kita kembali bangkit.

Hidup ini pada dasarnya adalah perjalanan belajar. Kita belajar dari kegagalan, dari keberhasilan, dari pengalaman sendiri, maupun dari cerita orang lain. Tidak ada yang sia-sia. Setiap proses, betapapun kecilnya, akan memberi arti. Maka, jangan biarkan rasa malu atau takut merampas kesempatan kita untuk tumbuh.

Ingatlah selalu bahwa masa depan ditentukan oleh langkah yang kita ambil hari ini. Jika kita berani mengambil peluang, meski kecil, kita sedang membuka jalan bagi keberhasilan yang lebih besar. Jika kita terus menunda karena takut, kita hanya sedang menutup pintu-pintu kesempatan yang mungkin tidak akan terbuka lagi.

Jadi, mari kita latih diri untuk berani. Berani mencoba, berani gagal, berani bangkit lagi, dan berani sukses. Karena hidup bukan tentang siapa yang paling cepat, melainkan siapa yang tidak berhenti melangkah.

Editor : M Rudi C

Annisa Nayla Ichyaiddina
Annisa Nayla Ichyaiddina

Alumni program studi Tadris Biologi, sekarang menjadi salah satu pengajar di Kabupaten Kediri

Tags: MaluPengembangan DiriSel Improvemenet
Previous Post

Jangan Hanya Gandoli Sarung Mbah Hasyim, Lakukan Amaliyah NU Juga

Next Post

Optimalkan Potensi Pesantren di Media, Prodi KPI UIT PPL di Jawa Pos Radar Kediri

Related Posts

Anak Buruh Tani, Fokus Gerakkan Literasi

Anak Buruh Tani, Fokus Gerakkan Literasi

December 6, 2025
Muktamar & Milad Perdana Komunitas El Himmah: Konsolidasi, Regenerasi, dan Harapan Baru

Muktamar & Milad Perdana Komunitas El Himmah: Konsolidasi, Regenerasi, dan Harapan Baru

December 5, 2025
Penerapan Psikologi Dalam Menyampaikan Pesan Dakwah Strategi

Penerapan Psikologi Dalam Menyampaikan Pesan Dakwah Strategi

December 4, 2025
Berteduh: Sebuah Transendensi Pemulihan Batin yang Rapuh

Berteduh: Sebuah Transendensi Pemulihan Batin yang Rapuh

December 4, 2025
Next Post
Optimalkan Potensi Pesantren di Media, Prodi KPI UIT PPL di Jawa Pos Radar Kediri

Optimalkan Potensi Pesantren di Media, Prodi KPI UIT PPL di Jawa Pos Radar Kediri

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

POPULAR

Anak Buruh Tani, Fokus Gerakkan Literasi

Anak Buruh Tani, Fokus Gerakkan Literasi

December 6, 2025
Muktamar & Milad Perdana Komunitas El Himmah: Konsolidasi, Regenerasi, dan Harapan Baru

Muktamar & Milad Perdana Komunitas El Himmah: Konsolidasi, Regenerasi, dan Harapan Baru

December 5, 2025
Penerapan Psikologi Dalam Menyampaikan Pesan Dakwah Strategi

Penerapan Psikologi Dalam Menyampaikan Pesan Dakwah Strategi

December 4, 2025
Load More

MORE ON TWITTER

ADVERTISEMENT

Suluk.ID © 2025

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kerjasama
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan

Suluk.ID © 2025