Tadabur alam merupakan bentuk perenungan mendalam terhadap ciptaan Allah SWT yang mengajak manusia untuk menyadari kebesaran dan keagungan-Nya. Dalam tradisi Nahdlatul Ulama (NU), tadabur alam tidak hanya dipahami sebagai aktivitas spiritual, tetapi juga sebagai sarana pendidikan, penguatan keimanan, dan peningkatan kesadaran sosial.
Dalam khutbah Jumat yang disampaikan oleh Ustadz Muhammad Syakir NF, disebutkan bahwa berpikir dan merenungi makhluk Allah adalah bentuk zikir yang mendalam. Syekh Al-‘Izz bin Abdissalam dalam kitab Syajaratul Ma’arif menjelaskan bahwa berpikir atau tadabur atas makhluk-makhluk Allah dapat memberikan petunjuk mengenai kesempurnaan kuasa-Nya, yang pada akhirnya menumbuhkan ketaatan kepada-Nya.
Aktivitas tadabur alam juga tercermin dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi di bawah naungan NU. Sebagai contoh, Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Rembang mengadakan kegiatan ziarah dan tadabur alam di lokasi bersejarah di Surakarta dan Yogyakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat nilai-nilai spiritual, memperluas wawasan keorganisasian, dan meningkatkan solidaritas antaranggota.
Selain itu, Nyai Binti Musyarofah, pengasuh Pondok Pesantren Fathul Ulum, menjadikan hobi merawat bunga sebagai sarana tafakur, merenungi nikmat-nikmat Allah yang melahirkan kecintaan kepada-Nya. Beliau merasakan ketenangan sekaligus dapat mengenal keagungan Allah SWT melalui aktivitas tersebut.
Tadabur alam juga digunakan sebagai metode pendidikan untuk meningkatkan kesadaran akan kebesaran Allah dan pentingnya menjaga lingkungan. Dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Ahmad Dahlan Purworejo, mahasiswa diajak untuk melakukan tadabur alam dan bersih-bersih lingkungan di Pantai Dewaruci Jatimalang. Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa syukur atas nikmat dan anugerah Allah SWT melalui keindahan alam serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga keseimbangan hidup.
Dalam perspektif NU, tadabur alam bukan sekadar aktivitas kontemplatif, tetapi juga merupakan bentuk ibadah yang mengintegrasikan spiritualitas, pendidikan, dan kepedulian sosial. Dengan merenungi ciptaan Allah, individu diajak untuk meningkatkan keimanan, memahami pentingnya menjaga lingkungan, dan memperkuat solidaritas sosial. Dengan demikian, tadabur alam menjadi sarana yang efektif untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mengamalkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Suluk.id merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan