Suluk.id – Akhir – akhir ini dunia beladiri persilatan bisa dikatakan sedang tidak baik-baik saja. Semakin mudahnya terjadi perselisihan antar perguruan silat. Hampir di setiap pekannya, tersebar kabar adanya pertikaian antar perguruan silat.
Terlebih adanya media sosial. Hal ini disebabkan salah satunya karena banyaknya pemuda yang gampang termakan berita bohong. Jika demikian, adu kuat yang berdasarkan sentimen buruk antar perguruan silat tidak terhindarkan.
Dampaknya jika dilihat dari pandangan orang tua, mereka banyak yang tidak mengijinkan anaknya untuk mengikuti perguruan bela diri silat. Beralasan takut anaknya sering terlibat dalam pertikaian antar perguruan silat, terlebih tawuran.
Statement tersebut tidak sepenuhnya benar, karena masih sangat banyak atlit silat yang mengharumkan nama daerahnya dan Indonesia di kancah internasional. Salah satu contohnya adalah Rissullah Fauzan. Ia meraih medali emas di Kejuaraan Silat Internasional yang diselenggarakan di Brunei Darussalam. Pemuda asal Aceh tersebut mendapat medali emas di pertandingan silat kategori tanding kelas E, yang diselenggarakan pada bulan Juli 2023.
Kemudian Hanivan pemuda asal Jawa Barat, yang pernah viral beberapa tahun lalu karena prestasi silatnya di kancah internasionalnya. Serta pastinya masih banyak lagi nama-nama pesilat berprestasi seperti Fauzan dan Hanivan.
Namun sebenarnya inti dari adanya bela diri pencak silat, karate, taekwondo, boxing, muangthai, dan masih banyak lagi tidak lain selain olahraga adalah untuk membela diri, keluarga hingga bangsa dan negara.
Saat ini bela diri tidak hanya dari kaum Adam saja, tetapi banyak digandrungi kaum Hawa dari usia anak hingga dewasa termasuk para pemuda. Hal itulah yang juga menjadikan para pemuda alangkah baiknya mempelajari beladiri. Untuk menjadi pemuda yang kuat, sehat dan cinta tanah air.
Kenapa harus menjadi pemuda yang kuat? Karena pemuda dianggap masih memiliki tenaga dan energi yang sangat mumpuni dibandingkan anak kecil dan orang tua. Serta diharapkan bisa menjadi penerus masa depan yang tangguh, sebagaimana pepatah Arab mengatakan
شبّان اليوم رجال الغدّ
“Pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan”
Menjadi seorang pemuda dan mukmin yang kuat, berarti kita juga sudah mengamalkan hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah :
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اَلْـمُؤْمِنُ الْقَـوِيُّ خَـيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَـى اللهِ مِنَ الْـمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ، …الحديث (رواه المسلم)
“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , beliau berkata, Rasulullah SAW. bersabda: “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah SWT. daripada Mukmin yang lemah… al-hadits”(H.R. Muslim).
Seorang mukmin yang kuat bisa lebih diandalkan daripada mukmin yang lemah. manfaatnya dapat diniatkan sebagai bekal berjihad di jalan Allah dengan wujud berbagai macam cara. Seperti belajar dan mengajar menggunakan akal pikiran. Terpenting jika tubuh kuat dan sehat In Syaa Allah lebih mudah melakukan aktivitas. Sebagaimana petuah Arab
العقل السليم في الجسم السليم
“Akal yang sehat terdapat pada jiwa (tubuh) yang sehat”
Selain menggunakan akal, makna berjihad dapat dilakukan untuk membela diri, keluarga dan tanah air seperti yang digambarkan di atas sebelumnya. Maka dari itu, dinilai sangat disarankan bagi para pemuda belajar beladiri. Tidak hanya mendapat manfaat beladiri tetapi juga berkontribusi untuk terus menjaga kelestarian budaya daerah masing-masing, sebagaimana slogan dari Nahdlatul ‘Ulama’
حُبُّ اْلوَطَنِ مِنَ اْلإِيْمَانِ
“Cinta tanah air sebagian dari iman”
Menjadi mukmin yang kuat adalah keutamaan (afdhol). Apalagi bagi seorang pemuda. Takut terbawa ke hal yang buruk bukanlah menjadi alasan untuk tidak belajar beladiri. Karena jika diikuti dengan niat dan tujuan yang benar, sangat banyak sekali manfaat yang bisa didapatkannya. Wallahu A’lam.
Penulis : Wafa Satria Kamil
Editor : Muchamad Rudi C
Suluk.id merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan