Turots. Sebuah istilah yang mungkin banyak dari kita yang sempat ngangsu kaweruh di pondok pernah bersinggungan dengan istilah turots ini. Pelbagai kitab kuning yang kita pernah maknani merupakan bagian dari turots itu sendiri. Walaupun pada dasarnya makna turots tidak melulu harus berupa teks.
Turots juga bisa disebut model literasi yang dimiliki oleh peradaban islam.
Saat ini mungkin tidak semua santri mengingat jika kitab kuning memiliki tiga jenis karakter model yang bisa kita kenali dari gaya selingkungnya termasuk saya.
Matan
Anda pasti tahu tentang matan. Ini adalah isi dari kitab jenis ini biasanya ditulis ringkas oleh penyusun. Banyak alasan mengapa penyusun menulisnya secara ringkas, global dan berbentuk nadzam. Ini semua bermaksud guna pembelajarannya mudah menghafal isi kitab itu lewat rima yang di susun seirama
Syarah
Istilah syarah itu kitab jenis ini biasanya berupa ulasan tentang kitab matan dan sedikit memberikan gagasan dari ulama lain atas pandangan seorang musonnif sebelumnya.
Hasyiyah
Jenis ini lebih berbeda lagi, Ia lebih bermuatan komentar atau ta’liq atas kitab model syarah. Entah komentar itu menolak atau menerima yang saya dapati gagasan dan argument para ulama tadi sangatlah bijak dan santun tanpa sedikitpun mencela.
Inilah warisan nyata dari peradaban literasi islam yang menyebar dari tanah Timur Tengah hingga ke Nusantara. Tidak sedikit pula putra Bangsa memberikan sumbangsihnya terhadap perkembangan dunia literasi islam semisal Imam Nawawiy Al-bantaniy, Syeh Mahfudz Al-Termasiy, Syeh Irsyad Al-Banjariy, Syeh Abdur Rouf Al-Singkiliy, Syeh Abdus Shomad Al-Palimbani dan masiKhh banyak lagi.
Wallahu a’lam bi Showab.
Dosen IAIN Tulungagung.