Suluk.ID Nahdlatul Ulama Tuban
Sunday, April 11, 2021
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
Suluk.ID Nahdlatul Ulama Tuban
Home Panutan

Ulil, JIL dan Ngaji Ihya’

by Abad Badruzaman
July 23, 2019
in Panutan
Reading Time: 2 mins read
0 0
0
Ulil, JIL dan Ngaji Ihya’
Share on Facebook

Ada orang menyebut Ulil Abshar Abdalla (Ulil) telah berubah. Dulu, tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL) sekarang lebih sufi. Ciri kesufiannya, sering mengampu pengajian kitab Ihya’ Ulumiddin karya Imam Ghazali.

Bagi saya, Ulil tetap Ulil. Kesufiannya, jika memang istilah itu relevan dengannya, tidak dengan sendirinya menafikan keliberalannya. Orang bisa tetap liberal di saat sama menjadi sufi. Masing-masing “beroperasi” di wilayah yang berbeda.

Paling-paling, dulu banyak konsen di wilayah yang satu, kini lebih sering hadir di wilayah satunya. Dulu intens berebut wacana di ranah yang satu, kini lebih tertarik mengajak orang memperdalam wilayah satunya lagi.

Liberalisme ada di tataran nalar, sufisme ada di relung jiwa. Nalar mengawal pemahaman, jiwa mengendalikan perilaku. Liberalisme Ulil mengajak kita memahami agama secara substansial. Tidak berhenti di kulit luar.

BacaArtikel

Mengenal Ulama Perempuan Tuban

Meneguhkan Moderatisme; Agen Dakwah Rahmatan lil ‘Alamin

Bencana Alam, Degradasi Lingkungan Hidup dan Peran Serta NU

Load More

Ulil menyerukan adanya “penyegaran” dalam pemahaman keagamaan. Orang sering bertikai ketika mereka berhenti di bagian permukaan dari agama, tapi sering bersatu ketika mereka masuk lebih ke dalam sampai ke inti; intinya inti. Bahkan di jantung inti, agama-agama pun bisa terhimpun di satu flatform tanpa harus menanggalkan “baju” tiap-tiap agama.

Liberalisme Ulil mengajak kita bernalar “bebas” dalam memahami teks agama, sejauh yang disasar adalah maslahat. Dalam tarikan nafas ini, kesadaran akan adanya konteks yang mengelilingi setiap teks merupakan sebuah keniscayaan.

Teks-teks yang terkait masalah sosial, ekonomi, politik, dan kebudayaan misalnya, pemaknaan dan pengejewantahannya bisa menjadi cukup “lentur”. Dalam tarikan ini pula, yang jadi orientasi dalam “mengunyah” teks adalah pesan-moral, bukan melulu legal-formal.

Sementara itu, sufisme Ulil, sebagaimana telah disitir, adanya di areal jiwa. Dalam bidang ini, salah satu karya otoritatif di kalangan Sunni ya kitab Ihya’ buah pena Imam Ghazali. Terlepas dari apa motif penggerak Ulil rutin mengadakan acara “Ngaji Ihya'” yang jelas darinya saya mencatat dua poin.

Pertama, arus dan gaya kehidupan yang tengah kita hadapi saat ini memang menyeret banyak manusia pada budaya hedonisme, individualisme, materialisme, dan tren kebendaan-duniawi lainnya. Ihya’ menerangi dan menuntun kita lepas dari perangkap budaya dan tren tersebut.

Hingga di sini penting dicatat bahwa keliberalan seseorang, tak kecuali Ulil, tidak sebaris dengan budaya dan tren tersebut. Orang bisa sangat liberal tapi ia begitu sederhana, spiritualis dan altruis.

Kedua, acara rutin “Ngaji Ihya'” berhasil membuktikan kesantrian Ulil dalam hal penguasaan atas literatur klasik Islam (kitab kuning). Dalam hal ini Ulil bukan santri “kaleng-kaleng”. Keilmuannya mapan, penguasaan atas term-term tasawuf yang tersaji dalam Ihya’ mumpuni, dan kemampuan mensyarah term-term tersebut dengan contoh-contoh praktis keseharian juga memadai.

tulisan ini saya tulis tanpa bertanya terlebih dulu pada yang bersangkutan. Melulu keyakinan pribadi saya. Kalau ditanyakan langsung pada Mas Ulil tentang status ini, kemungkinannya; ya atau tidak!

Saya sendiri yakin, ia akan menjawab ya. Sayangnya, waktu Mas Ulil datang ke IAIN Tulungagung untuk Ngaji Ihya’ dalam rangkaian Milad ke-51 Kampus Dakwah dan Peradaban, alih-alih bertanya soal kebenaran status ini saya malah sibuk poto-poto dengannya. Seperti biasa!

Abad Badruzaman

Terlahir sebagai orang “Perancis (Peranakan Ciamis),” Menamatkan SD, MTs dan MAN di Ciamis. Pernah mengajar di Pesantren Darussalam, Ciamis (1997-1998), menjadi penerjemah lepas naskah-naskah berbahasa Arab

Tags: Gus UlilJaringan Islam liberalNgaji ihya
Previous Post

Membaca Kembali Cara Kiai Hasyim Asy’ari Menghijaukan Daerah Hitam

Next Post

Mengintip Cara Gus Rijal Mumazziq Memberi Materi di Hadapan Para Remaja

Related Posts

Mengenal Ulama Perempuan Tuban

Mengenal Ulama Perempuan Tuban

by Redaksi
March 11, 2021
0

Tuban memiliki banyak ulama perempuan. Beberapa bulan terakhir ini dua ulama perempuan telah dipanggil Allah SWT. Beliau adalah Ibu Nyai...

Mengenai Pilkada, Kader NU yang Maju Mewakili Siapa?

Meneguhkan Moderatisme; Agen Dakwah Rahmatan lil ‘Alamin

by suwanto
February 11, 2021
0

Kalau kita telaah sejarah Islam, Nabi Muhammad SAW telah memberikan keteladanan kepada kita mengenai konsep-konsep dakwah moderat. Bendera yang diusung...

BAGANA NU, Gambar nu.or.id

Bencana Alam, Degradasi Lingkungan Hidup dan Peran Serta NU

by Wahyu Eka Setyawan
February 11, 2021
0

Bencana yang terjadi akhir-akhir ini sontak semakin menambah beban kehidupan manusia, sudah dikoyak-koyak oleh Pandemi, sebagian saudara kita harus berjibaku...

Abah Isun, Kyai Kampung

by Refki Rusyadi
January 6, 2021
0

Jika dilihat sekilas lewat perawakan fisiknya, siapa yang menyangka Yai Makhsun atau orang biasa memanggilnya dengan nama mbah isun itu...

Next Post
Mengintip Cara Gus Rijal Mumazziq Memberi Materi di Hadapan Para Remaja

Mengintip Cara Gus Rijal Mumazziq Memberi Materi di Hadapan Para Remaja

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Please install/update and activate JNews Instagram plugin.

ABOUT ME

FOLLOW & SUBSCRIBE

Terkait

Malang Selatan Terjadi Gempa, Berikut Ini Doa Saat Gempa

Malang Selatan Terjadi Gempa, Berikut Ini Doa Saat Gempa

April 10, 2021
Alumni SMAN 1 Tuban Sengkuyungan Membangun Masjid di Desa Prunggahan Kulon

Alumni SMAN 1 Tuban Sengkuyungan Membangun Masjid di Desa Prunggahan Kulon

April 9, 2021
Tentang Hasil Kongres PMII Dan Hangatnya MU Vs Liverpool

Tentang Hasil Kongres PMII Dan Hangatnya MU Vs Liverpool

April 8, 2021
Suluk.ID Nahdlatul Ulama Tuban

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan. Media ini dikelola Lembaga Ta’lif wan Nasr Nahdlatul Ulama (LTN-NU) Kabupaten Tuban.

Suluk.ID © 2020 - Dibuat dengan ♥ LTN NU Tuban.

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen

Suluk.ID © 2020 - Dibuat dengan ♥ LTN NU Tuban.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In