Suluk.ID
Monday, July 7, 2025
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
Suluk.ID
Home Pitutur

5 Cara Mencintai NU Tanpa Syarat

by Ahmad Athoillah
January 5, 2020
in Pitutur
Membaca Kembali Cara Kiai Hasyim Asy’ari Menghijaukan Daerah Hitam
Share on Facebook

LEVEL tertinggi dalam urusan cinta adalah mencintai dengan sepenuh hati dan tanpa syarat. Kalau hanya urusan ‘’Saya Cinta Kamu’’ mah mudah. Klise yang cukup diucapkan di-lambe. Tapi mencintai dengan tanpa syarat, itu hal yang berat.

Cinta dengan syarat itu serupa menguliti bawang merah. Tidak cukup membuka lapisan pertama, karena ada lapisan kedua, ketiga, keempat, kelima, dan seterusnya, hingga tak menemukan apapun, kecuali mata terasa perih hingga melelehkan air mata.

Itulah filosofi cinta yang mengharap syarat. Seperti menguliti bawang. Bukannya menemukan yang kamu harapkan, tapi sesal dan tangis yang ada dikemudian.

Begitu juga mencintai NU. Jangan mengharap syarat untuk mencintai NU. Dan berikut 5 cara mencintai NU tanpa syarat:

Jangan Pakai Alasan untuk Mencintai NU

Sama halnya ketika anda mencintai seseorang tanpa syarat. Anda tidak butuh mengungkapkan alasan mengapa anda mencintainya. Begitu juga mencintai NU. Anda tidak butuh mengungkapkan alasan kenapa anda harus mencintai NU. Orang-orang yang mencintai NU seperti ini adalah kiai-kiai yang ada di desa. Tak ada syarat bagi kiai-kiai NU yang ada di desa untuk mengamalkan tradisi dan budaya keislaman yang dimiliki NU. Mereka mengamalkannya dengan penuh kekhlasan. Cukup mengharap barokah dari Mbah Hasyim, serta para ulama dan kiai yang turut berjuang dalam mendirikan NU.

Mencintai NU dengan Sepenuh Hati

Mencintai yang sepenuh hati adalah tipe mencintai dengan sungguh-sungguh. Seperti halnya kita menjadi kepala rumah tangga. Satu diantara hal yang harus kita lakukan dengan sungguh-sungguh adalah bekerja demi keluarga. Begitu juga dengan mencintai NU. Dibutuhkan perasaan sepenuh hati. Sungguh-sungguh dalam mengamalkan budaya dan tradisi keislaman yang diajarkan di NU. Semua. Dalam segala bidang ke-NU-an.

Jangan Mencintai dengan Pengharapan Imbalan

Untuk mencapai level cinta tanpa syarat. Anda harus bisa mencintai seseorang dengan tanpa pengharapan apapun. Kecuali ketentraman jiwa dan ketenangan hati. Jangan sampai anda masuk ke NU karena ada maunya. Misal, ingin mencalonkan bupati, ingin menjadi caleg, ingin mendapat proyek, dan rasa ingin-ingin yang lain. Karena suatu saat anda pasti akan kecewa (karena NU tidak butuh orang yang seperti anda. Hanya ada maunya). Kalau anda niatnya seperti itu, mending mulai dari sekarang mulai istighfar.

Tetap Selalu Ikhlas

Perasaan kecewa dalam urusan cinta pasti ada. Begitu juga di NU. Biasanya orang yang seperti ini kecewa karena tidak mendapat tempat atau posisi strategis pada jabatan struktural. Sementara dia merasa sudah berjuang untuk NU. Nah, untuk menghindari rasa kecewa itu. Mulai dari sekarang belajarlah ikhlas. Berjuang di NU tidak harus menempati jabatan strategis. Melestarikan budaya dan tradisi keislaman NU secara konsisten akan lebih memberikan banyak manfaat kepada masyarakat. Dan, mungkin dari cara itulah Allah akan memuliakan anda.

Niatkan Ingin Jadi Santrinya Mbah Hasyim

Ketika anda diberi amanah untuk menjadi pengurus NU, niatkanlah berkhidmat dan menjadi bagian dari jam’iyah NU. Sebagimana wasiat Hadratussyaikh KH Hasim Asy’ari, bahwa siapa saja yang berkhidmat di NU akan diakui menjadi santri dan didoakan husnul khatimah. Tentu, menjadi santri Mbah Hasyim dan didoakan husnul khatimah adalah bonus tersendiri yang diberikan Mbah Hasyim ketika kita berkhidmat di NU dengan penuh keiklasan, kesungguhan, dan tanpa sayarat imbalan apapun. Dan, semoga kita menjadi bagian dari santri Mbah Hasyim. Amin…

Ahmad Athoillah
Ahmad Athoillah

Pengurus Aswaja Center NU Tuban

Tags: Mencintai NUnu
Previous Post

Bungurasih Dalam Cerita Para Musafir

Next Post

Menyikapi Banjir Jakarta dengan Fiqih Kebencanaan Menurut NU

Related Posts

Mencintai Tuhan Saat Mentadabburi Al-Qur’an

Mencintai Tuhan Saat Mentadabburi Al-Qur’an

by Araffah
June 17, 2025
0

Mentadabburi Al-Qur'an sebagai sebuah proses merenungkan, memikirkan dengan seksama, atau memperhatikan dengan mendalam tentang apa yang ada dalam sebuah ayat...

Permasalahan Mental Bukan Hanya Soal Ibadah

Permasalahan Mental Bukan Hanya Soal Ibadah

by elhimmah
June 8, 2025
0

Mengalami permasalahan mental adalah hal yang manusiawi dan perlu untuk ditangani. Dengan memiliki pengetahuan tentang kesehatan mental khususnya diri sendiri...

Menemukan Tawakal Dibalik Que Sera Sera

Menemukan Tawakal Dibalik Que Sera Sera

by elhimmah
June 8, 2025
0

Rilis pada tahun 1956 Que sera sera merupakan sebuah lagu yang diciptakan oleh Jay Livingston dan Rey Evans dengan penyanyi...

Mari Bersama Merawat Semangat Kebangsaan dengan Nilai-Nilai Agama dan Budaya

Mari Bersama Merawat Semangat Kebangsaan dengan Nilai-Nilai Agama dan Budaya

by Redaksi
June 2, 2025
0

Suluk.id - Setiap tanggal 1 Juni, bangsa Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila sebagai momen penting untuk kembali meneguhkan jati diri...

Next Post
Menyikapi Banjir Jakarta dengan Fiqih Kebencanaan Menurut NU

Menyikapi Banjir Jakarta dengan Fiqih Kebencanaan Menurut NU

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sosial Media

Terkait

Membawa Semangat Indonesia Mini: Delegasi UIN SATU Tulungagung Siap Mengabdi dalam KKN Nusantara 2025

Membawa Semangat Indonesia Mini: Delegasi UIN SATU Tulungagung Siap Mengabdi dalam KKN Nusantara 2025

July 6, 2025
Dari Ruang Kelas ke Ruang Publik: UAS Mahasiswa KPI UIN Tulungagung Gelar Festival Jurnalistik

Dari Ruang Kelas ke Ruang Publik: UAS Mahasiswa KPI UIN Tulungagung Gelar Festival Jurnalistik

July 6, 2025
Membahas Tentang Fenomena Pondok, Barokah, dan Wacananya

Membahas Tentang Fenomena Pondok, Barokah, dan Wacananya

July 4, 2025
Suluk.id - Merawat Islam yang Ramah

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan.

Suluk.ID © 2025

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kerjasama
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan

Suluk.ID © 2025