Suluk.ID
Wednesday, March 3, 2021
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
Suluk.ID
No Result
View All Result
Home Pitutur

5 Cara Mencintai NU Tanpa Syarat

by Ahmad Athoillah
January 5, 2020
in Pitutur
Reading Time: 3min read
0 0
0
Membaca Kembali Cara Kiai Hasyim Asy’ari Menghijaukan Daerah Hitam
Share on Facebook

LEVEL tertinggi dalam urusan cinta adalah mencintai dengan sepenuh hati dan tanpa syarat. Kalau hanya urusan ‘’Saya Cinta Kamu’’ mah mudah. Klise yang cukup diucapkan di-lambe. Tapi mencintai dengan tanpa syarat, itu hal yang berat.

Cinta dengan syarat itu serupa menguliti bawang merah. Tidak cukup membuka lapisan pertama, karena ada lapisan kedua, ketiga, keempat, kelima, dan seterusnya, hingga tak menemukan apapun, kecuali mata terasa perih hingga melelehkan air mata.

Itulah filosofi cinta yang mengharap syarat. Seperti menguliti bawang. Bukannya menemukan yang kamu harapkan, tapi sesal dan tangis yang ada dikemudian.

Begitu juga mencintai NU. Jangan mengharap syarat untuk mencintai NU. Dan berikut 5 cara mencintai NU tanpa syarat:

BacaArtikel

Mengembalikan Marwah Nahdlatul Ulama (NU) Pasca Pilkada

Mengenai Pilkada, Kader NU yang Maju Mewakili Siapa?

Andai Kader NU Tak Jadi Bupati atau Wakil Bupati

Jangan Pakai Alasan untuk Mencintai NU

Sama halnya ketika anda mencintai seseorang tanpa syarat. Anda tidak butuh mengungkapkan alasan mengapa anda mencintainya. Begitu juga mencintai NU. Anda tidak butuh mengungkapkan alasan kenapa anda harus mencintai NU. Orang-orang yang mencintai NU seperti ini adalah kiai-kiai yang ada di desa. Tak ada syarat bagi kiai-kiai NU yang ada di desa untuk mengamalkan tradisi dan budaya keislaman yang dimiliki NU. Mereka mengamalkannya dengan penuh kekhlasan. Cukup mengharap barokah dari Mbah Hasyim, serta para ulama dan kiai yang turut berjuang dalam mendirikan NU.

Mencintai NU dengan Sepenuh Hati

Mencintai yang sepenuh hati adalah tipe mencintai dengan sungguh-sungguh. Seperti halnya kita menjadi kepala rumah tangga. Satu diantara hal yang harus kita lakukan dengan sungguh-sungguh adalah bekerja demi keluarga. Begitu juga dengan mencintai NU. Dibutuhkan perasaan sepenuh hati. Sungguh-sungguh dalam mengamalkan budaya dan tradisi keislaman yang diajarkan di NU. Semua. Dalam segala bidang ke-NU-an.

Jangan Mencintai dengan Pengharapan Imbalan

Untuk mencapai level cinta tanpa syarat. Anda harus bisa mencintai seseorang dengan tanpa pengharapan apapun. Kecuali ketentraman jiwa dan ketenangan hati. Jangan sampai anda masuk ke NU karena ada maunya. Misal, ingin mencalonkan bupati, ingin menjadi caleg, ingin mendapat proyek, dan rasa ingin-ingin yang lain. Karena suatu saat anda pasti akan kecewa (karena NU tidak butuh orang yang seperti anda. Hanya ada maunya). Kalau anda niatnya seperti itu, mending mulai dari sekarang mulai istighfar.

Tetap Selalu Ikhlas

Perasaan kecewa dalam urusan cinta pasti ada. Begitu juga di NU. Biasanya orang yang seperti ini kecewa karena tidak mendapat tempat atau posisi strategis pada jabatan struktural. Sementara dia merasa sudah berjuang untuk NU. Nah, untuk menghindari rasa kecewa itu. Mulai dari sekarang belajarlah ikhlas. Berjuang di NU tidak harus menempati jabatan strategis. Melestarikan budaya dan tradisi keislaman NU secara konsisten akan lebih memberikan banyak manfaat kepada masyarakat. Dan, mungkin dari cara itulah Allah akan memuliakan anda.

Niatkan Ingin Jadi Santrinya Mbah Hasyim

Ketika anda diberi amanah untuk menjadi pengurus NU, niatkanlah berkhidmat dan menjadi bagian dari jam’iyah NU. Sebagimana wasiat Hadratussyaikh KH Hasim Asy’ari, bahwa siapa saja yang berkhidmat di NU akan diakui menjadi santri dan didoakan husnul khatimah. Tentu, menjadi santri Mbah Hasyim dan didoakan husnul khatimah adalah bonus tersendiri yang diberikan Mbah Hasyim ketika kita berkhidmat di NU dengan penuh keiklasan, kesungguhan, dan tanpa sayarat imbalan apapun. Dan, semoga kita menjadi bagian dari santri Mbah Hasyim. Amin…

Ahmad Athoillah

Pengurus Aswaja Center NU Tuban

Tags: Mencintai NUnu
Previous Post

Bungurasih Dalam Cerita Para Musafir

Next Post

Menyikapi Banjir Jakarta dengan Fiqih Kebencanaan Menurut NU

Related Posts

Mengenai Pilkada, Kader NU yang Maju Mewakili Siapa?

Mengembalikan Marwah Nahdlatul Ulama (NU) Pasca Pilkada

by Redaksi
December 10, 2020
0

Setiap momen kontestasi politik pasti ada yang kalah dan menang. Pemandangan seperti ini merupakan hal biasa yang harus dilewati oleh...

Mengenai Pilkada, Kader NU yang Maju Mewakili Siapa?

Mengenai Pilkada, Kader NU yang Maju Mewakili Siapa?

by Wahyu Eka Setyawan
November 6, 2020
0

Sudah jelas dan gamblang, bagaimana kita diajarkan untuk tidak main-main dalam hal urusan rakyat. Jika kader NU itu serius untuk...

Andai Kader NU Tak Jadi Bupati atau Wakil Bupati

Andai Kader NU Tak Jadi Bupati atau Wakil Bupati

by Amrullah Ali Moebin
November 5, 2020
0

Sekali lagi pengandaian ini adalah bentuk antisipasi saja. Jika kelak anda-anda yang telah mengkomodifikasi NU dengan membawa bendara NU untuk...

Ngaji Gus Baha, Mengenal Kekuasaan Allah dari Kecilnya Seekor Nyamuk

Bersikap Tenang Menghadapi Pilkada Ala Gus Baha

by Ahmad Athoillah
September 13, 2020
0

KETENANGAN Gus Baha dalam menghadapi setiap persoalan hidup sudah masyhur kita dengar. Di tangan Gus Baha semua terasa ringan, mudah,...

Next Post
Menyikapi Banjir Jakarta dengan Fiqih Kebencanaan Menurut NU

Menyikapi Banjir Jakarta dengan Fiqih Kebencanaan Menurut NU

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

POPULAR

Mengenai Pilkada, Kader NU yang Maju Mewakili Siapa?

Meneguhkan Moderatisme; Agen Dakwah Rahmatan lil ‘Alamin

February 11, 2021
BAGANA NU, Gambar nu.or.id

Bencana Alam, Degradasi Lingkungan Hidup dan Peran Serta NU

February 11, 2021

Abah Isun, Kyai Kampung

January 6, 2021
Load More

MORE ON TWITTER

Suluk.ID

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan. Media ini dikelola Lembaga Ta’lif wan Nasr Nahdlatul Ulama (LTN-NU) Kabupaten Tuban.

Suluk.ID © 2020 - Dibuat dengan ♥ LTN NU Tuban.

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen

Suluk.ID © 2020 - Dibuat dengan ♥ LTN NU Tuban.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In