Suluk.ID
Thursday, August 21, 2025
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
Suluk.ID
Home Ngilmu

Makna Tahlil, Selamatan, Kenduri, Berkat Dalam Tradisi NU

by Mutholibin
July 11, 2019
in Ngilmu
kenduri tradisi nu
Share on Facebook

Tahlil

Setiap orang NU dapat dipastikan melakukan rutinan tahlilan. Nah, apa itu tahlilan?. Jika dilihat dari akar katanya. Ada kata tahlil. Itu maknanya membaca kalimah la ilaha illallah (tiada Tuhan selain Allah). Menurut pengertian yang dipahami dalam perkataan sehari-hari, tahlil berarti membaca serangkaian surat-surat Al-Quran, ayat-ayat pilihan, yang diawali dengan membaca surah Alfatihah dengan meniatkan pahalanya untuk para arwah yang dimaksudkan oleh shahibul hajah.

Sesuai dengan Sabda Nabi Muhammad SAW. “Seutama-utama zikir ialah la ilaha ilLallah (kalaimat tahlil). Dan seutama-utama zikir yang aku dan juga para nabi sebelumku mengucapkannya la illaha illallah. Ia adalah kalimat tauhid dan kalimat kemurnian dan keesaan Allah. Ia juga asma Allah yang teragung. ” (HR. Imam at-Turmudzi, an-Nasa’i, Ibnu Majah dan al-Hakim dalan kitab Subulus Salam, Juz IV/Shohifah.215).

Nah, di acara tahlilan dengan mengundang tetangga dan dengan menggeluarkan shadaqah yang berupa makanan. Kegiatan itu sering disebut juga dengan selamatan (slametan). Mengapa demikian?

Pertama, karena maksud tahlil tersebut memohonkan keselamatan bagi arwah yang dituju oleh si empunya hajat (shohibul hajah). Kedua, karena dalam doa yang biasa dibaca untuk menghadiri tahlil tersebut terdapat kata slaamatan fi ad-diin. Dari kata-kata ini orang kemudian menyebut acara itu dengan istilah “salamatan” yang kemudian berubah menjadi “selamatan”.

Akan tetapi, perlu pula ditandaskan bahwa acara selamatan belum tentu diisi dengan membaca tahlil. Sebab, kadang-kadang dalam acara tersebut para jama’ah hanya membaca doa saja karena maksud shohibul hajah mungkin syukuran, aqiqoh, atau yang lain. Jadi, shahibul hajah memohon keselamatan lahir batin, baik untuk dirinya, anak istrinya, mapun usahanya. Dan sekalipun tanpa membaca tahlil. Namun doa keselamatan yang dibaca, umumnya juga ada lafadz salamatan fi ad-din.

Kemudian, acara tahlil juga biasa disebut kenduri. Istilah ini berasal dari kata-kata yang diucapkan oleh imam tahlil sebelum memulai membaca Alfatihah terlebih membaca lafadz ila hadhrati, yang artinya “pahala bacaan ini diperuntukan kepada arwah…. “.

Membaca bacaan tahlil dengan lafadz tersebut juga dinamakan meng-hadhorohi, yang dalam ucapan orang awam menjadi “kandorohi”, dan dari kata-kata ini rupanya ucapan berubah menjadi “kenduri”.

Lalu berkat. Pada umunnya, orang yang menyelenggarakan hajat tahlilan itu menyediakan makanan untuk diberikan kepada orang-orang yang diundang dan dimintai bantuan bacaan tahlil itu dengan niat sebagai shadakah. Dalam rangkaian acara tahlil, pahala sedakah makanan itu biasanya juga diniatkan untuk arwah yang dituju. Oleh karena itu, acara tahlil yang khusus pengiriman doa semacam ini sering di namakan sedakah, perubahan ucapan dari kata shadaqah.

Sedakah makanan itu biasanya baru disuguhkan atau dibagikan setelah selesainya doa dalam tahlil, baik untuk dimakan di tempat atau dibawa pulang. Dengan perkataan lain, sedakah itu diberikan setelah “diberkahi” dengan doa. Makanan yang sudah diberkahi doa tersebut kemudian disebut “berkat”.

Berkat berasal dari bahasa arab, barkatun, bentuk jamaknya adalah berkat yang artinya kebaikan yang bertambah tambah terus. Penamaan tersebut berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW.:
Ijtamiu ala toamikum wadzkurusmallahi yubariklakum fiihi.

Artinya “berkumpullah pada jamuan makan kamu, dan sebutlah asma Allah ketika hendak makan, niscaya Allah memberkati kamu pada makanan itu. ” (HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim dalan kitab Nadhrah an-Nur, jilid II/Shohifah 16).

Sumber: Buku Tahlil dan Kenduri (Tradisi Santri dan Kiai). Pustaka Pesantren

Mutholibin

Pendidik, Pejuang Keluarga

Tags: berkatkenduritahlil
Previous Post

KH. Mas Alwi dan Warung Kecil di Jalan Sasak

Next Post

Penguatan Aswaja dalam Pembekalan KKN STITMA Tuban 2019

Related Posts

Memahami Tren Wacana Untuk Penyampaian Pesan Dakwah Islam

Memahami Tren Wacana Untuk Penyampaian Pesan Dakwah Islam

by Abdur Rohman Assidiis
August 19, 2025
0

Suluk.id, Akhir-akhir ini, dunia jagat maya sedang digencarkan oleh wacana perbincangan filsafat. Hal ini dipicu oleh salah satu sosok yang...

Memaknai Tiga Ekspresi Kemerdekaan

Memaknai Tiga Ekspresi Kemerdekaan

by Nur Aziz Muslim
August 9, 2025
0

Kemerdekaan bukan sekadar hanya bebas dari penjajahan secara fisik, akan tetapi harus dimaknai sebagai suatu keadaan yang disitu bebas dari...

Merangsang Guru PAI Gairah Berliterasi

Merangsang Guru PAI Gairah Berliterasi

by Mukani
July 29, 2025
0

Tradisi literasi di Indonesia masih perlu ditingkatkan karena masih jauh dibanding negara-negara lainnya. United Nations Education, Scientific and Cultural Organization...

AKULTURASI BUDAYA SEBAGAI PILAR MODERASI DI LINGKUNGAN SOSIAL

AKULTURASI BUDAYA SEBAGAI PILAR MODERASI DI LINGKUNGAN SOSIAL

by elhimmah
July 18, 2025
0

Kehidupan masyarakat yang majemuk, perjumpaan budaya dan agama menjadi realitas yang tidak bisa dihindari. Sebut saja di Indonesia. Sebuah negeri...

Next Post
KKN Stitma Tuban

Penguatan Aswaja dalam Pembekalan KKN STITMA Tuban 2019

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sosial Media

Terkait

Di Balik Tisu Murah, Ada Harga Sebuah Kehidupan

Di Balik Tisu Murah, Ada Harga Sebuah Kehidupan

August 20, 2025
Tampilkan Dua Tumpeng Raksasa, Pawai Budaya Etnik Indonesia SMA Negeri 1 Jombang

Tampilkan Dua Tumpeng Raksasa, Pawai Budaya Etnik Indonesia SMA Negeri 1 Jombang

August 20, 2025
Sugeng Tindak KH Muhammad Thoifur Mawardi, Senyumnya Menyejukkan Ucapannya Menenangkan

Sugeng Tindak KH Muhammad Thoifur Mawardi, Senyumnya Menyejukkan Ucapannya Menenangkan

August 19, 2025
Suluk.id - Merawat Islam yang Ramah

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan.

Suluk.ID © 2025

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kerjasama
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan

Suluk.ID © 2025