Suluk.ID
Sunday, June 22, 2025
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
Suluk.ID
Home Pitutur

Mengapa Orang Lebih Terenyuh Mendengar Motivator Ketimbang Bacaan Alquraan?

by Refki Rusyadi
August 31, 2019
in Pitutur
Mengapa Orang Lebih Terenyuh Mendengar Motivator Ketimbang Bacaan Alquraan?
Share on Facebook

Sering kita dengar di beberapa riwayat, para sahabat Nabi Muhammad kedapatan menangis tersedu-sedu, ketika ayat al-Qur’an di lantunkan, baik oleh Nabi sendiri maupun sahabat yang lainnya.

Tamsilan yang paling masyhur kita ketahui pada riwayat sahabat Umar bin Khattab ketika mendengar adiknya membacakan surat Al-Thoha kepadanya maka terjatuhlah seketika pedang yang sedang terhunus dibawanya. Hatinya tersentuh jatuh semacam tercabik haru.

Bahkan kerongkongannya semacam tersedak menahan tangis mengakui keluhuran bahasa maha dahsyat yang mungkin baru kali itu ia dengar. Dan puncaknya sahabat Umar bin khattab mennyatakan Syahadat dan masuk Islam

Dari beberapa riwayat tadi sering saya renungkan, mengapa sedikitpun saya tidak pernah tersentuh hati kemudian merasa haru ketika mendengar maupun sedang melantunkan ayat-ayat Qur’an yang saya baca sendiri.

Jikalau ada rasa nyaman di hati, itupun ketika lantunan ayat tadi dilantunkan oleh Qori’ ternama dan saya pun hanya khusyuk menikmati untaian nada dari sang Qori tapi bukan pada kandungan ayatnya.

Dan baru saja, mungkin tepatnya 10 menit sebelum saya mengetik curhatan ini, saya mendengarkan Kang Maman seorang yang piawai membuat epilog ternama yang sering hadir di beberapa acara talkshow di TV.

Saat itu kang Maman membacakan epilog tentang indahnya akhlak Nabi Muhammad yang menebar Islam rahmatan lil almain. Tak tahu kenapa seketika rasa haru dan tetesan airmata saya hadir di saat yang bersamaan. Ini bukan soal piawainya Kang Maman membacakan Epilog, karena memang disetiap kesempatan beliau sering membacakan epilognya di tema-tema yang lain.

Toh, terkadang saya biasa-biasa saja menikmati epilog kang Maman pada tema yang lain tadi. Tapi ini semacam magic. Mungkin karna saya paham bahasanya, sebab kang Maman membahasakan epilognya dengan bahasa Indonesia hingga saya bisa paham arti dan kandungan epilognya secara detail.

Kembali menyoal kenapa ketika lantunan Ayat suci tadi belum bisa menyentuh hati saya secara total, karena saya pribadi tidak menguasai bahasa yang indah ini dengan utuh dan sempurna.

Saya menganalogikannya dengan beberapa kisah sahabat tadi, mereka seketika menangis dan semakin kuat iman dan islamnya setiap mendengar maupun membaca lantunan ayat. Karena Alquran sendiri berasal dari bahasa “ibu” mereka. Saya mengandaikan jika saja saya seorang native arabic, mungkin saja saya akan menangis dan mengharu ketika mendengar maupun membaca lantunan ayat Alqr’an di tiap harinya.

Ini hanya pengalaman kecil dan terkhususkan buat saya yang selalu berharap kepada Tuhan agar hidayah dan iman selalu tetap dicurahkan olehNYA
Amien..

Refki Rusyadi

Dosen IAIN Tulungagung.

Previous Post

Kenduren, Fiqh Dakwah Sunan Bonang

Next Post

Corak dan Metode Dakwah Pesantren Sunan Bonang

Related Posts

Mencintai Tuhan Saat Mentadabburi Al-Qur’an

Mencintai Tuhan Saat Mentadabburi Al-Qur’an

by Araffah
June 17, 2025
0

Mentadabburi Al-Qur'an sebagai sebuah proses merenungkan, memikirkan dengan seksama, atau memperhatikan dengan mendalam tentang apa yang ada dalam sebuah ayat...

Permasalahan Mental Bukan Hanya Soal Ibadah

Permasalahan Mental Bukan Hanya Soal Ibadah

by elhimmah
June 8, 2025
0

Mengalami permasalahan mental adalah hal yang manusiawi dan perlu untuk ditangani. Dengan memiliki pengetahuan tentang kesehatan mental khususnya diri sendiri...

Menemukan Tawakal Dibalik Que Sera Sera

Menemukan Tawakal Dibalik Que Sera Sera

by elhimmah
June 8, 2025
0

Rilis pada tahun 1956 Que sera sera merupakan sebuah lagu yang diciptakan oleh Jay Livingston dan Rey Evans dengan penyanyi...

Mari Bersama Merawat Semangat Kebangsaan dengan Nilai-Nilai Agama dan Budaya

Mari Bersama Merawat Semangat Kebangsaan dengan Nilai-Nilai Agama dan Budaya

by Redaksi
June 2, 2025
0

Suluk.id - Setiap tanggal 1 Juni, bangsa Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila sebagai momen penting untuk kembali meneguhkan jati diri...

Next Post
gamelan mbonang

Corak dan Metode Dakwah Pesantren Sunan Bonang

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sosial Media

Terkait

Tradisi 1 Muharram: Simbol Spiritualitas Islam Dan Budaya Jawa

Tradisi 1 Muharram: Simbol Spiritualitas Islam Dan Budaya Jawa

June 20, 2025
LAZISNU Grogol Salurkan Beasiswa Prestasi bagi Pelajar Jenjang Dasar

LAZISNU Grogol Salurkan Beasiswa Prestasi bagi Pelajar Jenjang Dasar

June 20, 2025
Bekal Mengahadapi Akhir Zaman: Cinta Kepada Kanjeng Nabi

Bekal Mengahadapi Akhir Zaman: Cinta Kepada Kanjeng Nabi

June 18, 2025
Suluk.id - Merawat Islam yang Ramah

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan.

Suluk.ID © 2025

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kerjasama
  • KIRIM TULISAN
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan

Suluk.ID © 2025