Suluk.ID
Friday, May 9, 2025
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
Suluk.ID
Home Pepanggen

Menikmati Malam Idul Fitri di Makam Asmoroqondi Tuban

by Amrullah Ali Moebin
May 2, 2022
in Pepanggen
Menikmati Malam Idul Fitri di Makam Asmoroqondi Tuban
Share on Facebook

Suluk.id – Setelah berbuka puasa dengan gule kambing dan suwiran pepaya bumbu merah, saya leyeh-leyeh di teras rumah. Belum ada kepastian pemerintah menetapkan Idul Fitri tapi masjid di dekat rumah sudah mengumandangkan takbir. Ah, sungguh syahdu sekali malam ini. Tak lama, kabar hilal sudah terlihat disampaikan oleh para petugas pelihat hilal, akhirnya mushola kecil dekat rumah mengumandangkan takbir. Lega, semua akan merayakan Idul Fitri esok hari. Baik yang puasa duluan maupun belakangan akan menikmati opor ayam besok. 

Tahun ini, hari raya tak seperti setahun lalu bagi sebagian orang. Saya sebagai perantau sungguh menikmati sekali bisa menjalani malam terakhir Ramadhan di rumah bersama Emak dan Adik-adik saya. 

Malam semakin larut, gema takbir terus saja saling bersahut. Saya memutuskan untuk menikmati malam Idul Fitri ini dengan melihat jalanan tapi di tengah perjalanan saya memacu motor menuju arah pesisir pantai. Dalam hati saya kok ingin sambang Makam Waliyullah Syeh Maulana Ibrahim Asmoroqondi, Ayah Sunan Ampel. 

Sampai di jalur Palang-Paciran suasana mulai ramai. Beberapa kendaraan melintas. Mereka adalah orang tua yang sedang momong anaknya. Persis di depan gang masuk makam Mbah Asmoroqondi ramai sekali. Mirip pasar malam. Aneka permainan dan dagangan berjajar di sana. Semua pengunjung tampak gembira. Mereka akan merayakan Idul Fitri. 

Saya memacu motor menuju ke komplek makam Mbah Asmoroqondi. Sesampai di pelataran Masjid tidak seramai biasanya. Kumandang takbir lagi-lagi membuat hati terus berdesir. Hanya ada beberapa orang yang duduk di teras Masjid. Para jamaah itu sedang memandang langit, menikmati sekali suasana malam ini. 

Langkah saya berlanjut masuk ke gerbang makam yang ada di sisi selatan masjid. Hanya ada satu rombongan yang membaca tahlil. Saya memilih duduk di dekat makam Mbah Asmoroqondi. Mata saya secara perlahan memandangi makam itu. Ingin rasanya berbagi cerita pada Mbah Asmoroqondi tapi untuk malam ini saya urungkan. Saya hanya ingin bahagia di depan Mbah Asmoroqondi. 

Dalam pikiran saya hanya muncul bayangan tentang bagaimana perjuangan para Waliyullah itu berjuang saat pertama kali di Bumi Tuban. Cara mereka berkomunikasi dengan masyarakat dan memandu masyarakat saat itu. Apakah mereka berteriak ini haram, itu haram. Ah, tidak demikian. Seperti yang ada di buku, para wali itu berdakwah dengan cara-cara yang sangat epik.

Lamunan saya buyar setelah mendengar pekikan tahlil. Oh, para peziarah sudah mulai ada yang datang lagi. Saya beranjak berdiri. Dalam batin saya mengucap salam ke Mbah Asmoroqondi untuk pamit.

“Mbah, doakan Bangsa ini baik-baik saja. Semoga tradisi masyarakatnya terus lestari tak termakan teknologi dan industri. Sesama warga saling menjaga. Guyub rukun dan tidak kemrungsung,” 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. (*)

Amrullah Ali Moebin

Redaktur suluk.id

Tags: Asmoroqondi
Previous Post

Kisah Tentang KH Zulfa Mustofa

Next Post

LEBARAN, LABURAN, LUBERAN, LEBURAN, DAN LIBURAN

Related Posts

Mbah Canthing Sebagai Lurah Pertama Desa Mlorah

Filosofi Nyadran dan Akulturasi di Desa Mlorah

by Mukani
April 24, 2025
0

Tradisi nyadran di Desa Mlorah Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk tahun ini digelar hari Jumat Pahing, tanggal 25 April 2025. Ini...

Jejak Laskar Pangeran Diponegoro di Desa Mlorah Rejoso Nganjuk, Mbah Canthing dan Perang Jawa

Jejak Laskar Pangeran Diponegoro di Desa Mlorah Rejoso Nganjuk, Mbah Canthing dan Perang Jawa

by Mukani
April 21, 2025
0

Tumenggung Sri Moyo Kusumo adalah salah satu pejabat di Kerajaan Mataram Islam. Tugas utamanya adalah menikahkan masyarakat. Dia diperkirakan lahir...

Wisata Krangkeng dan Para Dedemit yang Beradaptasi

Wisata Krangkeng dan Para Dedemit yang Beradaptasi

by Ahmad Natsir
April 16, 2021
0

Tahun 2014, di tepat di tengah makam itu mulai dipasang sebuah lampu besar untuk menerangi makam. Kegelapan pun menghilang kala...

Mengunjungi Pesarean Kiai Shiddiq, Penyebar Islam di Jember

by Dwi Khoirotun Nisa
November 13, 2020
0

Sudah satu tahun enam bulan saya tinggal di Jember. Namun baru seminggu yang lalu saya berhasil melangsungkan agenda ziarah ke...

Next Post
Sumpah Pemuda(k) dan Pemudi(k)

LEBARAN, LABURAN, LUBERAN, LEBURAN, DAN LIBURAN

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sosial Media

Terkait

Khoirul Malik: Bahasa dan Proposal Riset adalah Kunci Menembus Beasiswa Studi Internasional

Khoirul Malik: Bahasa dan Proposal Riset adalah Kunci Menembus Beasiswa Studi Internasional

May 7, 2025
Keberuntungan Adalah Kesempatan Bertemu Kemampuan, Rudi Cahyono Bagikan Perjalanan Inspiratif Raih Beasiswa Unggulan Kemendikbud

Keberuntungan Adalah Kesempatan Bertemu Kemampuan, Rudi Cahyono Bagikan Perjalanan Inspiratif Raih Beasiswa Unggulan Kemendikbud

May 7, 2025
Scholarship Station FUAD UIN SATU Hadirkan Cerita Inspiratif Syahril Siddik, Alumni Leiden University

Scholarship Station FUAD UIN SATU Hadirkan Cerita Inspiratif Syahril Siddik, Alumni Leiden University

May 7, 2025
Suluk.id - Merawat Islam yang Ramah

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan.

Suluk.ID © 2025

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen

Suluk.ID © 2025