Rilis pada tahun 1956 Que sera sera merupakan sebuah lagu yang diciptakan oleh Jay Livingston dan Rey Evans dengan penyanyi aslinya Doris Day. Bermakna “ apapun yang terjadi biarlah terjadi” kata Que sera sera lebih dekat dengan bahasa Spanyol meskipun kata ini dari Italia. Lagu ini bercerita tentang seorang anak yang bertanya kepada ibunya bagaimana kehidupan ia nantinya , kemudian sang ibu menjawab dengan kata Que sera sera dengan lanjutan liriknya ” whatever will be will be ,the feature’s not ours to see” “apapun yang akan terjadi terjadilah, masa depan bukanlah hal yang bisa kita lihat” . jika dipahami lebih dalam lagi lagu ini mengajarkan kita untuk bisa memeluk takdir, dengan memegang dan berfokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan, diluar itu biarkan berjalan sesuai alurnya karena Tuhan yang lebih tau. Perilaku ini bisa disebut dengan stoicism, sebuah aliran filsafat Yunani kuno yang mengajarkan tentang kebajikan dan pengendalian diri. Seperti ungkapan yang pernah ditulis oleh seorang tokoh filsafat Yunani Epictetus “Beberapa hal berada dalam kendali kita dan lainnya tidak”
Dalam Islam konsep seperti ini biasa disebut dengan tawakal. Secara umum makna tawakal ialah sikap berserah diri kepada Allah setelah melakukan usaha maksimal. Menurut Imam Ahmad Ibnu Hambal atau yang lebih kita kenal dengan Imam Hambali tawakal merupakan perbuatan hati. Sejalan dengan Imam Hambali tentang tawakal Abu Qashim Al Qusyairi memberikan penjelasan dalam kitabnya Risalah AL Qusyairiyah
واعلم أن التوكل محله القلب والحركة بالظاهر لا تنافي التوكل بالقلب بعد ما تحقق العبد أن التقدير من قبل الله وإن تعثر شئ فبتقديره وإن اتفق شئ فبتيسيره
“Ketahuilah bahwa tawakal bertempat di dalam hati, dan usaha lahiriah tidaklah merusak sifat tawakal dalam hati selama sang hamba meyakini bahwa takdir datang dari sisi Allah. Apabila suatu perkara terasa sulit maka hal tersebut datang dari takdir Allah. Dan apabila suatu perkara selaras dengan keinginannya maka hal tersebut datang dari pertolongan Allah.”
Dapat diartikan bahwa ketika kita bertawakal hal itu tidak bisa di buktikan dengan lisan, ataupun tindakan fisik lainnya. Perlu digaris bawahi meskipun tawakal adalah perbuatan hati sikap berserah diri sepenuhnya tanpa melakukan suatu usaha itu tidak bisa disebut dengan tawakal. Dalam lagu ini pesan tersebut tersampaikan secara implisit “ apapun yang terjadi terjadilah” secara tidak langsung narasi ini mengajarkan kita untuk percaya pada takdir yang telah ditetapkan oleh Allah dan dijelaskan dengan narasi pada bait selanjutnya “ masa depan bukanlah hal yang bisa kita lihat “ dalam kalimat ini bisa kita telaah lebih dalam lagi masa depan memanglah bukan perkara yang bisa kita lihat tapi mengusahakan semaksimal mungkin untuk masa depan itulah hal yang harus kita lakukan baik itu akan berjalan sesuai harapan kita ataupun tidak, kita kembalikan seperti pada narasi sebelumnya “ apapun yang terjadi terjadilah” dengan pasrah pada kehendak Allah.
Pada kebanyakan kasus seseorang yang tidak bertawakal kepada Allah akan berekspektasi berlebihan terhadap usaha yang telah dia lakukan. Hal itu akan berdampak buruk bagi dirinya dan cenderung menyalahkan keadaan serta kecewa ketika ekpektasinya tidak tercapai. Pun apabila keinginannya tercapai mereka akan membanggakan dirinya sebab usaha keras yang ia lakukan. Sebaliknya seseorang dengan sikap tawakalnya kepada Allah akan mudah bersyukur meskipun pencapaiannya tidak sesuai ekspektasi. Mereka jauh lebih tegar dan ikhlas karena yakin itu semua ketentuan Allah. Dan sikap seperti inilah yang harus dipraktikkan agar hidup kita jauh lebih tenang karena terkadang kita terlalu sibuk dengan hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan sehingga memicu rasa kekhawatiran yang berlebih .
Oleh Arini Azkiyatun Nada
Mahasiswa Ilmu Al Qur’an dan Tafsir
UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung