Suluk.id, Tulungagung – Menjelang puncak acara Journo Fest Vol. 2, Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung menggelar kegiatan Bedah Karya Tulis dan Film Dokumenter, Rabu (2/7/2025), di Laboratorium Broadcasting Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah. Kegiatan ini bertujuan menyeleksi karya video dokumenter mahasiswa terbaik sekaligus memberikan ruang apresiasi dan evaluasi konstruktif atas karya mereka.
Acara ini menghadirkan lima narasumber dari berbagai latar belakang keilmuan dan profesi, yakni Barlian Anung P., S.Kom., M.A., Danu Sukendro (Aliansi Jurnalis Independen/AJI), Fionna Crishtabella, S.Sn., M.A., Amrullah Ali Moebin, M.I.Kom., dan Ulfi Nurfaizah, M.Sos.
Salah satu narasumber, Danu Sukendro dari AJI, memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini yang dinilainya sebagai ruang penting bagi mahasiswa untuk belajar sekaligus membangun portofolio.
“Saya mengapresiasi acara ini. Ini merupakan inisiasi yang patut diapresiasi karena menjadi wadah bagi mahasiswa untuk berkarya dan membangun portofolio secara nyata,” ungkapnya.
Danu juga menggarisbawahi bahwa rangkaian kegiatan Journo Fest telah melampaui batas kampus dan menyentuh masyarakat secara langsung.
“Rangkaian acaranya tidak hanya di dalam kampus. Mahasiswa KPI sudah mulai berani menunjukkan karya ke masyarakat. Ini luar biasa, dan tentu menjadi tantangan tersendiri bagi mereka untuk terus berkembang,” tambahnya.
Selama mengikuti acara, Danu mengaku terkesan dengan sikap panitia yang dinilainya komunikatif, responsif, dan kooperatif. Hal ini sangat membantunya dalam menjalankan tugas sebagai pemateri.
“Teman-teman panitia sangat kooperatif. Mereka merespons cepat, memberikan informasi secara detail, dan membantu saya menyampaikan materi dengan maksimal,” jelasnya.
Terkait kualitas karya yang dibedah, Danu memberikan penilaian objektif. Ia menilai, meski masih dalam tahap belajar, sebagian besar mahasiswa telah menunjukkan kemampuan sinematografi yang baik.
“Sekitar 50 persen karya mahasiswa sudah menampilkan teknik sinematografi yang sesuai standar jurnalistik visual. Mereka cukup piawai dalam memainkan kamera dan menyusun visual. Meski demikian, masih perlu perbaikan dari sisi kelengkapan shoot dan narasi,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa keberanian mahasiswa untuk memproduksi film dokumenter, meski belum menguasai teori sepenuhnya, adalah nilai lebih yang patut diapresiasi.
“Mereka sudah berani memproduksi meski belum sepenuhnya menguasai teori. Itu adalah bentuk keberanian yang langka. Dan lebih penting lagi, mereka tidak takut dikritik. Mereka terbuka dan antusias menerima masukan dari rekan-rekannya,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Journo Fest Vol. 2, Muhammad Dandi Rama Wijaya, mengatakan bahwa pelaksanaan acara bedah karya berjalan lancar dan aman.
“Sebagai ketua acara untuk ketiga kalinya, Alhamdulillah, kegiatan ini berjalan lancar dan sesuai rencana,” katanya.
Dandi juga memaparkan perkembangan persiapan menjelang acara puncak yang akan digelar pada Sabtu, 5 Juli 2025, di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso Tulungagung (Taman Budaya Tulungagung).
“Persiapan untuk acara puncak sudah masuk tahap akhir. Setiap divisi tinggal melakukan pengecekan lokasi dan menyusun teknis pelaksanaan,” jelasnya.
Ia berharap seluruh sivitas akademika dan masyarakat dapat hadir serta berpartisipasi dalam puncak Journo Fest Vol. 2.
“Saya berharap semua bisa ikut serta memeriahkan acara puncak nanti. Mari kita sukseskan bersama,” pungkasnya.
Di akhir sesi, Danu Sukendro memberikan pesan kepada mahasiswa agar tidak cepat puas dan terus mengasah kemampuan produksi mereka.
“Jangan cepat puas dan jangan takut salah. Terus berkarya, dengarkan kritik, dan jadikan itu bahan peningkatan. Produksi karya yang produktif dan bermanfaat. Tetap semangat,” pesannya.
Reporter : Rio
Suluk.id merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan